Secara umum adanya Islamfobia, yang kebanyakan terjadi di dunia Barat, disebabkan beberapa faktor. Pertama, dalam Alquran Allah SWT telah mempertegas bahwa sampai kapan pun kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho terhadap Islam (QS. Al Baqarah : 120).
Isu perdamaian merupakan iming-iming dari ‘negara adidaya’ yang sebenarnya hanyalah kedok untuk memunculkan teror baru di berbagai negara. Tujuannya tiada lain hanyalah untuk mempropagandakan masyarakat agar menjadi takut terhadap kaum muslim, atau yang biasa kita kenal dengan islami-phobia. Informasi yang disajikan kepada publik adalah informasi yang disinformatif dan sepihak.
Terlebih lagi, terjadinya pemusatan pemberitaan yang terkesan begitu mem-blow up berita yang sangat menyudutkan Islam. Mulai dari aksi teror bom buku, teror bom bunuh diri, meluasnya isu NII (Al Zaytun) hingga efek domino dari isu terbunuhnya Pimpinan Al Qaeda, Osama Bin Laden di Abottabad dalam penggerebekan rumah Osama yang dilakukan oleh Tim Six (Navy Seal). Ini merupakan motif yang propaganda yang digerakkan oleh Amerika Serikat sejak tragedi WTC 11 September 2001 untuk membuat semua orang merasa tidak aman dengan keberadaan kaum muslimin.
Secara umum adanya Islamfobia, yang kebanyakan terjadi di dunia Barat, disebabkan beberapa faktor. Pertama, dalam Alquran Allah SWT telah mempertegas bahwa sampai kapan pun kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho terhadap Islam (QS. Al Baqarah : 120). Alquran telah banyak menceritakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang kafir, di antaranya beliau dituduh sebagai penyair (QS. Al Anbiyaa’ : 5), dihina sebagai dukun (QS. Al Haaqqah :42), dituduh sebagai tukang sihir (QS. Adz Dzaariyaat :52), dihina sebagai orang gila (QS. Al Hijr : 6).
Faktor kedua, yang menjadikan Barat membenci Islam adalah karena Islam merupakan tantangan ideologi yang bertentangan dengan prinsip atheis. Naquib Al-Attas mengungkapkan dalam bukunya, Islam and Secularism, bahwa Islam bukan hanya tantangan bagi kekristenan Barat, tetapi juga tantangan bagi prinsip-prinsip aristotellianisme dan epistemologi serta dasar-dasar filosofi yang diwarisi dari pemikiran Yunani dan Romawi. Unsur-unsur itulah yang membentuk komponen dominan, mengintegrasikan elemen-elemen penting dalam berbagai dimensi pandangan hidup Barat. Islam pun dianggap tidak sejalan dengan pandangan hidup mereka.
Dr Basim Khafaji mengatakan bahwa Barat melihat Muhammad telah mempersembahkan pemahaman yang mungkin bisa menghancurkan pemikiran Barat dari asasnya, yaitu sentralisasi Allah SWT dalam kehidupan manusia. Hal itu bertolak belakang dengan teori Barat yang dibangun di atas logika dan akal pemikiran manusia (Sohib Jasim, Akar-Akar Penghinaan Terhadap Islam dalam Pemikiran Barat, 2006).
Faktor terakhir adalah isu terorisme yang selama ini didengungkan oleh Amerika dan sekutunya. Ini telah merasuki pemikiran bangsa Barat sehingga mereka takut dan membenci Islam.
Rasulullah Shallallahu SAW pernah bersabda berkenan dengan keinginan kaum kafir untuk membinasakan kaum muslimin dan Islam, seperti yang dinyatakan dalam hadits Tsaubah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu SAW bersabda.
“Artinya : Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang : Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda : Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya : Wahai Rasulullah, apakah wahn itu ? Beliau bersabda : Mencintai dunia dan takut mati”. (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hailah).
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa :
Kaum kafir saling menghasung untuk menjajah Islam, negeri-negerinya serta penduduknya. Negeri-negeri muslimin adalah negeri-negeri sumber kebaikan dan barakah yang mengundang air liur kaum kafir untuk menjajahnya.
Pengantar : Shafiqah Adia Treest (www.4antum.wordpress.com) *) dari berbagai sumber