JIC, MAKKAH — Dirjen Penyelenggaraan Haji Umrah Kemenag, Abdul Djamil, memastikan pihaknya tetap akan menelusuri kasus deportasi jamaah haji Indonesia atas nama Astutik Suparman Ngaimin. Meski, Astutik kini sudah bisa masuk Arab Saudi dan bergabung dengan kloternya di Makkah pada Sabtu (2/9).
“Para pihak akan diperiksa. Hal-hal yang berkaitan dengan keteledoran ini akan semua diperiksa. Irjen juga sudah turun tangan,” kata Abdul Djamil di Pemondokan 803 (Hotel Jauharat Al Syuruq), Jarwal, Makkah, seperti dilaporkan wartawan Republika, Sabtu (3/9).
Ketika ada kasus ini, Abdul Djamil mengatakan sejak awal sudah memerintahkan jajarannya agar fokus utamanya adalah mengembalikan Astutik ke Tanah Suci secepatnya. Begitu urusan administrasi di Indonesia sudah selesai, Abdul Djamil memerintahkan Astutik dimasukan dalam penerbangan yang paling awal.
“Saya perintahkan agar Bu Sri berangkat pagi itu juga hari Jumat supaya cepat bisa berkumpul bersama suami dan rombongannya,” katanya.
Abdul Djamil mengatakan memang ada perbedaan antara foto di paspor dengan wajah Astutik saat proses pemeriksaan di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA) Jeddah. Meski, paspor yang dibawa Astutik juga atas nama Astutik.
’’Paspor yang dibawa namanya Astuti, ibu ini juga namanya Astuti. Jadi, setelah dicek, memang beda,’’ katanya. ‘’Ketika ditanya pun, ibu Astuti mengatakan ini bukan foto saya.’’
Abdul Djamil mengatakan pihaknya bersama KJRI Jeddah saat itu tidak tinggal diam. Mereka sempat berusaha melakukan negosiasi, tapi pihak imigrasi tetap bersikukuh untuk tidak memperbolehkan Astutik masuk Arab Saudi.
Kemenag akan terus menelusuri bagaimana Astutik bisa membawa paspor orang lain. ‘’Ini yang kemudian akan kita lakukan penelusuran lebih lanjut. Paspor bu Astuti yang sebenarnya itu ada dimana. Terus paspor Sri Astuti yang dibawa bu Astuti itu asalnya dari mana,’’ katanya.
