DEWAN DAKWAH SERUKAN INFAK GENTENG UNTUK KORBAN KELUD

1
239

PENINGKATAN aktivitas Gunung Kelud yang mulai terjadi di akhir tahun 2013 lalu, dinaikan statusnya menjadi siaga pada 10 Februari 2014, hingga kemudian Awas pada tanggal 13 Februari dan diumumkan status bahaya tertinggi pada pukul 21.15 (Level IV). Sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia menjadi sorotan Nasional.

“Belum sempat pengungsian dilakukan, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan tipe ledakan eksplosif.” Begitulah bunyi laporan dari Dewan Da’wah Kediri saat melakukan Koordinasi dengan Dewan Da’wah

Menurut rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG), Wilayah Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 KM dari kubah lava. Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.

Merespon hal tersebut, Dewan Da’wah menyiapkan beberapa Posko Darurat diantaranya: 1)  Jl. Pare Desa Jajar Kec. Wates Kab Kediri (rumah Bpk. Purnomo/Ibu Bidan Wati), 2) Pondok Pesantren Darul Manar Pare, 3) Masjid Al-Itqon Jl. Yos Sudarso No. 76 Tulung Rejo, Pare, Kediri, 4) Ponpes Islamic Center eLKISI, Jl. Mojosari-Trawas km-8 Kemuning, Mojorejo Pungging, Mojokerto Jawa Timur

Adapun bantuan yang diberikan untuk korban Gunung Kelud di Posko diantaranya penyediaan dapur umum, makanan ringan, layanan kesehatan serta layanan spiritual.

“Disalahsatu Posko ada sekitar 3000 KK yang diungsikan di Posko Dewan Da’wah Jawa Tengah” Jelas Aris Munandar, Ketua Pembina Dewan Da’wah Jawa Tengah

Hingga saat ini, Dewan Da’wah terus berupaya melakukan bantuan diantaranya membuka posko baru di Desa Kebon Rejo, Kec.Kepung Kediri

“Kita akan terus melakukan upaya, diantaranya mendistribusikan air bersih dan air mineral, karena banyak sumur yang tertimbun abu,” ujar Aris saat Rapat koordinasi via telepon dengan Ade Salamun, Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah Pusat

Daerah tersebut merupakan ring satu zona bahaya,karena terletak 6 KM dari Puncak, di Posko ini Relawan Dewan Dakwah akan melakukan Recovery dan Pembinaan terhadap masyarakat korban Kelud.

Dampak Erupsi Kelud memang sangat dahsyat, salahsatu pantauan Relawan Dewan Da’wah yang berada di lapangan,  tepatnya di Desa Kebonrejo, salah satu desa yang berjarak 7 kilometer dari pusat Kelud menyatakan banyak atap rumah warga berlubang.

“Tebal material pasir, kerikil dan batu yang di tumpahkan Kelud mencapai 20 cm. Atap rumah warga berlubang-lubang kejatuhan batu, ada sebagian yang ambruk karena tidak kuat menahan beban. Menurut cerita warga yang mengungsi, sebagian batu yang jatuh pada kamis malam itu (13/2) bukan batu biasa, tapi batu panas,” Ujar Rozy, salahsatu Da’i Dewan Da’wah Jawa Tengah

Bukan hanya itu, Petani pun gagal panen karena tanaman mereka layu dan mengering akibat erupsi. Padahal, bulan Februari merupakan musim panen cabe dan tomat. Ada memang sebagian warga yang sempat panen,  namun tidak seberapa. Pertanian memang menjadi mata pencaharian mayoritas korban Erupsi Kelud, secara otomatis mereka kehilangan usaha mereka.

“Bantuan yang akan dipersiapkan selanjutnya adalah bantuan sarana air bersih, bantuan logistik genteng, mobil layanan kesehatan serta makanan ringan,” ujar Ade Salamun pada saat Rapat Koordinasi 21/2 kepada Tim Help Indonesia LAZIS Dewan Da’wah [dd/Islampos]

1 COMMENT

  1. saya ikut langsung di lskoai tersebut, yang terdiri dari 5 desa yang terkena dampak banjir bandang, adapun hal tsb terjadi dimata saya dikarenakan ulah manusia juga, yang tidak mengetahui, mulai dari penebangan liar, dan bermukim di DAS yang bisa potensi banjir Bandang .tapi masih ada cerita klenik, adanya perseteruan antara ketua adat/kuncen karena satu sama lain tidak menghargai, dengan adanya siluman harimau yang pastinya 11 jiwa sdh melayang dikarenakan banjir bandang tsb, tips buat pemerintah buatlah lskoai permukiman dengan SP3Lnya jangan lah pula bermukim di sana selain susah transportasinya, kamipun kesulitan dalam evakuasi korban pada saat itu (thanks buat Kantor Sar Medan,Tagana,dan TNI AD Pak Bur, yg pada saat itu disana) dari Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) SUMUT.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

12 − 12 =