MUI TOLAK CITAYAM FASHION WEEK JADI AJANG LGBT

0
235
mui-tolak-citayam-fashion-week-jadi-ajang-lgbt

JIC- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan sangat mengapresiasi kreativitas para remaja di Citayam Fashion Week.

Meski begitu, dia menolak jika ajang itu menjadi momen komunitas LGBT untuk memamerkan perilakunya.

“Saya mengapresiasi atas kreativitasnya teman-teman bahwa dari mana pun bisa muncul kreativitas dan dari kampung pun bisa go internasional. Kemudian juga bagaimana mereka melakukan kreatif untuk memberi hiburan kepada masyarakat,” katanya kepada sebagaiman yang diberitakan Republika.co.id, Senin (25/7/2022).

“Tapi, secara bersamaan tentunya kita menolak kalau itu menjadi ajang umpamanya pamer LGBT. Atau mengubah identitas kelamin atau identitas gendernya. Itu tidak diinginkan oleh kita,” tambahnya.

Menurutnya, ada hal positif yang ditampilkan di kegiatan tersebut yang memang harus diapresiasi dan didukung. Namun dia mewanti-wanti untuk menghindar dari sisi negatif yang mungkin dilakukan saat Citayam Fashion Week itu.

Kiai Cholil juga mengharapkan agar para remaja atau generasi muda saat ini beretika sesuai dengan keyakinannya. Bagi umat Islam tetap berperilaku dengan etika atau norma dalam agama Islam dan bagi remaja non Muslim agar berperilaku sesuai dengan nilai agamanya.

“Kalau Islam, ya etika Islam dan itu sesuai dengan pancasila. Yang kedua anak kita kreatif tetep lada identitas gendernya, laki-laki sebagai lak-laki, perempuan sebagai perempuan. Yang ketiga, fashion itu menunjukkan identitas. Jadi kalau di luar identitasnya fashion laki-laki dan perempuan, maka keluar dari keindahan kreativitas menjadi penyimpangan,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad meminta pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari tren baru Citayam Fashion Week. Aspek negatif seperti pamer perilaku LGBT hingga pergaulan bebas.

“Mungkin tidak hanya LBGT, tapi sisi buruk lainya seperti kemacetan lalu lintas, pergaulan bebas dan penyebaran penyakit juga bagian dari sisi buruk yang harus diminimalkan,” kata Dadang Kahmad melalui pesan singkat, Senin (25/7/2022).

Menurutnya, dalam berbagai kegiatan ada sisi positif dan negatif yang bisa saja muncul. Karena itu, terlebih dalam hal ini yang berkegiatan adalah generasi muda, maka pemerintah perlu meminimalkan dampak buruknya.

Dia mengaku mengapresiasi adanya tren Citayam Fashion Week yang ada di wilayah Sudirman, Jakarta. Fenomena ini disebutnya menunjukkan keberhasilan menyediakan wadah untuk berekspresi para generasi muda.

“Di setiap event tentu ada sisi baik dan buruknya, termasuk di event fashion weeks di Sudirman. Di satu sisi adalah wahana kreasi anak muda untuk berekspresi di wahana umum yang sekarang makin sulit didapat oleh anak-anak muda kebanyakan. Makanya, di sinilah peranan pemerintah dan aparat terkait untuk meminimalkan sisi buruknya kegiatan tersebut,” terangnya.

Sebelumnya, dalam unggahan salah satu video warganet memperlihatkan jika Citayam Fashion Week disebut sebagai sarang dari kaum LGBT.

Akun TikTok ferlitabreslin ini mengatakan jika alasan dirinya tidak suka dengan Citayam Fashion Week yang bersangkutan dengan kaum LGBT.

“Alasan kenapa gue gak suka banget sama Citayam Fashion Week. Jadi sarang LGBT yang diwajarkan,” ucap akun ferlitabreslin.

Tak sampai disitu akun tersebut pun membahas terkait bibit LGBT yang muncul di Citayam Fashion Week.

Selain itu dirinya juga mengungkapkan jika kaum LGBT tersebut justru didukung oleh para influencer.

“Membangun bibit-bibit LGBT dan didukung oleh influencer sampah,” ucapnya.

Video tersebut pun viral dan tuai banyak komentar dari warganet yang setuju dengan pendapat tersebut.

“Setuju gue dukung yang kek gini,” ucap salah satu netizen.

“Mereka udah berani bermunculan,” ucap netizen lainnya.

“#Tolakkeraspenyimpangan,” ujar netizen lainnya.

Seperti diketahui LGBT yaitu penyuka sesama jenis atau jargon untuk mendukung lesbian, gay, biseksual dan transgender.

LGBT di Indonesia sendiri pun tidak di dukung oleh Undang-undang Negara hingga pemuka agama. Hal ini lantaran LGBT dianggap sebagai penyimpangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here