JIC – Dua hari lalu sang maestro masjid, pembuat seribu masjid Achmad Noe’man meninggal dunia. Namun karyanya masih tegak berdiri hingga saat ini, seperti Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Masjid Salman ITB, Masjid At-Tin Jakarta, Masjid Raya Batam, Makassar, Bontang, Kalimantan Timur.
Tidak terkecuali Masjid Al Kasiah, sebuah masjid yang dibangun dengan struktur besi baja, dari tiang hingga kerangka atap. Masjid ini juga dikenal dengan masjid besi.
Masjid besi terletak di Jalan Kosambi, Klari, Karawang, Jawa Barat. Masjid ini merupakan masjid keluarga Wongsoredjo sehingga dana pembangunan berasal dari ahli waris keluarga.
Sritomo Wignjosoebroto mengatakan untuk kawasan Klari, Karawang, berdirinya Masjid Al Kasiah memang terkesan kontras sekali, apalagi masjid ini dibangun di tanah keluarga dan dikelola sendiri oleh anak cucu sendiri.
“Masjid tersebut berdiri diatas tanah dai kakek saya almarhum Wongsoredjo, nama Al Kasiah selain ada di dalam Alquran, Kasiah juga adalah nama almarhumah nenek saya,” ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (6/4).
Sritomo merupakan anak dari Soekandar Wignjosoebroto yang memiliki ide untuk membangun masjid tersebut. Namun proses pembangunan masjid tersebut ditangani langsung oleh paman Sritomo, Mohammad Sisman bin Wongsoredjo, putra bungsu Wongsoredjo.
Masjid  diresmikan oleh Sisman tahun 1998 lalu. “Selama pembangunan masjid sampai peresmian saya tidak pernah hadir mengikutinya, karena berada di Texas, AS, namun saya pernah beberapa kali mengikuti Shalat Jumat di masjid ini,” jelas dia.
Melalui Sisman, pamannya, dia mengetahui aritek masjid Al Kasiah adalah Achmad Noe’man dan dibantu putranya yang juga berprofesi sebagai arsitek Khirzan Noe’man. Ketua pengurus masjid Al Kasiah sebelumnya adalah kakak Sritomo, almarhum Soetandyo Wignjosoebroto.
Penggunaan besi diseluruh material bangunan masjid menurut Sritomo adalah pertimbangan masalah sekaligus keinginan dari Sisman. Sisman berharap pembangunan masjid dapat berlangsung cepat dengan kerangka besi tersebut, selain dari kreatifitas sang maestro sendiri.
Sritomo mengaku tidak mengenal dekat dengan sosok sang maestro. Tetapi dia tahu Achmad Noe’man merupakan arsitek masjid modern yang tak pernah meninggalkan ciri khasnya, masjid tak berkubah.
Sumber; Republika.co.id