KOTA SUCI DI ETHIOPIA YANG MELARANG PEMBANGUNAN MASJID: ‘KAMI LEBIH BAIK MATI’

0
582

 

JIC, ETHIOPIA—Bagi kelompok Kristen Ortodoks di Ethiopia, kota kuno Aksum adalah tempat suci, rumah dari Ratu Syeba dan Tabut Perjanjian yang disebut dalam Alkitab.

Tabut itu diyakini berisi 10 perintah yang diturunkan Tuhan kepada Musa, dan disebut-disebut berada dalam penjagaan para biarawan di kota itu.

Bagaimanapun, ada beberapa kelompok Muslim berupaya membangun masjid di kota itu — usulan yang ditolak oleh para pemimpin Kristen; mereka mengatakan bahwa mereka lebih baik mati.

“Aksum adalah Mekah kami,” kata pendeta senior Godefa Merha, yang percaya bahwa seperti halnya gereja dilarang di tempat paling suci bagi agama Islam itu, masjid tidak bisa dibangun di Aksum.

“Aksum adalah tempat suci. Kota ini adalah biara,” kata Godefa, wakil kepala Gereja Our Lady Mary of Zion.

 

Sikap yang telah sejak lama dipegang para penganut Kristen Ortodoks ini sekarang menjadi pusat kontroversi, ketika beberapa Muslim berhimpun di bawah panji “Keadilan bagi Muslim Aksum”. Mereka menuntut hak membangun masjid di kota itu, dan mengumandangkan azan – “Allah Mahabesar” – dengan pelantang suara.

Banyak orang yang menyayangkan kontroversi ini karena Kerajaan Aksum, salah satu peradaban paling kuno di dunia, pernah terkenal akan toleransi beragamanya.

Menurut penganut kedua agama, umat Muslim pertama kali tiba di kerajaan itu tak lama setelah kebangkitan Islam pada sekitar 600 Masehi sebagai migran, melarikan diri dari persekusi para penguasa Mekah yang waktu itu belum menerima Islam.

Sang raja yang beragama Kristen menyambut mereka dengan tangan terbuka, dan memberikan umat Islam tempat bernaung pertama di luar Semenanjung Arab.

Hari ini, kaum Muslim mencakup 10% dari populasi Aksum yang secara keseluruhan mencapai 73.000 warga — 85% dari mereka adalah pengikut Kristen Ortodoks, dan 5% sisanya penganut denominasi Kristen lainnya.

‘Muslim terpaksa salat di luar ruangan’

Warga Muslim, Abdu Muhammad Ali, usia 40 tahun, mengatakan bahwa selama beberapa generasi keluarganya telah menyewa rumah milik warga Kristen sebagai tempat ibadah bagi warga Muslim.

Seorang laki-laki menuntun unta di kawasan Muslim di Aksum, EtiopiaHak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionPasar di kawasan tempat tinggal Muslim di Aksum.

“Kami punya 13 masjid sementara. Pada hari Jumat, jika mereka [beberapa warga Kristen] mendengar kami menggunakan pelantang suara, mereka bilang kami menghina Bunda Maria,” ia mengeluh.

Aziz Muhammad, dokter tradisional yang telah tinggal di Aksum selama 20 tahun, berkata beberapa Muslim terpaksa melaksanakan salat di luar ruangan karena tidak ada masjid.

“Di sini, kami, Muslim dan Kristen, hidup bersama. Umat Kristen tidak melarang kami salat, tapi selama bertahun-tahun, banyak dari kami yang salat di jalan. Kami butuh masjid,” ujarnya.

Map

Persoalan ini jelas menciptakan ketegangan di antara masyarakat. Abdu awalnya enggan bicara kepada saya yang merupakan penganut Kristen Ortodoks. Dia hanya bersedia berbincang setelah beberapa kali dibujuk dan mengecek identitas saya.

Sementara Aziz, yang lahir dari ibu Kristen dan ayah Muslim, menolak berbicara lebih jauh tentang topik ini. Ia hanya berkata: “Di sini Anda hidup takut pada satu sama lain.”

 

 

 

sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fourteen − five =