JIC, Jakarta — Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon khusus bagi Provinsi Aceh. Namanya yang mendunia membuat masjid ini tidak hanya sebatas tempat ibadah. Lebih dari itu, masjid ini menjadi kebangaan masyarakat Aceh sekaligus tempat yang paling bersejarah. Berlokasi di jantung Kota Banda Aceh, Masjid ini kini terlihat berbeda.
Wajah baru Masjid Raya tersebut tampak dari payung-payung elektrik raksasa layaknya Masjid Nabawi Kota Suci Madinah dan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang. 12 unit payung payung elekterik dan kolam persegi panjang sebagai taman di tengahnya jadi pembeda. Hamparan rumput hijau di halaman masjid pun kini berganti menjadi marmer yang indah.
Peluncuran awal (soft launching) payung Masjid Raya Baiturrahman ini diresmikan langsung oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah baru-baru ini. Kegiatan ini digelar di pekarangan masjid. Prosesnya ditandai dengan menekan tombol sehingga payung secara perlahan terbuka. Hadir dalam acara tersebut Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal, Sekda Aceh Dermawan dan sejumlah pejabat terkait.
Usai peluncuran, Zaini dan rombongan sempat meninjau langsung dan melihat dari dekat payung yang telah terpasang. Enam paying di sisi utara dan enam lagi di sebelah selatan masjid. Tak sedikit tamu undangan yang hadir selfie di bawah payung dengan latar belakang masjid.
Dalam sambutannya, Zaini Abdullah mengatakan ground breaking pengembangan landscape dan infrastruktur Masjid Raya Baiturrahman sudah dilaksanakan pada Juli 2015 lalu. Pengerjaan proyek yang ditarget selesai pada Juni tahun ini sudah mencapai 90 persen.
“Pengerjaan pembangunan tahap pertama sudah hampir rampung. Mudah-mudahan dengan izin Allah dan kerja keras semua pihak serta dukungan masyarakat Insya Allah pembangunan ini dapat diselesaikan sesuai rencana,” kata Zaini.
Selain paying dan marmer, di masjid ini juga dibangun basement yang digunakan untuk parkir kendaraan roda dua atau pun empat. Dengan adanya soft launching ini, Zaini berharap semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut agar lebih memacu kinerjanya. Hal tersebut agar pembangunan landscape dan infrastruktur dapat diselesaikan tepat waktu.
“Jika pengembangan tahap pertama ini selesai seluruhnya, maka masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah bagi kaum muslimin. Tapi juga menjadi pusat pengembangan peradaban Islam terbesar di Asia Tenggara,” ungkap Zaini.
Proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya di Kompleks Masjid Raya Baiturrahman tersebut menghabiskan dana tak kurang dari Rp 458 miliar lebih. Semua bahan baku yang dipakai untuk memperindah tampilan masjid didatangkan dari luar negeri.
“Alhamdulillah, dari 12 unit yang sudah dipasang, beberapa unit di antaranya malam ini akan kita coba buka. Ini merupakan soft launching sebagai penguat komitmen kita untuk pengembangan masjid kebanggan rakyat Aceh ini,” kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah.
Pengembangan Masjid Raya diharapkan bukan sebatas tempat ibadah, tapi juga pusat kajian Islam di Aceh dan Indonesia. Masjid ini juga diharapkan menjadi destinasi wisata islami yang menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri yang menawarkan kenyamanan bagi umat muslim yang ingin beribadah.
“Saya berharap masyarakat juga bertanggung jawab untuk meramaikan masjid. Sebab perluasan masjid bukan hanya bertujuan memperindah masjid, tetapi juga untuk meningkatkan gairah memakmurkan masjid,” ungkapnya.
Zaini mengharapkan kualitas Masjid Raya semakin meningkat. Apalagi Aceh sudah meraih salah satu predikat di World Best Halal Tourism yang digelar di Abu Dhabi, Dubai. Wisatawan yang menyambangi masjid ini pun beragam. Mulai dari wisatawan lokal hingga internasional.
Pengembangan Masjid ini juga memiliki tempat wudhu khusus dan fasilitas lainnya yang diperuntukkan bagi penyandang disabililtas. Pembangunan sarana dan prasana dilakukan mulai dari membenahi areal parkir, tempat wudhu dan bersuci pria dan wanita di bawah tanah, hingga penataan taman.
Sumber ; gomuslim.co.id