Menurut K.H. Abdurrahim Radjiun, ulama sufi Betawi terkemuka, bahwa dari semua kitab suci yang ada di muka bumi ini Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang isinya sangat kuat tentang kasih sayang, pesan utamanya adalah tentang kasih sayang. Bahkan, menurutnya, jika isi seluruh Al-Qur`an diringkaskan, maka isinya termaktub di dalam surat Al-Fatihah; dan jika surat Al-Fatihah diringkaskan, maka isinya termaktub di dalam ayat Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Selain itu, masih menurutnya, Rasulullah SAW, sang penyampai Al-Qur`an kepada umat, juga sosok yang sangat pengasih dan penyayang. Allah SWT pun di dalam Al-Qur`an menyebut sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW penuh dengan kasih sayang, yaitu di dalam surat At-Taubah ayat 128 yang artinya:”Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan keimanan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang.”
Setelah Al-Qur`an telah turun dengan sempurna, ajaran Islam telah sempurna, sang penyampainya kepada umat, Rasulullah SAW, juga wafat, ajaran utama atau misi Islam sebagai agama kasih sayang untuk semesta alam, seharusnya dapat terus dijalankan oleh para sahabat dan umat Islam. Namun, ada sebuah hadis yang berbunyi:”Sesungguhnya keimanan akan bersarang ke Madinah sebagaimana ular bersarang ke dalam lubangnya (sarangnya).” (H.R. Imam Bukhari). K.H. Abdurrahim Radjiun menafsirkan hadis ini bahwa setelah Rasulullah SAW wafat, maka keimanan, yaitu keimanan terhadap Islam sebagai agama kasih sayang, setahap demi setahap meninggalkan umat Islam dan akhirnya kembali kepada sang penyampai awal ajaran agama kasih sayang ini, manusia paling pengasih dan penyayang yang pernah ada di muka bumi ini, Rasulullah SAW yang makamnya di Madinah. Para sahabat Rasulullah SAW pun tidak dapat mencegah, menahan sekuat apapun, kembalinya keimanan ini kepada Rasulullah SAW yang mulai terjadi perlahan demi perlahan di masa mereka. Lihatlah peristiwa sejarah yang paling memilukan mulai terjadi di masa para sahabat ini, peristiwa yang oleh para sejarawan disebut sebagai fitnatul kubra (fitnah besar), yaitu terjadinya perang Shiffin, perang yang terjadi di sebuah wilayah bernama Shiffin. Para sahabat saling bunuh membunuh antara kubu sahabat Ali Bin Abi Thalib krw. dengan kubu Muawiyah bin Abu Sufyan r.a. Satu versi sejarah menyatakan ada 70.000 orang lebih yang kebanyakan sahabat dan tabi`in yang terbunuh di perang Shiffin. Di antara mereka yang terbunuh adalah Amar bin Yasir yang menggenapi ramalan Rasulullah SAW bahwa Ammar bin Yasir akan dibunuh oleh kelompok pembangkang/pemberontak. Lalu tragedi Karbala yang menewaskan salah seorang cucu kesayangan Rasulullah SAW, Husein dengan kepala terpacung dan menewaskan hampir seluruh keluarganya yang itu juga dilakukan oleh umat Islam sendiri.
Dari Shiffin via padang Karbala, kekerasan demi kekerasan pun terus terjadi, utamanya dilakukan antar umat Islam sendiri, melintasi zaman sampai hari ini. Iman tentang Islam sebagai agama kasih sayang seperti yang ditafsirkan oleh K.H. Abdurrahim Radjiun, seakan-akan memang telah kembali secara penuh ke Madinah, ke diri Rasulullah SAW. Maka tidak mengherankan jika sebuah pintu gerbang yang besar terpasang di pintu masuk Wilayah Kirkuk. Hawija, Irak tertuliskan Ad-Daulah Al-Islamiyah dengan logo ISIS di tengahnya dan di bawahnya ada tulisan Khilafah `ala Manhaj An-Nubuwwah. Namun, bukan itu yang membuat gerbang ini menjadi pemberitaan media massa dunia saat ini, tetapi karena ada delapan mayat tahanan ISIS yang digantung berjajar dengan posisi terbalik di gerbang tersebut layaknya mayat-mayat kambing yang digantung dan dijajarkan di pasar! Sadis, bengis dan kejam memang! Membuat heran kita semua karena tidak ada satu pun fiqih yang dikenal membolehkan hal ini. Tetapi, mengapa kekejaman ISIS yang bukan hanya ini saja yang tidak sesuai ajaran Islam ini bias terjadi? Jawabannya, sekali lagi, tidak adalah lagi keimanan dalam diri mereka tentang Islam sebagai ajaran kasih sayang karena memang telah kembali kepada Rasulullah SAW!
Namun, sebagai umat Islam, kita tetap optimis karena masih banyak pemimpin, ulama, tokoh dan umat Islam yang masih memiliki iman ini. Mereka seakan-akan telah berada bersama Rasulullah SAW di Madinah saat keimanan kembali kepada Rasulullah SAW di Madinah. . Merekalah pribadi dan pendakwah Islam rahmatan lil `alamin, Islam sebagai agama kasih sayang. Jika kita masih belum memiliki keimanan ini, maka K.H. Abdurrahim Radjiun memberikan saran agar kita memahami Al-Qur`an sebagai sumber ajaran kasih sayang. Selain itu, ia juga memberikan saran kepada kita untuk istriham, meminta kasih sayang kepada Allah SWT. Meminta kasih sayang kepada-Nya ini, agar kasih sayang dapat berada di dalam diri kita. Ia sendiri telah menyusun satu amalan shalawat yang ia namai dengan shalawa Istirham, shalawat minta kasih sayang kepada Allah SWT.
Shalawat Istirham ini disusunnya dalam Sembilan bait, setiap baitnya berisi doa agar kasih sayang Allah SWT terlimpahkan terus kepada Rasulullah SAW yang tentunya untuk kita juga yang membacanya. Bunyi shalawat Istirham ini sebagai berikut:
Allaahumma shalli warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Ya Allah, berikanlah shalawat dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma sallim warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Ya Allah, selamatkanlah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma baarik warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Ya Allah, berkatilah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma akrim warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah,muliakanlah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma ahsin warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah,baguskanlah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma unshur warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah, tolonglah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma nawwir warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah, cerahkanlah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma ighfir warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah, ampunilah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
Allaahumma irdha warham `alaa sayyidinaa Muhammad
Yaa Allah, ridhakanlah dan kasih sayangilah sayyidinaa Muhammad
***
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Kepala Bidang Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre