JIC – Pembangunan Masjid – masjid di Kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta semakin tumbuh pesat. Di Jakarta saja saat ini ada 3.036 Masjid dengan katagori masjid Negara (Masjid Istiqlal), Masjid Raya yang diinisiasi dan dibangun oleh Pemerintah Daerah/Propinsi, Masjid Agung yang dibangun oleh Pemerintah Kota/Kabupaten, Masjid Raya yang dibangun oleh Yayasan / Perusahaan maupun Masjid Jami yang dibangun masyarakat yang ada di tingkat kecamatan. Beberapa masjid sudah banyak yang mengakomodir remaja-remaja sekitar untuk berperan dan berpartisipasi untuk memakmurkannya.
Di era 90-an peran remaja masjid cukup dominan, tetapi sejalan dengan munculnya gelombang media-sosial, serta peralatan pendukungnya berupa Gadget, menjadi salah satu penyebab peran remaja masjid perlahan ikut tergerus. Memang ada beberapa remaja masjid yang masih tetap eksis hingga kini, tetapi itu bisa dihitung dengan jari. sebut saja Remaja Masjid Al Azhar (YISC), Remaja masjid Sunda Kelapa (RISKA), Remaja Masjid Cut Mutia, dan Remaja masjid Pondok Indah.
Bahkan dalam satu kesempatan, Gubernur DKI Jakarta merasakan keprihatinannya dengan gaya hidup anak-anak muda Jakarta. Mereka lebih sibuk dengan perkembangan teknologi hingga membuat mereka lupa bersosialisasi. Parahnya lagi, kondisi ini berdampak pada masjid-masjid di Jakarta yang mulai kehilangan jama’ah. Mengatasi hal ini, Pemda DKI Jakarta akan membuat tugas sekaligus sayembara buat remaja masjid (remais) di Jakarta.
Remais yang bisa kembali menarik orang-orang untuk senang pergi ke masjid akan diberikan hadiah. Kenapa memanfaatkan anak muda, karena menurutnya mereka lebih mudah memahami kondisi sekitarnya.
“Kalau remaja masjid bisa buat orang balik ke masjid, kamu akan diberikan hadiah. Kami bikin hadiahnya. Misalnya laptop atau komputer. Karena bikin orang ke masjid itu susah, enggak mudah,” jelasnya. Soal anggaran pengadaan hadiah, Gubernur DKI Jakarta menegaskan tak perlu diambil pusing. “Kalau sedikit, biar saya yang siapin,” ujarnya.
Selanjutnya muncul pertanyaan, Apakah Remaja masjid di Jakarta saat ini masih eksis, masih berperan dalam menegakkan Dakwah untuk kalangan mereka khususnya di Jakarta, sehingga Gubernurpun merasa prihatin dengan kondisi remaja Masjid di Jakarta?
Dalam konteks inilah JIC mencoba membuat Survey tentang peran dan fungsi remaja masjid di era Media sosial dan internet, khususnya yang ada di Kota Jakarta. Penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
Tujuan Internal adalah sebagai bahan untuk JIC yang akan membentuk kepengurusan remaja masjid. Sehingga melalui penelitian ini akan dijadikan bahan atau rujukan dalam pengelolaan remaja masjid yang professional dan mandiri.
Sedangkan tujuan eksternal adalah untuk mengetahui gambaran kondisi remaja yang ada di Masjid-masjid di Kota Jakarta. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk sebagai bahan rujukan bagi para pemangku kepentingan, diantaranya pengelola masjid, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan remaja-remaja masjid itu sendiri.
Manfaat penelitian dan kajian ini selain untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait peran dan fungsi remaja dan kegiatannya di masing-masing masjid. Kajian ini juga bermanfaat bagi pengelola masjid untuk meningkatkan peran dan fungsi mereka dalam mengisi aktivitas yang positif secara professional dan menjadi bahan masukan juga bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam upaya mengurangi kenakalan remaja melalui kegiatan positif di lingkungan masjid.