TIMUR TENGAH BERGEJOLAK, INDONESIA YANG HARUS SELAMATKAN PERADABAN ISLAM

0
78

JIC, JAKARTA — Kondisi Timur Tengah, saat ini, terus menerus dilanda konflik. Oleh karena itu, Indonesia harus menjadi pusat peradaban Islam selanjutnya yang menjadi tujuan dari negara-negara lain.

“Terutama negara yang sekarang ini radikalisme begitu melonjak, di Timur Tengah krisis, sehingga orang tua pun was-was mengirimkan anaknya studi ke sana,” kata kata Cendekiawan Muslim Komaruddin Hidayat di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Selasa (27/12).

Ditambah lagi, kata dia, perkembangan paham-paham radikalisme saat ini terus melonjak. Dan ini semakin urgent saat disadari banyak masyarakat Indonesia yang berangkat di negara tersebut.  “Ini semakin dirasakan urgent, lebih-lebih ketika radikalisme teroris Indonesia muntahan dari Timur Tengah. Ini yang harus kita balik,” ucapnya.

Kata dia, sudah saatnya Indonesia yang menjadi pusat peradaban dan pendidikan dengan mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia. Dengan begitu, selanjutnya, Indonesia akan mendatangkan para profesor-profesor handal demi mewujudkan Indonesia menjadi pusat peradaban selanjutnya.

“Banyak yang menyarankan, mestinya pusat studi Islam itu di Indonesia dengan mendatangkan profesor yang bagus-bagus ke Indonesia,” ujar dia.

Saat ditanyakan apakah ini ada kaitannya dengan pencegahan agar para jaringan teroris tidak merasuki para mahasiswa, menurutnya, ini suatu pencegahan yang berbeda. Justru, kata dia, ingin menyampaikan bahwa paham radikalisme bisa ditemukan di mana pun bukan di lingkungan pendidikan saja.

“Itu lain lagi. Kita ingin mengenalkan kontribusi diplomasi pada dunia bahwa radikalisme di mana-mana ada, tapi di Indonesia ruang itu menyempit. Karena mainstream Islam Indonesia, Muhammadiyah, NU, itu sudah final pancasila, mereka moderat,” ujarnya.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakna, bahwa untuk mencegah radikalisme di dunia pendidikan ini sudah dilakukan dan bersinergi dengan kementrian dan lembaga lain. “Itu sudah banyak program dari BNPT, polri, dengan masuk ke kampus-kampus, masuk mulai pendidikan menengah dasar sudah ada programnya, sudah masuk kurikulum, sudah kita kerjasamakan dengan Kemendikbud, Kementrian Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi,” ujar Syafruddin.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here