JIC- Setelah ditolak oleh berbagai macam organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, Tabligh Akbar yang rencananya menghadirkan Ustad Abdul Somad (UAS) akhirnya batal. Pembatalan dilakukan oleh panitia dalam rapat koordinator (rakor) yang diselenggarakan di Aula Kecamatan Kutorajo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Rabu malam (13/07/2022).
Dalam daftar hadir yang beredar di WhatsApp, hadir dalam rakor antara lain adalah panitia tabligh akbar, Kapolres Purworejo, Dandim 0708, Ketua FKUB, Ketua PCNU Kabupaten Purworejo, Ketua PD Muhammadiyah Purworejo, Ketua Fatwa MUI Purworejo, Forkompincam dan lainnya. Dialog dimoderatori oleh Ketua FKUB dan sambutan utama dari Ketua MUI Kabupaten Purworejo.
Menurut Camat Kutoarjo, Galuh Bakti Pertiwi, panitia Tabligh Akbar secara legowo menyatakan tabligh akbar di Masjid Al Izzar Alun-alun Kutorajo itu batal. Mereka juga akan segera membubarkan kepanitiaan.
Galuh mengapresiasi kelapangan dada panitia tabligh yang sedianya akan diadakan tanggal 16 Juli malam tersebut. “Camat dan Forkopimcam Kutoarjo, selaku pemangku wilayah mengapresiasi hasil keputusan dialog yang berjalan dengan aman, tertib dan lancar. Pada prinsipnya forkopimcam mendukung terciptanya kondusivitas wilayah,” kata Galuh, Kamis (14/07/2022).
Sebelumnya, berbagai spanduk penolakan kedatangan UAS dipasang di tempat-tempat strategis. Dengan alasan bahwa UAS sering memberikan ceramah provokatif dan diduga menjadi pendukung khilafah. Selain itu, pernyataan sikap menolak juga disampaikan pula oleh persatuan para Gus dari berbagai pondok pesantren ke Kapolres Purworejo beberapa waktu lalu.
Bulan lalu UAS juga ditolak warga perumahan Citra Indah City, Jonggol, Kabupaten Bogor, merespon kejadian itu MUI Kabupaten Bogor mengatakan kita sebagai warga negara jangan mau dipecah belah.
“Kita usung semangat kesatuan dan persatuan umat. Mulai dari ulama, tokoh-tokoh umat, semua ingin menyatu,” ungkap Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Mukri Aji kepada awak media saat dikonfirmasi terkait UAS ditolak segelintir warga perumahan Jonggol itu.
Lebih lanjut, guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengimbau masyarakat agar jangan mau dipecah belah.
“Jangan beda-beda pandangan, jangan pecah, apalagi terprovokasi. Baik yang menolak, maupun yang mendukung. Bagi saya tidak ada istilah itu.
“Semuanya menyatu. Mengusung kebaikan, kemuliaan. Kita memuliakan antara ulama, guru-guru. Tidak ada yang dijelekkan,” ungkap KH Mukri Aji.