MADINAH

0
1235

9 Fakta Unik Masjid Nabawi _ 4

JIC – Sejarah dan Perkembangan Kota Madinah

Perkembangan sejarah dan peradaban kota madinah melalui beberapa tahapan. Untuk mengetahui perkembangannya, mesti ditelusuri dari beberapa periode sebelumnya. Disamping itu juga harus mengetahui seberapa tinggi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada masing-masing periode.

Sejarah dan perkembangan kota madinah telah dimulai jauh sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota yang dulunya dikenal dengan nama Yatsrib.

Kedudukan Kota Madinah

Kota Madinah adalah kota yang kenal dengan sebutan Madinah Al Munawwarah, yang artinya kota yang bersinar. Jarak antara Madinah ke Makkah kira-kira 425 km. Madinah terletak di tengah-tengah tanah yang subur.  Di sebelah barat laut terdapat pemandangan bukit sila’, dan di selatan, ada Jabal ‘Eir dan Wãdi “Aqìq. Jabal Uhud, Jabal Tsur dan Wãdi Qanaf menjadi satu kawasan pada bagian utara. Sedangkan di timur terdapat satu kawasan Harrah atau  disebut kawasan tanah hitam (Waqim Asy-Syarqiyyah) dan Harrah Wabrah Al Gharbiyyah  terletak di sebelah barat kota Madinah.

Tanah Harãm Madinah memiliki panjang 16 km. Pengukuran ini dimulai dari Jabal Tsur ke Masjid Nabawi kira-kira 8 km dan dari Jabal ‘Eir ke Masjid Nabawi berjarak 8 km pula. Jadi panjang kota Madinah dari utara ke selatan diperkirakan 16 km.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Tanah Harãm Madinah itu diantara Bukit ‘Eir dan Bukit Thur….”

Hadits tersebut menjelaskan panjang kota Madinah. Sementara lebar kota Madinah dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Yaitu “Di antara dua tanah hitam (kota Madinah)”

pasukanwahabi

Penduduk Awal Madinah

Madinah adalah nama yang diberikan Rasulullah SAW sebagai pengganti Yatsrib. Secara etimologi, kata Madinah merupakan kata benda yang menunjukkan tempat yang artinya tempat yang ditempati dan di bangun peradaban di atasnya. Sedangkan nama Yatsrib sendiri diberikan oleh orang – orang  Jahiliyah. Nama lain dari Madinah adalah Thayyibah. Dalam salah satu riwayat dijelaskan, ‘orang Jahiliyah dulu menyebut Madinah dengan yatsrib, kemudian Rasulullah SAW menyebutnya Thayibbah”.

Perubahan nama dari Yatsrib menjadi Madinah dilakukan Rasulullah SAW setelah beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib. Inilah langkah awal terbentuknya Daulah Islãmiyah pertama di muka bumi. Peristiwa hijrah ini juga memberikan keterangan atas berdirinya Negara Islam Madinah yang dipimpin Rasulullah SAW dengan sistem yang beliau bangun sesuai syarat-syarat minimal untuk disebut sebagai sebuah negara.

Pendirian Kota Madinah dan Perkembangannya

Menurut ahli sejarah, orang yang pertama kali mendirikan kota madinah bernama Yatsrib. Dia adalah salah seorang dari keturunan Nabi Nuh AS. Ia merupakan generasi ke enam dari keturunan Nabi Nuh AS dan pula yang berpendapat bahwa ia berasal dari  generasi ke delapan. Yatsrib memimpin sebuah kabilah yang bernama A’bil. Pada waktu yang bersamaan, banyak sekali maupun berkelompok. di antara mereka adalah banga ‘Amaliq. Mereka mendirikan perkebunan dan berhasil menjalankan pengembangan di kota Madinah.

Beberapa abad sebelum Masehi terdapat beberapa kerajaan seperti kerajaan Ma’iniyin, Kerajaan Saba’iyin dan kerajaan Kaldaniyin yang berada dibawah kekuasaan Madinah. Inilah yang memicu terjadinya perubahan besar. Perkembangan tersebut menambah kesejahteraan dan kemajuan perekonomian, yang diperoleh dari Kalifah Perdagangan yang melewati kota Madinah. Pada tahun 589 SM, sekelompol orang Yahudi yang diusir oleh Nebukadnezar (Bukhtanasshor) datang ke Madinah yang kemudian disusul oelh para pengungsi dari negara lain.

Pada tahun 132 M, tiga kabilah Yahudi yaitu kabilah Bani Quraizhah, Bani Nazhir dan Bani Qainuqã datang ke kota Madinah. Mereka banyak melakukan aktifitas di perkebunan karena mereka sangat menguasi dan ahli dalam bidang tersebut. Dengan keahlian yang dimilikinya, mereka dapat memproduksi dan mengelola hasil perkebunan dengan baik.

ilustrasi-masjid-nabawi-tempo-dulu-_141024161720-684

Ketika bendungan Ma’arib di negeri Yaman mengalami keruntuhan, kabilah Aus dan Khadraj mengungsi dari Yaman ke Madinah. Pada saat yang bersamaan, orang Yahudi membutuhkan pekerja-pekerja yang memiliki keuletan dalam bekerja. Merekapun memperkerjakan kabilah Aus dan Khadraj di perkebunan yang mereka miliki.

Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi kaum Aus dan Khadraj semakin membaik. Kondisi ini menumbuhkan rasa takut dari orang-orang Yahudi. Karena mereka akan disaingi oleh Kaum Aus dan Khadraj. Bermula dari sini, terjadilah pertikaian diantara dua kubu. Para tokoh dari masing-masing kubu bersepakat untuk mengadakan perjanjian dengan menyatakan bahwa kedua belah pihak dapat hidup dengan keadaan damai dan bersatu membela kota madinah apabila ada penyerangan dari kota lain. Namun perjanjian ini tidak berlangsung lama. Orang-orang Yahudi melanggar perjanjian tersebut. Mereka berusaha menjatuhkan kaum Aus dan Khadraj.

Kaum Yahudi telah melakukan pembunuhan terhadap beberapa kaum Aus dan Khadraj. Kejadian ini mendorong kaum Aus dan Khadraj untuk meminta bantuan dari kaum Ghassasinah yang berada si Syãm. Ghassasinah bergegas membantu kaum Aus dan Khadraj dengan mengirimkan pasukan agar dapat mematahkan kekuatan orang-orang Yahudi. Pada akhirnya, kedua belah pihak kembali melakukan keepakatanyang telah dibuat sebelumnya agar dapat hidup normal serta aman tidak ada persengketaan dan peperangan.

Namun, sudah sikap orang Yahudi yang memiliki perangkai serta tabiat yang tidak baik, mereka tidak suka dengan kehidupan yang damai dan aman yang sedang berjalan, mereka justru menyulut api permusuhan, bahkan sampai menimbulkan keributan, pertikaian, dan fitnah di antara bangsa Arab kaum Aus dan Khadraj.

Sumber; Ensiklopedia Peradaban Islam oleh Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec dan Tim TAZKIA
Buku ini dapat dibaca di Perpustakaan Jakarta Islamic Centre

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

ten + twelve =