
JIC – Kebutuhan informasi dewasa ini berkembang secara pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin meningkat. Kebutuhan informasi dapat diakses melalui beberapa media mulai dari media cetak seperti Koran, jurnal majalah, dan lain sebagainya, juga didukung oleh penyebaran informasi dalam media elektronik yakni radio atau televisi.
Penyebaran informasi tersebut kini didukung dengan hadirnya akses internet sehingga dapat memudahkan seseorang dalam menyebarkan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sebagai penikmat informasi dapat memilih informasi yang akan dikonsumsi. Informasi terakurat dan tercepat menjadi garda terdepan yang dipilih oleh penikmat informasi. Kecepatan tersebarnya informasi selayaknya didukung oleh konten informasi yang telah mengandung unsur fakta dan aktual.
Jakarta Islamic Centre sebagai Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta memandang bahwa konten dalam informasi tersebut perlu diperhatikan juga sebagai syiar media bagi para pelaku penyebar informasi untuk memberitakan informasi positif di tengah keruhnya penyampaian informasi. Oleh karena itu JIC kembali mengadakan JICBS angkatan ke-2 dalam kuliah ini peserta didik diberikan ilmu tentang jurnalis baik tentang kepenulisan maupun penyiaran.
JICBS ke-2 ini akan launching bersamaan pada moment Muharram yaitu 15 Oktober 2015 mendatang sekaligus kuliah perdana bagi mahasiswa JICBS dan pada moment inilah akan diumumkan siapa saja yang lolos dan masuk sebagai mahasiswa JICBS. Sampai dengan Sabtu (19/9) data calon mahasiswa JICBS berada pada angka 60 orang, dan masih membuka pendaftaran bagi peserta yang berminat di dunia broadcast. Perlu diketahui bahwa tes pertama akan dilakukan pada tanggal 30 September 2015 dan tes kedua akan dilaksanakan pada 07 Oktober 2015.
Beberapa tahun ke depan multi media berperan penting diberbagai bidang termasuk dibidang dakwah. Oleh karena itu JICBS ini hadir bukan hanya sekedar untuk memahami broadcast akan tetapi ini merupakan upaya JIC dalam rangka mencetak kader ulama yang kompeten dan menguasai teknologi serta membekali para pemuda-pemuda Islam. Sehingga ke depan umat Islam berdakwah tidak lagi hanya dengan ceramah akan tetapi juga memanfaatkan dunia teknologi. Hal ini seperti yang diinginkan oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta bahwa umat Islam bukanlah umat yang terbelakang karena “Gaptek”. [d@r@].