Imam Ali bin Abi Thalib kw. berkata, “Jarak yang terjauh antara seorang hamba dengan Allah ialah ketika urusannya hanyalah perut dan seksnya saja.”
Di luar Ramadhan, sebagian umat Islam ada yang hidupnya tidak pernah merasa lapar dan dahaga. Penghasilan yang tinggi membuat mereka bisa membeli makanan dan minuman paling enak. Mereka juga pandai untuk mensiasati efek buruk dari makanan dan minuman yang ditelannya dengan rajin melakukan medical check-up dan mampu mengendalikan kolestrol jahat, kadar gula dan lainnya yang dapat merusak kesehatan. Walhasil, mereka menjadi manusia sehat yang nyaris tidak pernah sakit sepanjang hidupnya.
Imam Ali bin Abi Thalib kw. berkata, “Jarak yang terjauh antara seorang hamba dengan Allah ialah ketika urusannya hanyalah perut dan seksnya saja.”
Di luar Ramadhan, sebagian umat Islam ada yang hidupnya tidak pernah merasa lapar dan dahaga. Penghasilan yang tinggi membuat mereka bisa membeli makanan dan minuman paling enak. Mereka juga pandai untuk mensiasati efek buruk dari makanan dan minuman yang ditelannya dengan rajin melakukan medical check-up dan mampu mengendalikan kolestrol jahat, kadar gula dan lainnya yang dapat merusak kesehatan. Walhasil, mereka menjadi manusia sehat yang nyaris tidak pernah sakit sepanjang hidupnya.
Di saat Ramadhan pun, saat perintah shiyam dijalankan, mereka tidak mempunyai kendala yang berarti. Mereka menyantap makanan, minuman, suplemen dan obat-obatan yang mampu membuat mereka tidak merasa lapar dan dahaga dari subuh sampai kumandang adzan maghrib. Bagi mereka, shiyam hanya sekedar menggeser jam makan dan minum di pagi dan siang hari. Maka, dengan mudah sebulan penuh shiyam di bulan Ramadhan mereka lampaui.
Sekilas, tidak ada yang keliru. Mereka shiyam, tapi tidak merasa lapar dan dahaga; tetap sehat dan kuat menjalankan shiyam Ramadhan sepanjang tahun, sepanjang hayat mereka. Tidak lupa pula mengerjakan semua ibadah-ibadah sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan selama Ramadhan. Pertanyaannya, benarkah perbuatan mereka ini? Jawabannya, belum benar! Islam, sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw., mengajarkan kepada umatnya untuk sering-sering merasakan lapar dan dahaga karena dapat mengetuk pintu surga!
Pada suatu hari menurut Anas bin Malik. Siti Fatimah ra. , putri Rasulullah saw., datang dengan membawa potongan roti untuk Rasulullah saw. Beliau bertanya,”Potongan apakah ini? Fatimah ra. berkata,” Potongan roti. Aku merasa tidak enak kalau aku tidak membawanya untukmu”. Rasulullah saw. bersabda,”Ketahuilah, ini makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu selama tiga hari. Rasulullah saw. kemudian bersabda,“Biasakan mengetuk pintu surga, supaya pintu itu terbuka bagimu?. Aisyah ra. bertanya, “Bagaimana kami membiasakan mengetuk pintu surga ?”.“Dengan lapar dan dahaga,” kata Nabi saw.
Dikisahkan, lebih dari 30 tahun setelah itu, seorang rakyat biasa menemui khalifah di istananya. Di depan khalifah ada secangkir susu dan pada tangannya ada beberapa potong roti. Dari susu itu keluar bau apek. Sedangkan roti itu tampak keras dan kasar. Khalifah berusaha mematah-matahkannya dan memasukkan serpihan-serpihannya pada susu dalam cangkir. Rakyat kecil itu takjub melihat pemimpinnya makan begitu sederhana. Ia bertanya kepada pembantu khalifah, “Apakah kamu tidak kasihan pada orangtua ini? Kenapa tidak kau minyaki rotinya supaya lunak?”. Pembantunya berkata, “Bagaimana aku bisa kasihan padanya; ia sendiri tidak kasihan pada dirinya. Ia memerintahkan kami untuk tidak menambahkan apa pun pada rotinya. Kami sendiri makan roti yang lebih baik dari roti yang dimakannya. Khalifah berkata, “Wahai Suwaydah, kamu tidak tahu apa yang biasa dimakan Nabi saw. Dia pernah tidak makan tiga hari berturut-turut. Khalifah itu adalah anak didik Nabi saw, keluaran madrasah Rasulullah saw. yang tumbuh dalam asuhan wahyu, Ali bin Abi Thalib kw . Ketika ia mau berbuka puasa, ia menginginkan daging bakar dengan roti yang lunak. Sudah lama ia menginginkannya. Akhirnya ia berbiacara pada putranya, Hasan. Hasan pun mempersiapkannya. Ketika makanan itu sudah terhidang menjelang waktu buka, seorang pengemis berdiri di depan pintu. Imam Ali kw. berkata pada Hasan, “Anakku, berikan daging bakar itu padanya. Jangan sampai dalam catatan amal kita tertulis Kamu sudah menghabiskan yang baik-baik bagimu dalam kehidupan kamu di dunia saja dan kamu sudah bersenang-senang dengannya. Adi bin Hatim al-Thaiy menyaksikan juga Imam Ali kw. makan dengan sangat sederhana. Ia bertanya,”Tuanku, aku melihat engkau berpuasa dan berjihad pada siang harimu, serta banyak salat pada waktu malammu, sedangkan engkau makan dengan potongan roti seperti ini?. Imam Ali kw. menjawab, “Hai Adi, dengarkan. Sesungguhnya kalau kamu memperturutkan nafsumu, ia akan mendorong kamu kepada kekecewaan dan ketidakpuasan.
Hal ini Seperti kata penyair Hatim bin Abdillah, “Sungguh, jika kauikuti nafsumu dan farjimu, keduanya akan menjerumuskanmu pada puncak kehinaan.” Lalu, apa yang kita peroleh jika kita mengendalikan syahwat perut dengan lapar? Salah satunya adalah dapat membersihkan hati dan menajamkan mata batin. Kata Al-Syibli, “Setiap hari aku melaparkan perutku, pintu hikmah dan (pelajaran) terbuka bagiku”. Kata Yazid al-Bisthami, “Lapar itu mega. Bila perut lapar dari hati akan terucrah hujan hikmah. Bila lapar memancarkan kearifan, kenyang akan melahirkan kedunguan”. Nabi saw. bersabda,”Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu.”
Akhirulkalam, di bulan Ramadhan 1433 H ini JIC akan mengadakan beberapa kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat luas untuk menambah keimanan dan wawasan ke-Islaman serta untuk meringankan beban sesama muslim, yaitu: Bincang Kampus (23 Juli-7 Agustus), Bedah Buku Inspirasional (25 dan 29 Juli, 6 dan 10 Agustus 2012), Jambore Ramadhan (28-29 Juli), Inspirasi Bisnis Islam IIBF (2 dan 7 Agustus), Donor Darah, Dacil on Radio JIC (23 Juli – 4 Agustus), Simaan Al-Qur`an (4 Agustus), Sanlat `Itikaf Yatim dan Dhuafa (Siyadhu) Ke-3 (4-5 Agustus 2012) Training Menjemput Impian (9 Agustus), Buka Puasa dan Santunan Anak Yatim Dhuafa REI DPD DKI Jakarta 9 Agustus), Bedah Buku QLP (14 Agustus 2012), `Itikaf 10 Hari Ramadhan, Gema Takbir Idul Fithri 1433H dan Shalat Idul Fithri 1433H. Bagi yang berminat mengikuti acara-acara tersebut dapat menghubungi Jakarta Islamic Centre (JIC) di (021) 4413069, (021) 44835349 via Dewi dan Lala. ***
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Koordinator Pengkajian JIC