MENDEKAT KEPADA ALLAH YANG MAHADEKAT

0
23

Allah SWT berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Mahadekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS al-Baqarah [2]: 186). Terkait ayat di atas, suatu hari Rasulullah SAW ditanya oleh seorang Arab Badui, ”Apakah Tuhan kita itu dekat sehingga kami dapat bermunajat kepada-Nya atau jauh sehingga kami harus menyerunyanya?”

Nabi SAW terdiam mendapat pertanyaan tersebut, maka turunlah ayat di atas. Inilah asbabun nuzul, yaitu latar belakang atau sebab turunnya ayat. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS al-Maidah [5]: 35).

Salah satu perintah Allah SWT pada ayat di atas adalah untuk mencari jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, yang diistilahkan dengan taqarrub ilallah. Taqarrub berasal dari kata “qaraba” atau qarib yang berarti dekat. Taqarrub ilallah maknanya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Terkait ayat di atas, dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya adalah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan amal saleh yang diridhai-Nya.

Perintah taqarrub ilallah juga terdapat pada ayat berikut yang merupakan salah satu dari ayat sajdah yang disunahkan untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca atau mendengarkan ayat tersebut. “Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah).” (QS al-Alaq [96]: 19).

Terkait sujud tilawah, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Jika anak Adam membaca ayat sajdah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata, ‘Celakalah aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka’.” (HR Muslim).

Dari Aisyah RA, “Rasulullah membaca doa pada sujud tilawah, ‘Sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam‘ahu wa basharahu wa bi haulihi wa quwwatihi (Bersujud wajahku kepada Zat Yang menjadikan dan membentuknya, dan Yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)’.” (HR Abu Dawud).

Allah SWT berfirman pada hadis Qudsi, “Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta.” (HR Bukhari dan Muslim).

Allah SWT telah menyatakan kedekatan dengan hamba-Nya. Namun, kita harus selalu berusaha dengan istiqamah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dengan jalan taat kepada-Nya dan beramal saleh yang diridhai-Nya.

Amal saleh yang kita lakukan dengan ikhlas, semata-mata mencari ridha Allah SWT, juga harus dilakukan sesuai dengan tuntunan dalam Alquran dan hadis. Selain itu, kita hendaklah men-dawam-kan ibadah sunah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang diterangkan dalam hadis berikut, ”Hamba Allah yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sunah di samping amal yang diwajibkan, maka Allah akan mencintainya.” (HR Bukhari).

Dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, maka kita akan mendapatkan dua kebaikan.

Pertama, kita akan selalu ingat kepada-Nya, sehingga merasakan ketenangan dan ketenteraman hati. Selalu ridha, bersyukur, bersabar atas segala qadha dan qadar. Tidak timbul kegelisahan, kecemasan atau kekhawatiran dalam menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi, karena yakin bahwa Dia selalu menyertai kita.

Kedua, kita selalu berhati-hati dalam berpikir, berperasaan, berkata, dan bertindak agar tidak menyimpang dari jalan-Nya, karena selalu merasa dalam pengawasan-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR Muslim).

Dalam Syarh Shahih Muslim diterangkan untuk hadis di atas bahwa memperbanyak doa dalam sujud berlaku untuk semua sujud dalam shalat dan tidak hanya untuk sujud terakhir saja, dan hendaklah dilakukan setelah melafazkan bacaan saat sujud.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here