فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰۤ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّی لِمَاۤ أَنزَلۡتَ إِلَیَّ مِنۡ خَیۡرࣲ فَقِیرࣱ
“Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”
Surat Al-Qashash (28): 24]
JIC- Ketika Fir’aun dan kaumnya bersepakat untuk membunuh Musa as , maka ia bergegas meinggalkan Mesir menuju Madyan, terletak di sebelah utara Teluk Aqabah, Palestina dengan menempuh perjalanan selama delapan hari. Menurut Abdullah bin Abbas, Musa as tidak makan kecuali kacang dan dedaunan tidak memakai alas kaki.
Saat tiba di sumber air di Madyan, Musa as melihat dua orang perempuan bersama gembalaannya menunggu antrian yang lama karena ada beberapa lelaki dengan gembalaan mereka sedang memberi minum ternak-ternak mereka.
Muncul fitrahnya dan sebagaimana yang seharusnya dimiiki oleh seorang lelaki yang memiliki kemuliaan dan harga diri, ia membantu kedua perempuan itu sehingga memberi minum ternak mereka dari sumur yang ditutup batu besar dan tidak bisa diangkat kecuali oleh sepuluh orang laki-laki. Ia pun membantu tanpa minta imbalan upah kepada keduanya dan tidak mempunyai niat lain selain keridaan Allah semata.
Sikap Musa as menunjukkan kemuliaan jiwa, muncul dari sikap muraqabatullah, hati yang senantiasa merasa dalam pengawasan Allah swt. Walaupun kondisi diri sedang dalam pengejaran Fir’aun dan bala tentaranya bak seorang buruan besar, keadaan lelah dengan perjalanan yang panjang, dan dalam suasana kering dan panas. Kekuatan jiwalah yang menggerakkannya untuk membantu dan berbuat baik.
Do’a Musa as ini, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”
Sebuah rintihan hati dan sikap malu untuk meminta dengan mendikte Allah swt tentang apa yang harus Dia berikan kepadanya. Musa as tidak memvisualisasikan permintaannya.
Dalam kondisi sendiri, buronan Fir’aun, lelah perjalanan delapan hari tanpa memakan makanan pokok dan tanpa alas kaki, tidak memiliki kolega di tanah yang asing dan dalam cuaca kering dan panas, Musa as merengek kepada Allah swt dan mengadukan kondisinya yang fakir miskin.
Saudaraku, inilah saat-saat kita banyak meminta dan bermunajat kepada Allah swt di sisa hari-hari Ramadan ini karena Allah sangat dekat dan Maha Mengabulkan do’a (Al-Baqarah [2] : 186). Mintalah apa pun kepada Allah swt dengan penuh tadarru’ (merendahkan diri kepada Allah swt), penuh pinta dan menjaga adab. Sebagaimana Allah swt ingatkan di dalam Al-Qur’an,
… وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِهَا وَٱبۡتَغِ بَیۡنَ ذَ ٰلِكَ سَبِیلࣰا
“.. dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu” [Surat Al-Isra (17)’: 110]
*Ditulis oleh, Ustaz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan PPIJ)