RAIH SAKINAH MELALUI UCAPAN YANG BAIK

0
305
Program Siaran Radio JIC_Sakinah Corner

JIC – Sakinah adalah tujuan dalam sebuah pernikahan, untuk mendapatkan hidup sakinah sebagaimana kita dambakan. Sebaiknya perlu kita perhatikan bahwa hidup sakinah adalah berawal dari budi bahasa yang baik. Kita awali dengan sebuah ksiah yang ditulis di dalam sebuah kitab al-Kissatul fil qur’an ditulis oleh seorang ulama al-Azhar beliau bercerita kepada ktia bahwa suatu ketika Nabi Ibrahim rindu kepada Nabi Ismail yang sudah menikah dan kerinduannya membawa kakinya melangkah dari Syam ke Makkah untuk menemui putra tercinta, Ismail. Ketika tiba di Makkah namun Nabi Ibrahim tidak bertemu dengan putranya tetapi bertemu dengan istri Nabi Ismail.

Saat itu yang didapati adalah menantunya berbudi bahasa kurang baik sehingga melontarkan kata-kata yang tidak baik kepada mertuanya, Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim merasakan hal yang tidak baik kepada diri menantunya. Nabi Ibrahim pun pamit dan berpesan agar merubah palang pintunya, saat itu si menantu tidak mengetahui bahwa yang datang tadi adalah mertuanya.

Setibanya Nabi Ismail, istrinya menyampaikan bahwa ada seseorang yang datang dan mengatakan agar merubah palang pintunya. Kemudian Nabi Ismail mengatakn bahwa yang datang itu adalah bapaknya.

Beberapa tahun kemudian Nabi Ibrahim kembali merindukan putranya, datanglah ia ke rumah Nabi Ismail dan yang ditemui kali ini berbeda dengan perilakunya dengan yang sebelumnya, beberapa tahun silam. Ia disambut dengan budi bahasa yang baik. Nabi Ibrahim menyadari bahwa ini adalah isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berpesan agar palang pintunya terus ditegakkan yang artinya agar menjadi istri sampai akhir hayat.

Kisah ini menarik untuk menjadi pelajaran bahwa ternyata hidup sakinah bisa berawal dari budi bahasa yang baik. Inilah titik tolak perbincangan kita. Ktia pahami bahwa budi bahasa memiliki kaidah dan hal yang boleh dan hal yang tidak boleh diucapkan. Seorang muslim untuk meraih kehidupan yang sakinah wajib memahami dengan benar bagaimana ia berbicara. Dan dia juga perlu memahami apa yang dbicarakannya dan dia juga harus tahu dengan siapa dia berbicara. Kapan seharusnya kita berbicara,

Hidup sakinah bisa berawal dari bahasa yang baik, maka sungguh sangat tepat ketika Rasulullah berpesan kepada kita semua dengan mengatakan “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik dan lebih baik diam”.

Untuk menggapai kehidupan yang sakinah ada adab yang patut kita perhatikan dalam rangka berbudi bahasa yang baik sehingga bisa tercipta hidup yang sakinah.

  1. Tidak berbicara dengan tergesa-gesa

Ketika di dalam sebuah keluarga hendaknya berbicara dengan yang baik, tidak tergesa-gesa karena  Rasulullah telah menggambarkan kepada kita semua bagaimana beliau memberikan contoh dalam hal perkataan yang baik dan Rasulullah tidak pernah berbicara dengan tergesa-gesa. Ini merupakan adab yang perlu kita hadirkan di dalam keluarga kita. Kesalahpahaman yang terjadi antara suami dan istri disebabkan karena ucapan yang dilontarkan begitu cepat sehingga orang yang menerimanya bisa salah mengartikan.

  1. Upayakan apa yang terucap itu keluar dari lubuk hati sehingga yang diucapkan bukan suatu kepura-puraan.
  1. Antara suami istri hendaklah membangun perbincangan dengan perbincangan yang dipahami oleh orang didekatnya karena Rasulullah mengingatkan kepada kita semua dengan mengatakan bahwa berbicaralah kepada orang-orang dengan apa yang mereka ketahui.

Semoga kita mampu menciptakan kehidupan yang sakinah dalam rumah tangga kita.

Sumber: Program Siaran Radio JIC_Sakinah Corner

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two × two =