JIC, JAKARTA –Sekretaris Jendral (Sekjen) WZF, Ahmad Juwaini mengatakan, kedepannya diharapkan akselerasi dan gerakan WZF akan semakin lebih baik lagi. Terutama lebih baik dalam tiga hal yang akan menjadi target WZF kedepannya.
Pertama, memperbanyak negara-negara yang ikut terlibat dalam WZF. “Kedua, bagaimana meningkat hasil-hasil gagasan dan pemikiran WZF baik secara manajemen maupun secara fikih,” kata Ahmad saat konferensi pers World Zakat Forum (WZF) 2017 di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu (15/3).
Ketiga, bagaimana melakukan sinergi perzakatan dunia terutama dalam mengatasi kemiskinan dan bencana. Ia berharap tiga hal yang menjadi target WZF tersebut bisa diemban oleh kepengurusan WZF yang akan datang. Mudah-mudahan WZF akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Karena itu, konferensi WZF tahun ini diharapkan bisa dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga, bisa menghasilkan gagasan untuk mengatasi kemiskinan dan juga bisa menghasilkan kepengurusan yang lebih baik.
Sinergi perzakatan dalam mengatasi kemiskinan dan bencana
WZF tahun ini juga akan membahas upaya-upaya untuk menemukan solusi dan cara memanfaatkan zakat. Supaya zakat bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan yang masih melanda banyak negara. “Karena kita semua ketahui, kemiskinan di dunia masih cukup menerpa banyak negara-negara Muslim,” ujarnya.
Dikatakan dia, berdasarkan data yang dirilis PBB. Di empat negara orang yang miskin dan kelaparan jumlahnya sudah lebih dari 20 juta. Jadi, diperkirakan di negara-negara Muslim ada sekitar 60 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, zakat harus diupayakan untuk mengatasi kemiskinan.
Konferensi WZF tahun ini juga dalam rangka mencari solusi dari segi fikih zakat dan programnya. Jadi, akan merumuskan program yang bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan. “WZF juga berupaya untuk melahirkan panduan pengelolaan zakat secara manajemen dan fikih,” jelasnya.
Sekretaris Jenderal World Zakat Forum (WZF) Ahmad Juwaini mengatakan Konferensi Forum Zakat Dunia/WZF juga membahas upaya pengentasan kemiskinan karena sebagian besar negara-negara dengan warga mayoritas Muslim penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan.
“Konferensi ini bertujuan untuk merevitalisasi peran zakat dalam mengambil bagian dari masalah sosial-ekonomi yang terkait dengan kemiskinan dan pemberdayaan umat,” kata Juwaini.
Dia mengatakan konferensi tersebut juga menggelar suksesi pemilihan sekretaris jenderal WZF yang baru.
WZF, kata Juwaini, adalah forum kerja sama lembaga-lembaga zakat sedunia. Konferensi WZF, kata dia, diadakan setiap tiga tahun dengan mengundang orang-orang yang bekerja pada urusan dan kegiatan zakat dari berbagai belahan dunia, termasuk dari negara non-Muslim.
WZF tahun 2017 tersebut diadakan di Jakarta pada 14-16 Maret. Periode 2014, forum tersebut digelar di New York, Amerika Serikat. Anggota WZF terdiri dari Indonesia, Arab Saudi, Bosnia Herzegovina, Maroko, Malaysia, Bangladesh, Sudan, Brunei Darussalam, Uganda, Nigeria, India, Jepang, Australia, Vietnam, Kamboja dan Cyprus.
Sementara itu, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo mengatakan tren penghimpunan zakat melalui seluruh organisasi pengelola (amil) zakat resmi di Indonesia terus meningkat. Tahun ini, kata dia, penghimpunan ditargetkan mencapai Rp6 Triliun atau meningkat 20 persen dari tahun 2016. Jumlah tersebut diharapkan dapat mengentaskan 1 persen penduduk miskin di tanah air atau sekitar 280 ribu jiwa.
Indonesia melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setelah konferensi WZF tahun ini, kedepannya pengurus baru WZF diharapkan bisa membawa WZF lebih baik lagi dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Sumber ; republika.co.id













