PERPECAHAN 212 JELANG REUNI AKBAR DI TAHUN POLITIK (2)

0
278
Ilustrasi gerakan 212. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Bukan yang Pertama

JIC, JAKARTA- Usamah Hisyam bukan yang pertama meninggalkan bahtera Persaudaraan Alumni 212. Beberapa nama elite 212 sudah lebih dulu keluar dan bahkan menyeberang ke kubu petahana.

Mei lalu, Ali Mochtar Ngabalin meninggalkan rekan-rekannya di 212 untuk bergabung dengan Istana. Ia didapuk sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP).

Politikus Golkar yang jadi orator dan penggerak Aksi Bela Islam 212 ini bahkan mendapat jabatan lainnya, Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I. Sejak itu, Ngabalin jadi orang paling vokal membentengi Joko Widodo dari serangan oposisi dan Alumni 212.

Eks tokoh gerakan 212 yang kini jadi bagian Istana, Ali Mochtar Ngabalin.Eks tokoh gerakan 212 yang kini jadi bagian Istana, Ali Mochtar Ngabalin. (CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil)

Sekitar dua bulan setelahnya, pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, juga keluar dari gerbong 212. Kapitra secara mengejutkan merapat ke PDIP, partai yang selama ini ia ‘perangi’ bersama 212. Ia bahkan jadi salah satu caleg PDIP.

Kepada CNNIndonesia.com, Ngabalin berujar saat ini Aksi 212 sudah keluar konteks. Ahok sebagai target utama sudah dijebloskan ke penjara. Dia bahkan mencibir Reuni 212 nanti hanya sekadar romantisme tanpa esensi.

“Lebih ke romantisme karena tidak ada lagi musuh. Yang selalu digembar-gemborkan Ahok. Sekarang ada Pak Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno sebagai cawapres. Capres ada Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Semua muslim taat, no problem,” ujar Ngabalin, Selasa (27/11).

Dihubungi terpisah, Kapitra melontarkan pernyataan bernada sama. Gerakan 212, ucapnya, sudah selesai ketika Ahok divonis bersalah.

Ia menilai gerakan alumni 212 sudah melenceng dari semangat awalnya, yakni mengawal kasus penistaan agama oleh Ahok.

“Waktu itu kami syukuran, hukum ditegakkan karena waktu itu, 30 November, dilimpahkan ke pengadilan. Aksi 212 mensyukuri presiden tidak menghalang-halangi perkara,” kata Kapitra lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com.

Kapitra mencibir reuni yang bakal digelar itu hanya merayakan kejahatan orang lain. Padahal Ahok sudah mempertanggungjawabkan perbuatan dengan menjalani proses hukum.

Seharusnya, kata dia, umat muslim belajar memaafkannya. Kapitra mengatakan Allah mengajarkan Islam itu memaafkan kesalahan orang lain.

Eks aktivis 212 Kapitra Ampera yang kini menjadi caleg PDIP.Eks aktivis 212 Kapitra Ampera yang kini menjadi caleg PDIP. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

“Kok tidak ada maaf dari kita sih? Beringas betul. Tidak ada Islam mengajarkan itu,” tambah Kapitra.

Usamah pun berani mengatakan bahwa reuni mendatang sangat mungkin tidak dihadiri tokoh-tokoh di awal masa perjuangan. Prediksi ini ia ucapkan mengingat gerakan bela agama tersebut sudah dicampuradukkan dengan politik praktis.

“Ulama banyak saya kira yang tidak akan ikut lagi 212 ini. Cek saja tokoh-tokoh awal [gerakan 212] seperti Yusuf Mansur, Bachtiar Nasir, Aa Gym, Arifin Ilham, ikut tidak mereka?” cetusnya.

 

Ratusan ribu umat muslim mengikuti aksi 212 di kawasan Monas dan bundaran patung kuda, Jakarta, 2 Desember 2016.Aksi 212 di kawasan Monas dan bundaran patung kuda, Jakarta, 2 Desember 2016 lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Kubu Jokowi

Di sisi lain, Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin membantah semua yang dikatakan Usamah. Novel mengatakan pihaknya semakin yakin Usamah sudah ‘masuk angin’.

Caleg DPRD DKI dari PBB itu mengatakan Usamah menunjukkam jati dirinya sebagai orang pro Jokowi. Hal ini, kata Novel, sudah terlihat sejak Usamah menjembatani Jokowi dan 212.

“Kami sudah tahu, Usamah ada hubungan dengan Jokowi. Pikir saya Usamah lebih berat kepada perjuangan bela Islam, ternyata lebih memilih kelompok penista agama,” kata Novel melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Novel mengklaim mundurnya Usamah tidak memengaruhi dukungan Parmusi kepada 212. Ia juga bilang keputusan Usamah tidak bakal memecah belah PA 212.

“Dengan mundurnya Usamah, kami jadi lebih solid lagi dalam berjuang dan Usamah memang tidak ada pengikutnya di PA 212,” tutur dia.

Terkait status pengunduran diri Usamah, Novel menyebut itu masih dalam proses di PA 212.

Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif mengatakan dirinya sudah menerima surat pengunduran diri Usamah. Surat itu perlu dibahas oleh Rizieq Shihab sebagai Dewam Pembina dan Amien Rais sebagai Dewan Pertimbangan.

“Nanti ada rapat khusus, di-pending sampai reuni selesai. Sementara [Usamah] nonaktif saja,” kata Slamet.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × five =