BAGAIMANA HUKUMNYA MENGGELAR SYUKURAN 4 BULAN ATAU 7 BULAN KEHAMILAN?

0
3442

Buya Yahya

JIC – Kehamilan jadi sesuatu yang ditunggu-tunggu pasangan yang telah sah menikah.

Setiap pasangan tentu merasa antusias menantikan kelahiran anak mereka.

Di usia kehamilan 4 bulan, biasanya pihak keluarga akan menggelar syukuran untuk menyambut calon buah hati.

Selain itu, pihak keluarga juga biasa menggelar syukuran di usia kehamilan 7 bulan.

Seperti kita ketahui, hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Indonesia.

Lantas, bagaimana hal tersebut dalam pandangan Islam?

Apa hukumnya menggelar syukuran 4 bulan atau 7 bulan kehamilan?

Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

 

Buya Yahya menegaskan jika acara tersebut digelar sebagai tanda syukur, maka hal itu sah-sah saja.

“Bagaimana hukumnya mengadakan acara itu? Kalau acaranya maknanya adalah syukuran sah dan masuk akal,” ujar Buya Yahya.

Sementara itu, dalam ajaran Islam, usia kehamilan 4 bulan adalah waktu dimana ruh telah ditiupkan ke dalam janin.

Maka dari itu, diperbolehkan jika ingin menggelar syukuran dengan cara seperti menyembelih hewan atau mengundang tetangga untuk berdoa bersama.

Hal ini juga berlaku saat usia kehamilan menginjak 7 bulan.

“Kalau sudah 4 bulan itu sudah ditiupkan ruh, makanya sangat pantas kalau seandainya seorang bapak punya istri hamil 4 bulan berarti (calon bayi) sudah hidup,” ungkap Buya Yahya.

“Kemudian setelah itu 7 bulan, 6 naik ke 7, kenapa? Paling sedikitnya kehamilan itu umurnya 6 bulan,

jadi kalau sudah 7 bulan bayi itu dikeluarkan dari perut sudah bisa,” tutur Buya Yahya.

Kendati demikian, Buya Yahya mengingatkan untuk tak menggelar acara syukuran yang menyimpang dari ajaran agama.

“Kalau ada (cara syukuran) membuka aurat, itu yang perlu dihapus, (lebih baik) syukuran beri makanan yang enak, undang tetangga,” pungkasnya.

Sumber : tribunnews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here