JIC– Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi merupakan putra ulama terkenal di tanah air yaitu Habib Ali Kwitang yang di juluki guru para guru majlis taklim. Beliau lahir di Jakarta daerah Kwitang lahir pada tahun 1913 dan meninggal pada hari Sabtu tanggal 11 Desember 1993. Beliau di makamkan di komplek makam Kwitang yang berada di sisi kiri masjid Kwitang bersama dengan abahnya Habib Ali Kwitang dan Putera Beliau yang meninggal tahun 2018.
Kondisi makam beliau saat ini dalam kondisi yang baik, sebagaimana makam yang menjadi tempat peziarah pada umumnya, di makam tersebut terlihat banyak bunga yang ditaburkan oleh para peziarah dan terdapat pengurus makam yang mengatur dan merapikan lokasi. Suasana makam terasa khidmat untuk mereka para peziarah karena pengelolaan yang baik, lokasi makam ini selalu ramai di kunjungi peziarah khususnya pada hari ahad pagi setelah mereka mengikuti taklim mingguan yang diadakan di Kwitang.
Beliau memiliki nasabnya keluarganya yaitu: Muhammad bin Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammmad bin Husein bin Abdurrahman bin Alhadi bin Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Abubakar bin Ali al-faqih bin
Ahmad al-faqih bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumi bin Muhammad an Nagieb bin Ali Uraidy bin Jafar as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein Sayyidusy-Syuhada bin Fathimah Az-Zahra binti Muhammad SAW.
Abahnya sangat memperhatikan pendidikan agama bagi anaknya sehingga riwayat pendidikannya sudah sejak kecil di usia sekitar 15 tahun dikirim belajar ke negeri jauh Yaman tepatnya di Rubbatharim berguru dengan Habib Abdullah bin Umar Syatiri, Habib Ahmad bin Muhsyin Al Hadar di timur Tengah, Habib Husein bin Syami Alatas. Kecerdasan dan keistimewaan beliau sudah muncul seperti ketika belajar disana beliau sudah dipercayakan untuk menjadi juru tulis Habib Abdullah bin Umar Syatiri.
Keahliaan beliau dalam menulis membuatnya dipercaya oleh gurugurunya sehinga beliau didoakan agar ketika besar nanti menjadi tokoh terkenal alim, cerdas dan pintar. Bukti kecerdasannya yaitu gagasan dan konsep di tahun 1954 dipercaya sebagai pengajar utama pengganti abahnya di Kwitang dan pada tahun yang sama beliau untuk pertama kalinya istilah The Islamic Center Kwitang sebagai tempat pusat kajian Islam Jakarta di gunakan.
Kiprah dan peran beliau mengajar di Kwitang untuk meneruskan jejak abahnya Habib Ali Kwitang di majelis mingguan Kwitang sejak Tahun 1968, kemudian beliau memimpin Masjid Ar Riyadh Kwitang atau Jami Kwitang Jakarta Pusat hingga Tahun 1993.
Selain mengurus Kwitang beliau berperan aktif dalam dunia politik tanah air pada Tahun 1970 beliau diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Beliau termasuk orang kepercayaan President Soeharto yang bertugas dalam bidang agama dan pendidikan, beliau menjadi penghubung pak Harto dengan tokoh-tokoh agama di Tanah Air dan Luar Negeri.
Beliau termasuk orang yang banyak memiliki bakat dan kecerdasan dibandingkan manusia umumnya, kelebihannya yaitu yang menonjol di bidang agama dan diplomasi. Beliau mampu meyakinkan tokoh-tokoh dan kepala Negara di Timur Tengah, diantaranya keberhasilan mendatangkan raja Arab Saudi Ke Indonesia pada 10 Juni Tahun 1970.
Kisah yang tidak banyak diceritakan yaitu kisah ditunjuknya sebagai tim ahli oleh Presiden. Habib Muhammad Bin Ali Kwitang dan KH Abdulah Balfaqih Malang bertugas sebagai tenaga ahli P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) yang bertugas khususnya mencari dalil ayat al quran dan hadisth pada 5 sila di Pancasila.
Peran dan kontribusi untuk bangsa dan agama masih banyak yang belum tergali lebih dalam, beliau wafat berdasarkan data yang ada pada batu nisan di makam beliau yaitu meninggal di Jakarta pada tanggal 11 Desember 1993 dan di makamkan di samping makam ayahnya Habib Ali Kwitang di komplek pemakaman samping Masjid Kwitang.
Sumber: Diambil dari buku 27 Habaib Berpengaruh di Betawi 2023