UAH: SPIRIT ISRA MI’RAJ BERFIKIR JERNIH BANGUN UKHUWAH

0
403
Ustadz Adi Hidayat

JIC- Isra Mi’raj mengajarkan kita bagaimana sikap Rasulullah SAW melihat secara proposional dan elegan merespon hal-hal yang beliau terima dalam menyampaikan risalah kebenaran itu, ucapan tersebut disampaikan Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dalam tausyiah secara virtual pada acara Isra Mi’raj di Jakarta Islamic Centre, Senin (28/2/2022).

Alumni ponpes Darul Arqom Muhammadiya Garut ini mengatakan, tidak semua orang-orang yang berhadapan dengan kebijakan kita baik di pemerintahan atau dalam dakwah misalnya pada saat menyampaikan boleh jadi tak semuanya sependapat dan bisa jadi diantara yang tak sependapat itu akan mencibir, boleh jadi akan mencela, boleh jadi akan mengkritik. “Indahnya narasi pengantar Isra Miraj mengajarkan kepada kita sikapi semua respon tersebut secara proposional,” jelasnya.

“Nabi mengajarkan tidak semua kritik kemudian harus dibalas dengan cacian, tidak semua yang memberi masukan-masukan meskipun ada yang menyakitkan terus kemudian kita respon dengan tindakan yang kontar produktif,” ujarnya.

“perhatikan bagaimana Nabi merespon dengan kalimat fainnahum la ya’lamun (mereka tidak mengerti, red) itulah yang hilang dari diri kita,” ungkap Dai yang kera disapa UAH ini.

“Spirit Isra Miraj menghantarkan kita untuk berfikir dengan jernih membangun ukhuwah bukan terpecah belah, mencintai bukan menyakiti, merangkul bukan memukul, ini satu fenomena yang sekarang kita hadapi, bagaimana masyarakat terpolarisai degangan luas, saling mencela satu dengan lainnya padahal ayatnya kita hafal “jangan saling mencela” berapa banyak kita dapati celaan dalam kehidupan, di media sosial, dalam kehidupan kita secara langsung,” terangnya.

“Jangankan masyarakat biasa, para ulama dipertentangkan. Kyai A dengan Kyai B, Ormas A dengan ormas B, itu realita yang sekarang kita hadapi. Dan spirit Isra Miraj yang sekarang kita peringati saat ini seharus menjadi solusi untuk itu,” tegasnya.

Menyitir Surat Fusilat ayat 34, UAH menjelaskan tidak sama yang baik dengan yang buruk, kalau ada keburukan dalam merespon itu maka kita hadirkan respon yang elegan, jangan dibalas buruk dengan yang buruk lagi. “Kalau mampu balas dengan yang baik kata Allah,” terang UAH.

“Kalau yang satu mencela dibalas dengan celaan maka apa bedanya dengan celaan yang pertama, celaan akan keluar dari lisan yang pulsanya, pulsa celaan, kalau sudah tercela mengapa harus dicela lagi,” ujarnya.

“kalau kamu insan beriman maka secara proposional saja, kalau sudah tercela gak usah dicela lagi, balas dengan yang baik. Boleh jadi balasan yang baik ini dari respon-repon negatif yang disampaikan jika dibalas dengan yang postif, menyenangkan, disana memaki disini memuji, maka kata Allah permusuhan itu akan berubah menjadi kasih sayang yang menyatukan secara setia,” terang Dai lulusan Islamic Call College, Libya.

Sebelumnya diketahui PPPIJ atau yang dikenal dengan Jakarta Islamic Centre menggelar peringatan Isra’ Mi’raj secara hybrid dengan mengusung tema “Perjalanan Ruhaniyah Hamba dengan Khaliq-Nya” Acara yang diinisiasi Divisi Takmir Masjid PPIJ ini juga dihadiri oleh Bapak Drs H. Gunas Mahdianto, M.Si (Biro Dikmental DKI Jakarta), Bapak Ali Maulana Hakim (Walikota Jakarta Utara), Ibu Premi Lasari (Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta), KH. Ma’mun al Ayubi (Ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta), Majelis Ulama Indonesia Jakarta, dan jajaran para pengurus komunitas-komunitas Jakarta Islamic Centre.  [fan]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 × three =