Khatib : H. Tubagus Arief (DPRD Prov. DKI Jakarta, Komisi E)
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui (QS. Al Munafiqun, 63 : 8).
Manusia : Takriim dan Tafdhil
Manusia adalah makhluk yang paling mulia di antara makhluk-makhluk yang ada. Allah menjadikannya “ahsana taqwiim” dan memberikan pendengaran, penglihatan, akal dan hati. Ini merupakan bukti dari “tasyriif”, “takriim” dan “tafdhiil” (permulaan, pengagungan dan pengutamaan) Allah swt dari makhluk yang lain.
Allah swt berfirman :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al Isra, 17 : 70).
Manusia dan Taskhiir
Selain mendapatkan “takriim” dan tafdhiil” dari Allah swt, manusia juga diberikan dan ditundukkan semua yang ada di langit dan bumi. Inilah pen-“taskhiir”-an Allah swt yang diberikan kepada manusia sebagai model pengelolaan dan pemakmuran bumi. Pohon-pohon, tumbuh-tumbuhan, hewan laut, hewan darat, isi perut bumi dan apa yang di dasar dan di dalam lautan semua untuk manusia.
لَمْ تَرَوْا أَنَّ الَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي الَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni`mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (QS. Luqman, 31 : 20)
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖهُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚإِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya). (QS. Hud, 11 : 61)
Manusia dan Amanah
Karunia dan nikmat yang luar biasa diberikan kepada manusia berupa takriim (pemulyaan), tafdhiil (pengutamaan) dan taskhiir (peuntukan) merupakan bekal utama untuk melaksanakan amanah. Di mana makhluk yang lain tidak sanggup membawanya dan merasa takut akan amanah ini.
Amanah di sini bermakna ketaatan, kewajiban-kewajiban dan semua yang berkaitan dengan taklif (pembebanan). Dan ini juga merupakan rahasia pemulyaan dan pengutamaan manusia atas makhluk yang lain.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖإِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. Al Ahzab, 33 : 72)
Pengokohan Individu Muslim
Untuk mencapai tangga “izzah islamiyah”, setiap individu muslim harus menyadari peran dan eksistensinya di bumi, maka dia akan senantiasa komitmen terhadap nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam yang telah digariskan oleh Allah swt melalui ayat-ayat Quraniah dan lewat lisan Rasulullah saw.
Setiap individu muslim harus mengokohkan:
1. Kekokohan Aqidah Islamiyah
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al An’am, 6 : 82)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا الَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushilat, 41 : 30)
2. Kekokohan Aqidah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al Hajj, 22 : 77)
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. Al Hijr, 15 : 99)
3. Kokohnya Taqwa
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗوَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al Anfaal, 8 : 29)
Membangun Ummat Islam
Ummat Islam bisa meraih kembali kemulyaan dan kejayaannya dengan mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara kolektif. Nilai-nilai yang berkaitan dengan keimanan, kejujuran, percaya diri, loyalitas, ketaatan, komitmen, pergerakan dan kekuatan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran, 3 : 110)
Kunci Sukses Binaul ‘Izzah
1. Kunci dari usaha membangun harga diri adalah melalui dakwah Islam.
2. Menyeru manusia untuk meraih kemulyaan dan keutamaan, mengelola semua potensi alam yang diperuntukkan baginya dan mengemban amanah sebagaimana mestinya.
3. Menyeru manusia muslim untuk melaksanakan kewajibannya dengan mengokohkan aqidah dan ibadahnya agar terbangun ketakwaan dalam dirinya.
4. Menyeru ummat Islam untuk meraih kembali kemulyaan dan kejayaannya dengan mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara kolektif. Nilai-nilai yang berkaitan dengan keimanan, kejujuran, percaya diri, loyalitas, ketaatan, komitmen, pergerakan dan kekuatan.
Wallahu’alam. [PAI]