JIC : MUSEUM SEJARAH ISLAM JAKARTA MEMILIKI NILAI PENTING BAGI UMAT ISLAM

0
353

JIC- Pesona Indonesia yang memiliki kekayaan etnis, adat istiadat, kepercayaan, dan sebagainya yang terentang di kepulauan Nusantara, pada akhirnya banyak melahirkan keunikan tradisi dan budaya yang dibangun berdasarkan penyebaran dan pertumbuhannya. Namun bila kita mengurai Indonesia dalam perspektif penyebaran ajaran Islam, pada akhirnya kita akan menemukan sebuah proses asimilasi budaya yang cukup berakar semenjak kehadiran dan penyebarannya hingga kini.

Sejarah mencatat, terjadinya asimilasi atau peleburan nilai-nilai Islam telah berlangsung cepat dan diterima oleh semua lokalitas budaya yang tersebar di Nusantara. Berbagai kekhasan dan keunikan yang berlangsung selama proses peleburan nilai-nilai Islam itu, menjadi modal penting bagi diterimanya Islam dengan damai.

Seiring perkembangannya hingga saat ini, Islam menjadi agama terbesar di Nusantara. Kehadiran ajaran Islam di bumi Nusantara memberi corak atau ciri khas tersendiri tanpa meninggalkan substansi ajaran Islam itu sendiri.

Berbagai corak budaya Nusantara yang terasimilasi dalam Islam banyak ditemukan di berbagai daerah. Manuskrip-manuskrip yang dihasilkan oleh para penyebar ajaran Islam yang merupakan saksi sejarah pertumbuhan Islam  baik dalam bentuk sastra maupun cerita, beberapa bait Al-qur’an dan kaligrafi dan lain sebagainya tersebar di berbagai daerah di wilayah Nusantara.

Jakarta dahulu bernama Batavia yang kini adalah kota terbesar di Nusantara yang memiliki sejarah penyebaran Islam yang panjang, belum memiliki dokumentasi sejarah Islam dengan baik. Padahal , sebagai kota besar Jakarta mestinya memiliki himpunan saksi sejarah penyebaran Islam yang baik sehingga diikuti oleh kota-kota lainnya.

Saat ini, kehadiran Jakarta Islamic Centre  (JIC) yang diprakarsai oleh pemerintah DKI dan tokoh-tokoh Islam Jakarta, yang hadir dengan sepenggal sejarah kelam bertempat di kawasan eks-prostistusi terbesar di AsiaTenggara. Kini menjadi daerah yang representatif sebagai pusat studi Islam di Jakarta. JIC telah memberi warna dengan gambaran Islam Ibu kota yang khas dan rahmatan lil alamin.

Guna menunjang pengembangan Jakarta sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila dibangun Museum Sejarah Islam di Jakarta. Keberadaan Museum ini nantinya diharapkan dapat seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata bersama museum-museum lainnya yang sudah ada, seperti Museum Bait Alqur’an, Museum Istiqlal, Museum Fatahillah, dll.

Dalam rangka mewujudkan Museum tersebut JIC mengadakan FGD (Focus Group Discussion) Studi Pembuatan Museum Islam Jakarta pada hari Selasa (25/08) di Ruang Audio Visual JIC. Acara ini menghadirkan Ridwan Saidi, Oman Faturrahman, Kabiro Dikmental dan pakar-pakar lainnya, yang mana dalam FGD ini diharapkan JIC mendapat masukan terkait diadakannya Museum Islam Jakarta tersebut.

Harapan JIC dengan adanya Museum Sejarah Islam Jakarta dapat terwujud museum sejarah Islam yang mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan dan merawat benda-benda maupun dokumentasi bersejarah sehingga menjadi sosok yang mempunyai nilai dan arti penting bagi umat Islam dan masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

20 − 11 =