Israel pada hari Selasa kemarin (14/12) melarang lima petugas pemadam kebakaran Palestina yang membantu memadamkan kebakaran besar hutan Carmel dari sebuah upacara penghargaan yang dimaksudkan untuk menghormati mereka, kata pejabat.
Petugas pemadam kebakaran, termasuk kepala unit pertahanan sipil Palestina Ahmad Rizik, ditolak izin masuk ke Israel untuk menghadiri upacara di desa Isfiya, yang telah dirusak oleh api, kata Loay Odeh, juru bicara petugas pemadam kebakaran Palestina.
“Kami tidak tahu mengapa kami diperbolehkan selama empat hari untuk melawan api dan saat ini dicegah untuk masuk,” kata Odeh kepada AFP. “Ini bukan tindakan yang logis atau tindakan kemanusiaan.”
Tujuh orang lain menerima izin untuk masuk, katanya.
Pihak militer Israel mengatakan, pemadam kebakaran Palestina ditolak masuk karena “kesalahan teknis” dan izin kini telah diterbitkan, dan tentara kemudian merilis pernyataan menyatakan “penyesalan” untuk penolakan tersebut.
Anggota parlemen Arab Israel Ahmad Tibi, yang menyelenggarakan upacara penghargaan, mengecam keras tindakan militer Israel.
“Ini adalah contoh kasar dari sikap pemerintah pendudukan terhadap petugas pemadam kebakaran Palestina yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan kehidupan warga Israel,” kata Tibi kepada radio publik Israel.
Upacara penghargaan tersebut akhirnya dibatalkan.
Rizik, yang dilarang memasuki Israel pada hari Rabu, adalah salah satu dari sekitar 300 petugas pemadam kebakaran internasional yang akan diberi ucapan terima kasih pada acara yang diselenggarakan di kediaman Presiden Shimon Peres setelah kebakaran terjadi.
Para petugas pemadam kebakaran Palestina adalah salah satu dari lebih dari 16 tim internasional yang membantu Israel memadamkan kebakaran terburuk dalam sejarah Israel selama 62 tahun.
Api mengamuk melalui hutan Carmel di selatan kota Haifa Mediterania selama empat hari, menewaskan 43 orang, menghancurkan jutaan pohon dan ratusan rumah. (fq/aby/eramuslim)