MUSEUM QATAR PAMERKAN KOIN EMAS AWAL PERADABAN ISLAM

0
91
Museum Seni Keislaman Qatar.
Museum Seni Keislaman Qatar.

JIC, DOHA – Enam koin emas hasil peradaban Islam masa lampau yang dikoleksi Museum Qatar akan dipamerkan dalam perhelatan The New York Times Art for Tomorrow Conference di Museum of Islamic Art, Doha, Qatar. Ini adalah kali pertama koin-koin tersebut dipamerkan bersama.

Seperti dilaporkan laman The Peninsula Qatar, Senin (13/3), koin-koin emas itu merupakan saksi awal peradaban Islam. Di koin-koin tersebut tersingkap beberapa ilustrasi tanggal pertama dari surah Alquran dan fase awal kenabian. Dimulai dari imitasi koin Bizantium yang terukir simbol-simbol Kristen, kemudian masa Khalifah Umayyah Abd al-Malik ibn Marwan, lalu dengan semangat politik luar biasa, akhirnya menciptakan koin murni syariat perdana pada tahun ke-77 pasca hijrahnya Nabi.

Pendiri Numismatica Genevensis Alain Baron mengatakan, Qatar memang menjadi salah satu kolektor koin Islam terbesar. Terlebih bila melihat enam koin yang belum pernah ditampilkan sebelumnya dalam sejarah museum dan koleksi. Ia mengapresasi peranan Qatar sebagai penjaga sejarah dan identitas peradaban Islam.

Menurut Baron, koin-koin dari era lampau tersebut memiliki peran budaya yang penting dalam masyarakat. Khususnya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat saat ini tentang kehidupan dan kebiasaan manusia pada masa lampau. “Pameran ini menjadi langkah pertama dalam proses menghasilkan kesadaran dan publisitas bahwa koleksi megah ini memang layak,” ujar Baron.

Enam Koin Emas Penting di Sejarah Islam

Keenam koin yang ada di ‘Masterpieces of Islamic Coinage in Doha’ itu menceritakan kisah munculnya identitas Arab dan pembentukan dunia Islam. Koin ini merupakan saksi awal Islam.

Koin sudah ada sejak abad kenabian, menjelaskan beberapa ilustrasi tanggal dari surah pertama di Al Qur’an. Mulai Bizantium, Umayyah Abd Al Malik ibn Marwan, sampai akhirnya disyariahkan pada 77 A.H.

Koin turut menandai kelahiran mata uang dinar. Pendiri Numismatica Genevensis, Dr. Alain Baron menilai, ini jadi koleksi koin terbesar Islam. Terutama, karena keenam koin tidak pernah ditampilkan bersama.

Baron menekankan, koin-koin memiliki peran budaya yang penting di dalam masyarakat. Karenanya, ia menganggap Museum Qatar tengah meningkatkan kesadaran masyarakat tetnang kehidupan manusia zaman kuno.

“Pameran ini adalah langkah pertama dalam proses menghasilkan kesadaran dan publisitas yang menampilkan koleksi megah ini,” kata Baron.

The New York TImes Art for Tomorrow Conference 2017 sendiri akan bekerjasama dengan Museum Qatar. Pameran itu akan mengangkat tema Boundaries, Identity & Public Realm.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here