Gaza – Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mengatakan bahwa 26 warga Palestina, termasuk sembilan anak-anak, meninggal di Gaza dalam kurun waktu 24 jam akibat kelaparan dan tidak tersedianya perawatan medis. Jumlah tersebut diyakini terus meningkat secara berbahaya.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Rabu (21/5) lembaga pemantau tersebut menjelaskan bahwa peningkatan tajam dalam kematian di kalangan orang tua, orang sakit, dan anak-anak terjadi di tengah kondisi kehidupan mematikan yang sengaja dipaksakan oleh Israel untuk memusnahkan populasi dan penduduk Gaza.
Euro-Med menyatakan bahwa kondisi tersebut termasuk kejahatan kelaparan yang disengaja, yang menyebabkan penderitaan berat, dan penolakan perawatan kesehatan secara sistematis, di samping blokade menyeluruh.
“Tidak adanya mekanisme yang efektif oleh Kementerian Kesehatan di Gaza untuk memantau kematian ini menyebabkan kematian tersebut dicatat sebagai kematian alami.” Lanjutnya.
Tim lapangannya mendokumentasikan kesaksian menyakitkan warga lansia yang terpaksa mengungsi beberapa jam terakhir ini, dalam kondisi kelaparan.
Tidak ada dampak nyata dari bantuan kemanusiaan yang diklaim telah diizinkan masuk ke Jalur Gaza oleh otoritas pendudukan Israel kemarin, dan tidak jelas apakah bantuan tersebut benar-benar telah memasuki Jalur Gaza.
Jumlah bantuan yang ingin diizinkan masuk oleh otoritas pendudukan ke Jalur Gaza hanyalah setetes air di lautan kebutuhan harian yang mendesak, mengingat pengungsian dan pengusiran yang berulang kali terjadi di tengah pemboman yang gencar, yang memperburuk kelaparan di antara penduduk dan menguras persediaan makanan kaleng mereka, itupun jika ada.
Euro-Med menggambarkan krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai tingkat bencana, dengan kelaparan yang mempengaruhi semua lapisan masyarakat.
Lembaga ini mendesak semua negara untuk memikul tanggung jawab hukum mereka dan mengambil tindakan segera guna menghentikan genosida di Jalur Gaza.
Masyarakat internasional menyerukan sanksi ekonomi, diplomatik, dan militer terhadap Israel atas pelanggaran sistematis dan serius terhadap hukum internasional.
