SPIRIT PERSATUAN DAN PENGORBANAN DALAM IBADAH HAJI

0
477

Khotib : Drs. H. Romdhoni Arafat, M.Pd

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

أَللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ (x٣)…

أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَعَبْدَهْ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

الحمد لله الذي إياه نعبد، وله نصلى ونسجد، وإليه نسعى ونحفد، نرجو رحمته ونخشى عذابه، إن عذابه الجد بالكفار ملحق، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، أدى الأمانة وبلغ الرسالة ونصح الأمة وكشف الغمة، وجاهد فى سبيل الله حق جهاده، اللهم صل وسلم عَلَى عبدك ورسولك سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين

أما بعد، فيا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون، أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم : إنا أعطيناك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأبتر.


Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

Lâ ilâha illaLlâhu HuwaLlâhu Akbar,

Allâhu Akbar WaliLlâhilhamd.


Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Pada hari ini, 10 Dzulhijjah. Umat Islam di seluruh penjuru bumi yang jumlahnya lebih dari 1.5 milyar jiwa, dan merupakan seperlima penduduk dunia, tersebar dari Maroko sampai Merauke kini sedang merayakan Idul Adha, hari raya yang paling Agung. Kita sambut hari yg mulia ini dengan tasbih, tahmid, dan takbir yang menggema memenuhi angkasa, menyentuh rasa, menggugah jiwa dan membangkitkan semangat pada lubuk hati setiap insan yg beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allahu Akbar, Allah Maha Besar.. selain Dia kecil semuanya.


Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Dalam memperingati Idul Adha, kita dapat menggali berbagai hikmah, ‘ibrah dan pelajaran untuk menapaki kehidupan. Di antara sekian banyak hikmah tersebut adalah persatuan dan pengorbanan. Persatuan bisa kita dapat saat jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia sedang berkumpul di tanah suci memenuhi panggilan Ilahi, menunaikan ibadah haji. Lautan manusia itu membuat panorama amat menakjubkan. Sekalipun mereka beraneka ragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, namun mereka berbaur, berpadu, dan menyatu dalam menjalankan syariat Allah SWT. Mereka serentak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan Allah:

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك

“Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu, tiada seukutu bagi-Mu, Aku datang untuk penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”.

Tak nampak ada perselisihan, percekcokan, dan permusuhan di antara mereka. Sebaliknya, segala atribut yang biasanya menjadi biang perpecahan dan percekcokan ditanggalkan. Warna pakaian yang mereka kenakan, aktivitas ibadah yang mereka kerjakan, dan lantunan kalimat yang mereka ucapkan benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah ummat yang satu. Ummat yang dipersatukan oleh akidah. Sungguh sebuah pemandangan yang membahagiakan hati orang-orang beriman, yang senantiasa merindukan persatuan dan kesatuan.

Sementara umat Islam di tempat lain, di seluruh dunia, juga tak mau ketinggalan. Sambil melantunkan takbir, mereka beramai-ramai mendatangi lapangan atau masjid, tempat shalat ied diselenggarakan. Ketika shalat berlangsung, mereka berjajar rapi menghadap kiblat yang sama dan bergerak serentak mengikuti komando seorang imam. Sambil bersimpuh mengagungkan Asma Allah, mereka menyimak uraian ayat-ayat-Nya yang disampaikan khathib. Usai shalat, dilanjutkan dengan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Di antara umat Islam yang mampu, menyisihkan sebagian hartanya untuk berkurban. Daging hewan kurban itu pun lantas dibagikan kepada masyarakat luas.

Rangkaian peristiwa ini mengukuhkan, bahwa umat Islam adalah umat yang satu, umat yang memiliki Tuhan yang sama, Rasul yang sama, Kitab Suci yang sama, dan kiblat yang sama. Tidak ada beda antara si kaya dan si miskin, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, pembesar dengan rakyat jelata, pejabat dengan orang biasa, raja dan hamba sahaya, kulit putih dan kulit hitam, semuanya sama di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami jadikan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal, sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah maha mengeahui dan maha bijaksana. (QS. Al Hujurat: 13)

المسلمون إخوة لافضل لأحد على أحد إلابالتقوى (رواه الطبرانى)

Artinya, orang-orang Islam itu satu sama lain bersaudara, tiada yang lebih utama seorang pun dari seorang yang lain, melainkan karena taqwanya. (HR. Tabhrani)

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Manasik yang merupakan rangkaian prosesi ibadah haji, mengajarkan konsep bagaimana hendaknya kita menjalani kehidupan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa siapapun yang mampu menangkap spiritualitas ke-Esaan Allah dalam ibadah haji, ia tidak akan membiarkan jiwanya jatuh ke dalam kehinaan dan represi. Siapa saja yang dalam ibadah haji ini mampu menyingkirkan perbedaan dan keistimewaan-keistimewaan duniawi, ia akan merasakan adanya kesucian, kebaikan hati, egalitarianisme, dan kasih sayang pada jiwanya. Setelah itu, ia akan menyebarkan berbagai hal yang indah itu di tengah-tengah masyarakat”.

Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama yaitu kain kafan pembungkus mayat, yang terdiri dari dua helai kain putih yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya antara yang kaya dan yang miskin, yang cukup makan dan yang kurang makan, yang dimuliakan dan yang dihinakan, yang bahagia dan yang sengsara, yang terhormat dan orang awam, yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur. Mereka memakai pakaian yang sama, berangkat pada waktu dan tempat yang sama, dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang sama pula. Mereka beraktivitas dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.

Selanjutnya Thowaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran adalah perlambang kedekatan manusia dengan Sang Khaliq. Thowaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki, Kemudian Sa’i berlari kecil dari Shofa ke Marwah. Yang merupakan rangkaian setelah Thowaf sebagai simbol bahwa kehidupan sarat dengan perjuangan. Usaha menjadi suatu kewajiban bagi manusia. Tiada air yang turun dari langit, namun air itu harus dicari sumbernya.

Sedangkan padang Arafah sebagai tempat para haji menunaikan wuquf merupakan ruang luas yang terhampar untuk memasak diri seorang muslim hingga ia mengenal siapa jati dirinya sebagai manusia. Arafah adalah ruang berintrospeksi diri, siapa, dari mana sosok diri ini, untuk apa diri ini diciptakan dan hendak kemana nantinya.

Dari Arafah menuju Muzdalifah guna mempersiapkan diri dan mempersenjatainya melawan syaithan yang akan dihadapi nanti di Mina dengan melaksanakan Jumroh. Manusia haruslah selalu waspada bahwa syaitan ada dimana-mana, dan siap untuk memeranginya.

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Idul Adha mengingatkan kita pula kepada pengorbanan seorang manusia besar, seorang nabi Allah, lbrahim as, yang sedang menapaki jalan terjal menuju ketinggian, menjalani detik­-detik paling rnendebarkan dalam kehidupan jiwanya dan dalam segenap gelombang sejarah kemanusiaan, saat-saat ketika ia mengalahkan keraguannya dan memilih keyakinan mantap, dimana ia benar-benar memutuskan untuk menyembelih puteranya tercinta Ismail as karena pengabdian yang total kepada Allah SWT.

فلما بلغ معه السعي قال يا بني إني أرى فى المنام أني أذبحك فانظر ماذاترى، قال يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimana pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Asshaffat: 102).

Tidakkah kita lihat betapa lbrahim memanggil anaknya dengan penuh kasih sayang “Ya Bunayya; Wahai anakku tersayang?” Tidakkah kita lihat betapa Ibrahim bertanya kepada anaknya dengan hati-hati, demokratis, jauh dari sifat otoriter; “Cobalah pertimbangkan! Bagaimanakah pendapatmu tentang itu?” Tidakkah kita rasakan betapa Ibrahim menyembunyikan pergolakan besar yang berkecamuk di relung hatinya? Anak yang sudah diidam-idamkannya puluhan tahun harus disembelih. Namun karena ini adalah perintah Allah maka tiada lagi sikap yang harus di ambil kecuali “Sami’na wa Atha’na”: Kami dengar dan kami patuh? Tapi lihatlah, betapa agungnya sang anak masih sanggup memanggil ayahnya dengan panggilan sayang; “Wahal ayahku tersayang!”, Alangkah agungnya sang anak ketika ia menjawab dengan tenang; “Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!” Dan betapa tegarnya sang anak ketika ia mengatakan; “Niscaya kan kau dapati aku, Insya Allah, sebagai orang-orang yang sabar.”

وإذ ابتلى إبراهيم ربه بكلمات فأتمهن، قال إني جاعلك للناس إماما، قال ومن ذريتي، قال لاينال عهدي الظالمين

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim”. (QS. Al Baqarah: 124)

Dan dengarlah Allah berkata tentang lsmail as,

واذكر فى الكتاب إسماعيل إنه كان صادق الوعد وكان رسولا نبيا

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi (QS. Maryam: 54).

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Begitulah kisah pengorbanan mengisi fitrah kehidupan, dan dengan pengorbanan itulah kesuksesan dapat diraih oleh seseorang. Sejarah mencatat, sejak zaman anbiya walmursalin perjuangan dan pengorbananlah yang mengantarkan seseorang dalam keberhasilan hidupnya.

Lihatlah bagaimana putera Adam, Habil, mempersembahkan hewan terbaik yang ia miliki sebagai persembahan kepada Allah unluk membuktikan kedalaman takwanya.

إذ قربا قربانا فتقبل من أحدهما ولم يتقبل من الأخر

“… ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (QS. Al Maidah: 27)

Lihatlah betapa mirisnya perasaan ibunda nabi Musa saat ia memutuskan untuk melepaskan bayi laki-lakinya terapung dari atas sungai:

إذ أوحينا إلى أمك ما يوحى ، أن اقذ فيه فى التابوت فاقذ فيه فى اليم فليلقه اليم بالساحل يأخذه عدو لى وعدو له وألقيت عليك محبة منى ولتصنع على عينى

“…yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu: ‘Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, agar diambil oleh (Fir`aun) musuh-Ku dan musuhnya’. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (QS Thoha : 38-39)

Lihatlah bagaimana nabi Yusuf as harus mengorbankan masa mudanya di dasar sumur yang gelap, lalu dalam penjara yang begitu melelahkan;

قال رب السجن أحب إلي مما يدعونني إليه

Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf: 33)

Lihatlah bagaimana nabi Nuh mengorbankan 950 tahun masa hidupnya untuk dakwah dan akhirnya hanya mendapat dua belas pasang pengikut;

قال رب إنى دعوت قومي ليلا ونهارا، فلم يزدهم دعائي إلا فرارا

Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh: 56)

Lihatlah bagaimana nabi Musa as dan Harun as harus menghadapi seorang thagut besar yang mengklaim diri jadi Tuhan yaitu Fir’aun? Lihatlah bagaimana Ashabul kahfi harus mengorbankan masa muda mereka dan meninggalkan kota mereka untuk mempertahankan agama mereka dan meminta kenyataan bahwa mereka harus hidup di gua.

Lihatlah bagaimana nabi kita, Muhammad SAW, harus berkorban demi dakwahnya sepanjang 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari? Lihat pula bagaimana sahabat-­sahabat beliau dan kaum Muhajirin harus meninggalkan tanah asalnya, anak isterinya, serta semua harta benda mereka, demi mempertahankan dan melebarkan sayap agama mereka? Lihat pula bagaimana orang-orang Anshar di Madinah yang notabene miskin harus menyambut saudara-saudara mereka kaum Muhajirin dari Mekkah yang datang tanpa apa-apa?

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Dalam jiwa kita mungkin tersimpan satu pertanyaan; “Mengapa kita harus selalu berkorban? Tidak bisakah Allah menjadikan hidup ini tenang, dimana manusia hanya menyembah-Nya, dimana manusia hanya punya satu agama, dimana manusia semua kaya raya, hidup dalam dunia dengan damai dan bahagia?”

Allah pasti mengetahui bahwa manusia menyimpan pertanyaan itu dalam batinnya. Sama seperti Allah juga mengetahui bahwa Ia bisa melakukan semua itu; Ia bisa membuat manusia hidup damai dengan hanya satu agama, Tanpa pertentangan diantara mereka, tanpa konflik, tanpa darah dan air mata, dimana hanya ada kegembiraan, dimana hanya ada cinta, dimana hanya ada lagu-lagu kehidupan yang indah. Allah berfirman:

ولو شاء الله لجعلكم أمة واحدةً

“…Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja).. (QS.ِ Al Maidah: 48).

Namun Allah menentukan bahwa hakikat hidup sepenuhnya hanyalah ujian semata, dan bahwa hanya ada satu kata kunci dalam setiap ujian, duri-duri di sepanjang jalan kehidupan ini harus dilalui dengan penuh pertanggungjawaban. Firman Allah SWT:

الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk: 2).

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Pengorbanan menjadi harga mati bagi iman; dimana geliat iman kita hanya akan terlihat pada sebanyak apa kita berkorban, pada sebanyak apa kita memberi, pada sebanyak apa kita lelah, pada sebanyak apa kita menangis; dan puncak dari segalanya adalah saat dimana kita menyerahkan harta dan jiwa sebagai persembahan total kepada Allah SWT. Maka bertanyalah kepada diri sendiri; sudah berapa banyak yang kita berikan? Sudah berapa banyak kita meneteskan air mata?, Sudah berapa banyak kita lelah?, Sudah berapa banyak?, Sudah berapa banyak?, Sudah berapa banyak?

Begitulah, pengorbanan menjadi harga mati bagi kemenangan. Setiap mimpi kemenangan dan kejayaan selalu diawali dengan kisah panjang pengorbanan. Maka Nabi lbrahim dinobatkan sebagai khalilullah (kekasih Allah) setelah Ia menyelesaikan kisah pengorbanannya yang begitu panjang dan begitu mengharubiru. Dan Rasulullah SAW mencapai kemenangan akhirnya setelah melalui masa-masa pengorbanan yang penuh darah dan air mata.


Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Para nabi dan sahabat-sahabatnya telah menggariskan jalan kemenangan itu bagi kita; bahwa harga yang harus dibayar untuk itu adalah pengorbanan. Dan kita, kaum muslimin, yang kini terpuruk dalam semua bidang kehidupan, kalah dalam semua medan tempur, dan harus rela untuk hanya berada di pinggiran sejarah; harus benar­-benar menyimak pelajaran itu dengan baik. Sebab Imam Malik mengatakan:

لا يصلح هذه الأمة إلا بما صلح به أوائلها

“Generasi tenakhir umat, tidak akan menjadi baik, kecuali hanya dengan dengan apa yang telah menjadikan generasi pertama menjadi baik”.

Semoga Hari Raya Idul Adha yang sedang kita rayakan tahun ini dapat memberikan inspirasi bagi seluruh kaum muslimin untuk dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, persatuan dan kesatuan ummat, serta dapat meningkatkan spirit perngorbanan untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, amiin ya Rabbal Alamin.

بارك الله لى ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل الله مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم

KHUTBAH KEDUA

الله اكبر × 7

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلا الله ولانعبد إلا إياه مخلصين له الدبن ولو كره الكافرون، لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصرعبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله والله أكبر، ألله أكبر ولله الحمد.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أدى الأمانة وبلغ الرسالة ونصح الأمة وكشف الغمة وجاهد فى سبيل الله حق جهاده. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين . أما بعد : فيا عبادالله..اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون.

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar,

WaliLlâhilhamd.

Ma’âsyiral Muslimîn RahimakumuLlâh,

Marilah kita memanjatkan doa kehadirat Allah SWT :

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم، وبارك على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد، كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم، فى العالمين إنك حميد مجيد.

اللهم اجعلهم حجا مبرورا، وذنبا مغفورا، وسعيا مشكورا، وتجارة لن تبور، وعملا صالحا مقبولا

Ya Allah, jadikan mereka sebagai haji yang mabrur, yang mendapatkan ampunan dan ridha-Mu, terimalah amal ibadah mereka”,

اللهم ارزقنا زيارة بيتك الحرام، وزيارة قبر النبي محمد صلى الله عليه وسلم

“Ya Allah, anugerahkan kami untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah, SAW”

اللهم انصرنا فإنك خير الناصرين، وافتح لنا فإنك خير الفاتحين، واغفر لنا فإنك خير الغافرين، وارحمنا فإنك خير الراحمين، وارزقنا فإنك خير الرازقين، واهدنا ونجنا من القوم الظالمين

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim.

اللهم وفق ولاة أمورنا لما تحبه وترضاه، اللهم أعنهم على طاعتك واهدهم سواء السبيل، اللهم جنبهم الفتن ما ظهر منها وما بطن إنك على كل شيئ

“Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Ya Allah, bantulah meraka dalam melakukan ketaatan kepada-Mu dan berilah mereka petunjuk ke jalan yang lurus. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari setiap fitnah dan masalah, baik yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، ألأحياء منكم والأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات يارب العالمين ، ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار والحمد لله رب العالمين.

عباد الله..إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون… ولذكرالله أكبر

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 × 1 =