Gaza, (islamic-center.or.id)–Setelah dua tahun terhenti akibat perang berkepanjangan yang dilancarkan Israel terhadap Palestina, ribuan anak di Jalur Gaza mulai kembali ke sekolah di tengah kondisi pendidikan yang memprihatinkan.
Menurut United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA), sekitar 30.000 siswa telah kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah yang dikelola lembaga tersebut. Namun, sebagian besar fasilitas pendidikan di wilayah itu rusak berat akibat serangan militer.
“Saat ini anak-anak belajar dalam kondisi yang sangat sulit. Banyak sekolah hancur, dan sebagian lainnya dijadikan tempat penampungan bagi keluarga pengungsi,” kata Adnan Abu Hasna, juru bicara UNRWA di Gaza, Selasa (12/11).
Dari ratusan sekolah yang ada di Gaza, banyak yang hancur total atau rusak sebagian. Sebagian gedung kini difungsikan ganda: beberapa ruang kelas digunakan untuk belajar, sementara sebagian besar lainnya menjadi tempat tinggal warga yang kehilangan rumah.
Keterbatasan fasilitas menjadi tantangan besar bagi proses belajar. Ruang kelas dipenuhi melebihi kapasitas, kursi dan meja sangat terbatas, pintu serta jendela rusak, dan buku pelajaran tidak mencukupi. Banyak siswa terpaksa duduk di lantai selama pelajaran berlangsung.
Selain sekolah-sekolah UNRWA, sebagian siswa kini belajar di lembaga pendidikan yang dijalankan oleh organisasi amal. Beberapa sekolah swasta berbayar juga mulai bermunculan. Namun, sekolah negeri, yang sebelum perang menampung sekitar 300.000 siswa, hingga kini masih ditutup.
Data Kementerian Pendidikan Palestina mencatat, sejak awal serangan pada 7 Oktober 2023 hingga Juli 2025, sekitar 674.000 siswa kehilangan akses pendidikan tatap muka. Dalam periode yang sama, 17.175 siswa tewas, 26.264 terluka, 928 guru dan staf administrasi meninggal dunia, serta lebih dari 4.400 lainnya luka-luka.
Sebanyak 144 sekolah hancur total, dan 165 lainnya rusak sebagian, memperparah krisis pendidikan di wilayah yang telah lama diblokade tersebut.*











