JIC – Saudaraku yang semoga disayangi Allah. Sebelum engkau memutuskan untuk melakukan “Childfree” yaitu memutuskan tidak punya anak dalam pernikahan, kami ajak anda merenung. Dari muslim.or.id, salah satunya adalah renungkan kalimat berikut:
“Kita tidak ada di dunia, jika orang tua kita memutuskan childfree”
Ya, kalimat di atas untuk memberikan renungan bagi mereka yang memutuskan untuk melakukan Childfree. Benar, salah satu dampak memutuskan childfree yaitu tidak punya anak dalam pernikahan.
Apabila kita berbicara masalah hak asasi & hak memilih, memang benar, setiap orang berhak untuk memutuskan tidak punya anak baik sementara maupun selamanya dengan alasan apapun. Karena hidup itu pilihan, bahkan apabila ada orang memilih tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kita tidak bisa memaksa mereka untuk beriman. Tidak ada paksaan dalam agama ini.
Allah Ta’ala berfirman,
لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam).” [QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256]
Akan tetapi kita adalah muslim yang beriman, tentu kita berusaha menjalankan syariat Islam yang Allah turunkan dan Allah hanya ridha dengan agama Islam
Allah Ta’ala berfirman,
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ
“Sesungguhnya agama yang diridai dan diterima di sisi Allah hanyalah Islam.” [QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 19]
Patut kita camkan bahwa Allah yang lebih tahu bagaimana cara manusia hidup berbahagia dengan kebahagiaan hakiki, bukan kebahagiaan semu semata. Konsep kehidupan selain dari konsep rIslam yang Allah turunkan hanyalah membawa kepada kesengsaraan yang terlihat seolah-olah bahagian. Allah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta sehingga Allah yang paling tahu konsep dan cara untuk berbahagia.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah” [Al-Baqarah: 140]
Tentu saja konsep childfree ini tidak sesuai dengan ajaran Islam, sangat banyak sekali poin-poinnya, di antaranya:
- Punya anak adalah fitrah manusia dan kebahagiaan memiliki anak, betapa banyak pasangan mandul yang sampai saat ini berusaha memiliki anak, mereka bahkan rela mengorbankan apa saja untuk berobat untuk punya anak. Pasangan yang mandul ini tentu saja sedih hidup mereka belum dikarunai anak
Anak-anak adalah permata hati dan kebahagiaan bagi mereka yang masih berada dalah fitrah
Allah Ta’ala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Para Nabi ada yang belum dikaruniai anak sampai mereka berumur tua seperti nabi Ibrahim dan Zakaria alaihimassalam, mereka tentu sedih tidak punya anak dan yang meneruskan generasi dan gen mereka di muka bumi. Mereka pun berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak dan Allah mengabulkan doa mereka.
Perhatikan doa Nabi Zakaria ‘alaihissalam berikut,
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَْ
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.” [Al-Anbiya’ :89-90]
- Memiliki anak dan mendidik dengan baik termasuk sunnah
عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat ”[HR Ibnu Hibban, Lihat Irwa’ no 1784]
- Terlalu banyak dalil-dalil perintah agar kita memiliki anak dan memperbanyak keturunan
Salah satunya bahwa jumlah keturunan yang banyak adalah karunia, sehingga Kaum Nabi Syu’aib ‘alaihissalam diperingati tentang karunia mereka yaitu jumlah yang banyak padahal dahulunya sedikit,
وَاذْكُرُواْ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلاً فَكَثَّرَكُمْ
“Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu.” [Al-A’raf: 86]
- Anak mendatangkan rezeki dengan izin Allah
Yaitu dengan menjeput rezeki, tidak bermalas-malasan. Allah menyebut memberi rezeki anak DAN baru kemudian orang tuanya. Allah berfirman,
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang akan memberi rizqi kepada mereka dan juga kepadamu”. (Al-Isra’:31)
- Anak-anak adalah harapan kita ketika sudah tua dan bisa jadi kita tua renta kelak atau berpenyakitan seperti terkena stroke (semoga Allah menjaga kita). Dalam keadaan seperti ini, yang paling ikhlas merawat kita adalah anak-anak kita
Terlebih anak tersebut adalah anak yang shalih yang berusaha berbakti mencari ridha orang tua.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” [HR. Bukhari dalam adabul Mufrad]
6 Anak-anak adalah amal jariyah yang paling berharga mendoakan kita ketika kita sudah meninggal kelak. Anak-anak lah yang paling mengingat kita dan mendoakan kita di saat orang lain melupakan kita
Bisa jadi orang tua akan terkaget-kaget di akhirat, karena ia mendapat kedudukan tinggi. Ia bertanya-tanya, ternyata karena doa anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga,” maka ia pun bertanya: “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?” Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu”.[HR. Ahmad, Ibnu Katsir berkata, isnadnya shahih]
Tentu masih banyak poin pembahasan lainnya
Demikian semoga bermanfaat
Sumber : muslim.or.id