JIC, JAKARTA— Kuwait akan mengintensifkan bantuan kemanusian untuk Indonesia melalui sejumlah yayasan amal.
Pernyataan ini disampaikan Duta Besar Kuwait untuk Indonesia, Abdulwahab Abdullah Al Sager usai menerima delegasi Yayasan Amal Indonesia-Kuwait dalam jamuan makan malam Senin (06/11).
Delegasi dipimpin oleh Ketua Yayasan Amal Indonesia-Kuwait Ahmad M AlHauli dan sejumlah donatur yang merupakan kerabat dari Emir Kuwait Syekh Sabah al-Ahmad al-Jabir al-Sabah.
Di antara rombongan tersebut turut serta Maryam al-Sabah dan Aisyah Mubarak al-Sabah. Dalam jamuan makan malam tersebut hadir pula Deputi Gubernur DKI Jakarta Oswar Muadzin Mungkasa.
Abdulwahab menjelaskan sejak di bawah kepemimpinan Syekh Sabah pada 2006, Kuwait menjadi negara dengan donasi kemanusiaan yang sangat signifikan dengan skala internasional.
Pengakuan ini bukan basa-basi. Mantan sekjen PBB Ban Ki Moon mendaulat Kuwait sebagai Pusat Kemanusian Internasional dan memberikan gelar ‘Panglima Kemanusian’ untuk Emir Sabah.
“Indonesia beruntung mendapat porsi terbesar dari donasi Kuwait,” kata Dubes Abdulwahab.
Dia menjelaskan total bantuan kemanusian Kuwait untuk Indonesia mencapai 48 juta Dinar Kuwait sejak 2004. Dana tersebut dipergunakan untuk pembiayaan sejumlah proyek kemanusian di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, sarana dan pra sarana, beasiswa, bantuan media, dan proyek kemanusiaan lainnya.
Abdulwahab menambahkan, di antara proyek kemanusian tersebut, Kuwait membangun sejumlah desa-desa kemanusian dengan nama para emir Kuwait.
Di Banda Aceh, ada Desa Syekh yang diberi nama Desa Syekh Jabir al-Ahmad al-Jabir al-Sabah dan di Bandung terdapat Desa Syekh Sabah al-Ahmad al-Jabir al-Ahmad. “Kami menjembatani bantuan kemanusian dari sejumlah lembaga amal dan kemanusian Kuwait untuk mendanai proyek-proyek amal tersebut,” kata dia.
Ketua Yayasan Amal Indonesia-Kuwait Ahmad M AlHauli mengatakan bantuan yang diberikan bersifat umum, tidak hanya menyangkut kesehatan dan santunan anak yatim. Tetapi beberapa kali memang pihaknya lebih sering menggelar operasi katarak gratis sejak sukses di Surabaya dengan 400-an peserta. “Dalam waktu dekat kami akan gelar operasi katarak di Jakarta,” kata dia.
Dia mengungkapkan poin menarik dari bantuan kemanusiaan tersebut yakni penerima manfaat tak hanya ditujukan untuk Muslim, tetapi juga siapapun tanpa melihat latarbelakang agama, suku, dan etnis. “Ini sesuai dengan arahan dari Emir Kuwait,” kata dia.
Sementara itu, Maryam al-Sabah mengaku senang dan terkesan dengan beberapa kali kunjungannya ke Indonesia. Dia menemukan keramahtamahan, senyuman, dan ketegaran Muslim Indonesia meski harus hidup dalam keterbatasan. “Saya sangat takjub bagaimana mereka masih tersenyum ramah di tengah ujian yang mereka hadapi,” kata dia.
Banyak kesan yang didapatkan Maryam. Dengan meneteskan air mata, dia mengisahkan bagaimana hatinya begitu gembira setelah operasi kebutaan sukses di lakukan terhadap balita yang baru berumur dua bulan. Dia tersentuh saat melihat bagaimana anak-anak yatim tertawa riang dan semangat belajar agama. “Saya tegaskan, kami saudara-saudara dari Kuwait, akan berdiri selalu di samping kalian,” kata dia.
Sumber ; republika.co.id