BEBAN TUGAS DIBALIK LAYAR SEORANG JURNALIS

0
299

9

JIC – Divisi Infokom JIC menyelenggarakan Stadium General JIC Broadcast School (JICBS) Angkatan ke III pada hari minggu, 9 Oktober 2016 di ruang Teater Gedung Sosial Budaya JIC. Acara yang bertema “Be A Professional Islamic Broadcaster” ini dibuka secara resmi oleh bapak Sofyan Jamaluddin, S.Hi yang merupakan Kepala Bagian Umum JIC dan bapak Drs. Saryono Jahidi Kepala divisi Infokom JIC. Pada awalnya, narasumber Stadium General terjadwal diisi oleh Yasir Nene Ama, namun karena berhalangan hadir digantikan oleh Gibran Muhammad yang merupakan News Anchor muda, aktif dan inspiratif Kompas TV.

Gibran, sapaan akrabnya ini menjelaskan mengenai hal-hal penting yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis. Bagian terpenting pertama, jurnalis harus gigih. Dalam arti, kegigihan mendapatkan berita. Jurnalis setiap hari bekerja dibawah tekanan untuk mendapatkan informasi dan berita yang ditugaskan dilapangan. Kegigihan tersebut diperlukan karena harus mendapatkan bahan berita baik dari narasumber, tersangka, maupun korban pada suatu kasus atau peristiwa.

“Seorang jurnalis yang ditugaskan ibarat memikul dua tanggungjawab di bahunya. Yang kanan beban kantor karena dituntut harus mendapatkan informasi. Yang kiri adalah beban mencari info valid di lapangan. Seluruh tim memiliki komando dan jurnalis berhak memberikan instruksi kepada camera person untuk mengambil beberapa titik bagian yang akan difoto atau direkam.” Ujar news anchor yang masih berusia 22 tahun tersebut

Tidak hanya soal kegigihan, ada hal lain yang sejalan dengan gigih yaitu sabar. Mental seorang jurnalis harus teruji kesabaran. Mencari berita harus tepat waktu dan sabar jika menemui kendala di lapangan sehingga secepat mungkin harus memutar otak untuk berfikir agar bisa mendapatkan bahan berita yang akan disampaikan kepada khalayak luas.

“Ada proses panjang dibalik semua berita yang tampil dilayar kaca. Sabar itu harus jika narasumber lama datangnya, atau tidak mau dimintai keterangan. Belum lagi harus sabar dengan lingkungan apabila ada bentrok, meski beresiko, jurnalis harus tetap berkoordinasi dengan rekannya.” tambahnya

Tiga setengah tahun di dunia broadcasting membuat dirinya akrab dengan liputan langsung. Gibran berpesan kepada seluruh mahasiswa/i JICBS untuk mengembangkan dirinya dengan mengasah perbendaharaan kata, melatih pernafasan dan kecepatan berbicara agar nyaman dilihat oleh jutaan pasang mata pemirsa saat liputan langsung dan jadikan setiap momen liputan itu berharga. Menurutnya, menjadi seorang jurnalis merupakan sebuah pekerjaan beresiko penuh tantangan. (ZS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × three =