KEREN DENGAN MENJADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

0
277

keutamaan-membaca-alquran-galuh-ngaji-300x200

JIC – Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa anak adalah peniru ulung. Anak akan menganggap keren apa-apa yang dianggap keren oleh orang-orang yang paling banyak berinteraksi dengannya. Apa yang paling banyak dilakukan dan dibicarakan oleh anggota keluarganya, itulah yang akan dianggap penting dan keren oleh anak-anak. Maka tak heran, jika seorang penyanyi kerapkali lahir dari keluarga penyanyi. Seorang perokok, kerap lahir dari keluarga perokok. Seorang hafidz, kerap lahir dari keluarga hafidz. Seorang ulama, kerap lahir dari keluarga ulama.

Maka langkah awal kita sebagai orang tua muslim adalah bagaimana membuat Al-Qur’an menjadi penting dan keren bagi anak-anak. Itu artinya Al-Qur’an harus menjadi hal yang paling sering kita bicarakan di rumah. Semua obrolan sedapat mungkin berujung pada hikmah dari Al-Qur’an. Bahkan obrolan paling ringan sekalipun seperti misalnya anak melihat burung melintas di langit tanpa mengepakkan sayap. Kita bisa langsung membacakan Surah Al-Mulk ayat 19: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung, yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka. Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”, dan mentaddaburinya bersama.

Tilawah juga harus menjadi hal yang paling sering kita lakukan di rumah. Tak cukup dengan menyuruh anak-anak tilawah sedangkan mereka tak pernah melihat kita tilawah. Anak-anak justru harus lebih sering melihat kita tilawah agar mereka bisa merasakan bahwa ternyata Al-Qur’an itu memang benar-benar penting. Jika tak penting, tak mungkin sering-sering dibaca. “Membacakan ayat-ayat Allah” adalah tugas utama para rasul dahulu, termasuk Rasulullah SAW, dan kini termasuk menjadi tugas kita para orang tua untuk meneruskannya kepada generasi berikutnya.

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka, Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” – (QS.Al-Jumuah:2)

Menghafal Al-Qur’an pun harus menjadi sesuatu yang paling membanggakan bagi setiap anggota keluarga. “Hafalan Al-Qur’anmu sudah sampai mana, Nak?” menjadi sapaan yang lazim dalam keluarga. Jika ingin memberi penghargaan dengan perayaan atau hadiah atas hafalan Al-Qur’annya, harus dibuat lebih meriah daripada penghargaan atas kelulusan, kenaikan kelas, atau atas rangking di kelas, jika masih ada rangking.

Tentu semua harus di mulai dari orang tua. Seberapa penting Al-Qur’an bagi sang ayah dan ibu, sepenting itulah Al-Qur’an bagi anak-anak.Seberapa penting Al-Qur’an diperlakukan dalam keluarga inti, sepenting itulah Al-Qur’an bagi diperlakukan oleh anak-anak.

Karena saat ini pendidikan anak sudah lazim berpartner dengan sekolah, maka carilah sekolah yang juga membuat Al-Qur’an selalu dibawa-bawa dalam setiap pembelajaran di kelas. Misal “Jadi sudah fahamkah kalian bahwa hari ini kita belajar tentang waktu karena Allah ada bersumpah dengan waktu bahwa kita manusia paling banyak rugi dalam menggunakan waktu? Wal ‘ashr. Innaal-insaana lafii khusr?”

Bukan hanya dalam formalitas di kelas, Al-Qur’an juga harus menjadi hal yang paling sering dibicarakan guru-gurunya dalam obrolan keseharian, dan menjadi hal yang paling sering ditanyakan “kabar”nya pada anak didiknya. Misalnya “Hafalan Al-Qur’anmu sudah sampai mana, Nak?” atau “Apa hari ini kau mendapat hikmah baru di kelas yang menambah keimananmu kepada Allah?”

Dan terakhir, kurangilah interaksi anak dengan hal-hal yang membuat mereka lalai dari Al-Qur’an.

Dan Allah Lebih Tahu Yang Sebenarnya.

Sumber ; Umi-online.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here