Hewan Qurban Dipotong Tak Terasa Sakit

0
377

Menjelang hari raya qurban atau Hari Raya Idul Adha 1434H di Jakarta banyak sekali para pedagang musiman yangdatang dari berbagai penjuru luar kota, ada yang dari Bogor, Garut, Banten, Blitar,Madura dan lain-lain. Kedatangan mereka agak aneh, karena nampaknya seperti sulapan, semalam saat kita melewati jalanan tidak ada tandaapa-apa, giliran pagi harinya sudah puluhan binatang ternak terutama sapi dan kambing berikut pemiliknya sudah siap menunggu pembeli dengan senyum sumringah. Tempat menjajakan dagangan sapi dan kambing kurban itu nampaknya sembarangan, bisa di kebun kosong, di pinggiran jalan bahkan di trotoarpun dipakaibuat menjual dagangannya, namun walaupun demikian bagi masyarakat disekitarnya ada yang maklum ada juga yang dibuat kesal terutama pejalan kaki, karena jalurnya dipakai buat jualan,akhirnya mereka terpaksa harus jalan di bahu jalan raya, yang tentunya membahayakan keselamatannya.

Namun, ada juga fenomena lain, pedagang sapi dengan memperkaryakan cow girl yaitu wanita-wanita cantik penjual sapi dengan topi cowboy, dibalut blue jeans seksi.Ada juga Yayasan ngetop “yang menjemput bola” mencari jamaah yangdipandang sudah wajib mengeluar zakat qurbannya, caranya cukup mentransfer uang senilai qurban, maka qurban akan siap potong dengan mengatasnamakan dirinya. Yang paling kreatifmenurut pengamatan saya adalah Biro Qurban yang sampai mengiklankan di TV yang tentu untuk memasang iklannya nilainya milyaran rupiah, dan bisa untuk berkurban dengan jumlah yang banyak.

Mari kita kembali melihat para binatang calon yang dikurbankan sering kita mengimijinasikan bagaimana umat Muslim memotongleher qurbannya dan darah mengucur dengan deras dari lehernya, pastinya akan menyakiti Qurbannya. Tapi benarkah demikian? Kenapa memotongnya tidak manusiawi atautidak perihewani? Bandingkan dengan cara memotong binatangolehorang Barat dengan cara dipingsankan terlebih dahulu, baru kemudian dipotong? Mana yang terbaik dari kedua cara tersebut?

Mari kita telaah mana yang terbaik? Penyembelihan menurut syariat Islam penyembelihan dilakukan dengan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada bagian depan, yakni saluran makanan, saluran nafas dan saluran pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis. Atau cara orang Barat dengan memingsankan lebih dulu?

Sesungguhnya Allah menetapkan Ihsan pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam menyembelih yaitu dengan menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya.” (HR. Bukhari).

Dari hasil penelitian Prof. Wilhelm Schulze dan Koleganya Dr. Hazim, keduanya dari Hannover University – German.

(Journal reference:New Zealand Veterinary Journal,vol 57, p 77

http://www.newscientist.com/article/dn17972-animals-feel-the-pain-of-religious-slaughter.html#.UllytNmtv78).

Kedua orang ini mencoba meneliti sapi percobaan (bukan kelinci lho ya?)dengan menggunakan peralatan EEG (Electro Encephalograph), yang dipasang pada permukaan otaknya untuk merekam derajat rasa sakit ketika sapi disembelih. Dan memasangECG (electro Cardiograph)dipasang di jantung sapi, untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Jadi, pemasangan kedua alat ini cukup lama dalam hitungan mingguan sampai sapi percobaan ini beradaptasi dengan peralatan.

Syahdan dari hasil penelitian, apabila memotong dengan cara Islam, tiga detik pertama setelah sapi dipotong tercatat tidak ada perubahan grafik EEG hal ini berarti tidak ada indikasi rasa sakit. Tiga detik berikutnya otak merekam tidur nyenyak (deep sleep) sehingga sapi kehilangan kesadaran, setelah enam detik pertama, jantung merekam sebanyak mungkin darah dipompa dari seluruh tubuh untuk ditarik keluar, dan grafik ECG tampak tidak naik namun turun sampai ke angka nol (zero level) yang berarti TIDAK ADA RASA SAKIT SAMA SEKALI! Karena darah keluar sampai habis maka dagingnyapun layan dan baik untuk dikonsumsi.

Lalu bagaimana dengan cara orang Barat yang dipingsankan itu? Setelah dipingsankan (stunning), sapi terhuyung dan jatuh.. brukk!, dan sapi tidak bergerak lagi, sapipun disembelih tanpa meronta-ronta. Tampaknya saat disembelih tidak ada rasa sakit ya? Namun benerkah demikian?

Setelah pemingsanan, tercatat ada kenaikan grafik EEG, yang berarti ADA RASA SAKIT karena untuk pemingsanan kepalanya harus dipukul. Kemudian grafik ECG diperiksa dan tampak grafiknya turun, merekam jantung berhenti berdetak lebihawal, akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh tubuh dan tidak memompa darah keluar lagi, dan darahpun membeku di dalam urat darah dan daging dan hasil akhirnya adalah DAGING YANG TIDAK SEHAT, bukankah darah yang membeku adalah sarang bakteri pembusuk yang merusak kualitas daging?

Nah, kesimpulannya ternyata meronta-ronta saat hewan disembelih adalah bukan ekspresi rasa sakit, seperti saat ketika kita disakiti dan keluar darah, melainkan EKSPRESI KETERKEJUTAN OTOT DAN SARAF saja yaitu saat darah mengalir dengan derasnya, dus grafik EEG membuktikan itu.

Akhirulkalam, sudahkah Anda berkurban lebaran haji tahun ini?Selamat Hari Raya Idul Adha 1434 H semoga Berkah Allah SWT terkucur untuk semua umat, Allahu Akbar.. Allahu akbar.. Walillahilhamdu.. Amin..

Salam,

Verri JP

Penulis bisa dihubungi melalui alamat email : verri_dj @yahoo.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

three × 4 =