JEJAK PERADABAN ISLAM DI TANAH AFRIKA

0
919

JIC, JAKARTA  — Wilayah sub-Sahara Afrika Barat pernah menjadi saksi kejayaan peradaban Islam. Di wilayah yang dikenal dengan sebutan Bilad al-Sudan itu sempat berdiri dinasti-dinasti Islam. Bahkan, di kawasan Afrika Barat juga pernah berdiri perguruan tinggi berkelas dunia bernama Universitas Sankore.

Prof A Rahman I Doi dalam tulisannya bertajuk Spread Islam in West Africa, mengungkapkan, Islam mencapai wilayah Savannah (Afrika Barat) pada abad ke-8 M. Ajaran Islam mulai diterima oleh Dinasti Dya’ogo dari Kerajaan Tekur pada awal 850 M,’’ ungkap guru besar pada berbagai universitas di Afrika itu.

Fakta itu terungkap dari catatan sejarawan dan penjelajah Muslim di era keemasan Islam, seperti Al-Khwarzimi, Ibnu Munabbah, Al-Masudi, Al-Bakri, Abul Fida, Yaqut, Ibnu Batutah, Ibnu Khaldun, Ibnu Fadlallah al-’Umari, Mahmud al-Kati, Ibnu al Mukhtar, dan Abd al-Rahman al-Sa’di.

Margari Hill, sejarawan dari Stanford University, menjelaskan, Islam menyebar di Afrika Barat secara bertahap dan kompleks. Ada tiga tahap sejarah yang telah dilalui Islam di wilayah sub-Sahara. Ketiga tahap sejarah itu adalah tahap penahanan, pembauran, dan reformasi.

Pada tahap pertama, raja-raja Afrika menahan atau membendung pengaruh Muslim dengan memisahkan komunitas Muslim. Pada tahap kedua, penguasa Islam Afrika mencampur Islam dengan tradisi lokal. Pada tahap ketiga, Muslim Afrika ditekan melakukan reformasi untuk menyingkirkan kebiasaan mencampur tradisi lokal dan Syariah sehingga umat Islam menjalankan ajaran Islam secara benar.

Dinasti Dya’ogo merupakan orang Negro pertama yang menerima Islam di Afrika Barat. Karenanya, para sejarawan Muslim menyebut wilayah Kerajaan Tekur dengan julukan Bilad al-Tekur atau Tanah Muslim Hitam”. Ajaran Islam, menurut Prof Rahman—mengutip catatan Ibnu Munabbah yang bertarikh 738 M dan Al-Masudi pada 947—masuk dan berkembang di wilayah Afrika Barat melalui jalur perdagangan.

Ketika Islam telah menyebar, di Kota Timbuktu, Mali, telah berdiri sebuah perguruan tinggi berkelas dunia, Universitas Sankore. Pada abad ke-12 , jumlah mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Sankore mencapai 25 ribu orang.

Universitas Sankore diakui sebagai perguruan tinggi berkelas dunia. Karena, lulusannya mampu menghasilkan publikasi berupa buku dan kitab yang berkualitas. Buktinya, baru-baru ini di Timbuktu, Mali, ditemukan lebih dari satu juta risalah. Selain itu, di kawasan Afrika Barat juga ditemukan tak kurang dari 20 juta manuskrip.

Sejarawan Abad XVI, Leo Africanus, menggambarkan kejayaan Timbuktu dalam buku yang ditulisnya. Begitu banyak hakim, doktor, dan ulama di sini (Timbuktu). Semua menerima gaji yang sangat memuaskan dari Raja Askia Muhammad—penguasa Negeri Songhay. Raja pun menaruh hormat pada rakyatnya yang giat belajar,” tutur Africanus.

Di era keemasan Islam, ilmu pengetahuan dan peradaban tumbuh sangat pesat di Timbuktu. Rakyat di wilayah itu begitu gemar membaca buku. Menurut Africanus, permintaan buku di Timbuktu sangat tinggi. Setiap orang berlomba membeli dan mengoleksi buku. Alhasil, perdagangan buku di kota itu menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibanding bisnis lainnya. n

Dinasti Islam di Afrika Barat

Kerajaan Ghana (830-1235 M)
Dinasti Za di Gao (11 M -1275 M)
Dinasti Sayfawa (1075-1846 M)
Kekaisaran Mali (1230-1600 M)
Dinasti Keita (1235 -1670 M)
Kerajaan Songhai (1340-1591 M)
Kerajaan Bornu  (1396-1893 M)
Kerajaan  Baguirmi (1522-1897 M)
Kerajaan Dendi (1591-1901 M)
Kesultanan Damagaram (1731-1851 M)
Kerajaan  Fouta Tooro (1776-1861 M)
Kekhalifahan Sokoto (1804-1903 M)
Kerajaan Toucouleur (1836-1890 M)

Kapan Islam Masuk ke Afrika Barat?

Afrika Barat. Wilayah yang terletak di bagian barat benua hitam Afrika itu identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Kawasan Afrika Barat yang memiliki luas sekitar 5 juta kilometer persegi terbagi dalam 16 negara, yakni Benin, Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea Bissau, Liberia, Mali, Niger, Nigeria, Pantai Gading, Senegal, Sierra Leone, Togo, Mauritania, dan Cape Verde.

Secara geografis, wilayah Afrika Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik di sebelah barat dan selatan, Gurun Sahara di utara, dan Gunung Kamerun hingga Danau Chad di timur. Pada abad pertengahan, Afrika Barat merupakan salah satu wilayah yang makmur dan maju—berbeda dengan kondisi saat ini. Di kawasan itu, peradaban Islam sempat mencapai puncak kejayaannya.

Image result for Dinasti Islam di Afrika Barat
Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.

Tak heran sejarah negara-negara di Afrika Barat didominasi oleh kisah-kisah kejayaan Islam. Prof A Rahman I Doi dalam tulisannya bertajuk Spread Islam in West Africa, memaparkan tentang pencapaian peradaban Islam di wilayah sub-Sahara itu.

Menurut Prof Rahman, kejayaan peradaban Islam di Afrika Barat telah dibuktikan para geografer dan sejarawan Muslim dengan sejumlah bukti dan fakta sejarah. Sejumlah ilmuwan dan sejarawan Muslim, seperti Al-Khwarzimi, Ibnu Munabbah, Al-Masudi, Al-Bakri, Abul Fida, Yaqut, Ibnu Batutah, Ibnu Khaldun, Ibnu Fadlallah al-’Umari, Mahmud al-Kati, Ibnu al Mukhtar, dan Abd al-Rahman al-Sa’di adalah saksi mata yang sempat menyaksikan dan mencatat era keemasan peradaban Islam di wilayah itu.

Sejak kapan Islam masuk ke Afrika Barat? Prof Rahman menuturkan, Islam mencapai wilayah Savannah pada abad ke-8 M. Ajaran Islam mulai diterima oleh Dinasti Dyaogo dari Kerajaan Tekur pada awal 850 M,” ungkap guru besar pada berbagai universitas di Afrika itu.

Margari Hill, sejarawan dari Stanford University, dalam tulisannya The Spread Islam in West Africa, mengungkapkan, Islam menyebar di Afrika Barat secara bertahap dan kompleks. Islam hadir di wilayah Afrika Barat (Senegal, Gambia, Guinea, Burkina Faso, Niger, Mali, dan Nigeria) pada abad ke-8,’’ tuturnya.

Menurut Prof Rahman, Dinasti Dya’ogo merupakan orang Negro pertama yang menerima Islam di Afrika Barat. Karenanya, para sejarawan Muslim menyebut wilayah Kerajaan Tekur dengan julukan Bilad al-Tekur atau Tanah Muslim Hitam”.

Ajaran Islam, menurut Prof Rahman mengutip catatan Ibnu Munabbah yang bertarikh  738 M dan Al-Masudi pada 947—masuk dan berkembang di wilayah Afrika Barat melalui jalur perdagangan. Setelah memeluk Islam, penguasa Tekur pertama yang menjadi Muslim benama War-Jabi mulai menerapkan syariat Islam.

Undang-undang kerajaan itu diubah sesuai dengan syariat. Tak heran kemudian Islam memberi dampak yang begitu hebat bagi penduduk negeri itu.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here