JIC- Kelompok perlawanan Palestina Hamas telah membebaskan tiga sandera Israel dengan imbalan pembebasan lebih dari 90 tahanan Palestina berdasarkan ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Ketiga sandera perempuan tersebut dibebaskan setelah 471 hari ditawan di Gaza.
Hamas juga memberi mereka souvenir untuk dibawa pulang.
Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengidentifikasi ketiga sandera yang dibebaskan sebagai Emily Damari, Romi Gonen, dan Doron Steinbrecher.
Mereka diberi souvenir sebelum diserahkan ke Palang Merah Internasional (IRC). Namun, souvenir itu membuat media Israel; Ynet, geram karena isinya dianggap sebagai “permainan sinis”.
Dilansir Ynet (20/1/2025), tas-tas itu berisi foto-foto mereka saat ditawan, foto kenangan Gaza, dan semacam sertifikat.
Ketiga sandera difilmkan sedang dimasukkan ke dalam mobil, lalu, tanpa sepatah kata pun, seorang anggota Hamas menyerahkan masing-masing tas kertas dengan lambang kelompok tersebut di atasnya.
Foto-foto yang dibagikan ke media sosial menunjukkan reuni emosional ketiga wanita itu dengan keluarga mereka di fasilitas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di dekat perbatasan Gaza.
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan kepada Sky News Australia: “Tidak ada yang tidak menitikkan air mata di negara ini, saya jamin itu” ketika para wanita itu dipertemukan kembali dengan ibu mereka.
“Kita, sebagai sebuah bangsa, telah bersama-sama menahan napas saat memikirkan ketiga putri Israel yang berharga ini pulang ke rumah,” kata Mencer.
“Saat ini, melihat para wanita muda itu dipersatukan kembali dengan orang tua mereka merupakan hasil yang paling luar biasa yang dapat diingat oleh negara ini,” ujarnya.
Langkah ini menarik perhatian dunia maya, yang memuji kecerdasan Brigade Izzuddin Al-Qassam dalam setiap detail sejak pertempuran Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu hingga pengumuman gencatan senjata.
Sejumlah pengguna media sosial berkomentar bahwa Al-Qassam tidak pernah melewatkan momen untuk menunjukkan kemenangan atas Israel. Mereka menyoroti bahwa setelah 400 hari penahanan, para tawanan tidak hanya dibebaskan, tetapi juga menerima hadiah kenang-kenangan. “Penahanan dan hadiah… Hamas akan tercatat dalam sejarah,” ujar mereka.
Para warganet juga memuji langkah ini sebagai bukti keunggulan moral para pejuang Al-Qassam dalam perang, yang tetap mematuhi kode etik perang meski menghadapi musuh yang menyerang tanpa pandang bulu, bahkan mencuri rumah dan pakaian perempuan.
Beberapa lainnya menyoroti bagaimana video pembebasan itu berhasil menarik perhatian media Arab, Barat, dan “Israel”. Momen senyum para tawanan ketika menerima hadiah dan sertifikat kelulusan menambah daya tarik video tersebut, menjadi contoh nyata berpikir “out of the box.”
Ada yang menggambarkan adegan tersebut sebagai “legendaris,” dengan menyoroti ketenangan dan rasa aman yang tampak di wajah para tawanan. Mereka menilai momen ini sebagai bukti bagaimana rakyat Palestina memperlakukan tawanan mereka dengan baik.
Selain itu, warganet juga mengapresiasi kemunculan serentak Brigade Al-Qassam di seluruh wilayah Gaza, serta keteraturan, ketepatan, dan profesionalisme dalam proses pembebasan. Penerbitan kartu pembebasan untuk ketiga tawanan dilakukan dengan sangat resmi, disertai tanda tangan perwakilan Palang Merah Internasional dan Al-Qassam pada dokumen serah terima.