اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
[Surat At-Taubah (9): 41]
JIC- Berangkatlah menuju tempat-tempat kebaikan; majlis ilmu, majlis zikir, majlis pengingat hati dan amal, tempat mencari nafkah baik itu pasar, pabrik, kantor atau perusahaan, dalam kondisi sulit maupun mudah, semangat maupun terpaksa, panas maupun dingin, dan dalam semua kondisi.
Berangkatlah dalam kondisi apa pun, dan berjihadlah dengan jiwa dan harta. Jangan mencari-cari alasan, jangan tunduk kepada hambatan-hambatan dan penghalang-penghalang.
Orang beriman yang mukhlis sangat memahami ayat ini, karena itu mereka akan bergegas, bersegera menjemput magfirah dan rida Allah Ta’ala. Berhimpun dalam lingkaran ilmu, berpadu dalam menegakkan nilai-nilai luhur Qur’ani dan bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga.
Mereka juga mengeluarkan daya dan kemampuan dalam harta dan jiwa. Terus munajat dan ikhtiar maksimal agar tidak menjadi pribadi-pribadi yang berpangku tangan. Hal ini mejadi dalil bahwa jihad itu wajib pada jiwa dan wajib pada harta.
Seruan Allah Ta’ala di ayat 41 At-Taubah ini menjadi pengingat orang-orang beriman agar mereka berbeda dengan apa yang Allah sinyalir di ayat 42 At-Taubah, terkait karakter orang-orang munafik yang akan bersemangat dan bersegera jika menyangkut persoalan dunia dan perjalanan yang dekat serta aman.
Belajar dari seorang Abu Talhah, seorang sahabat Rasulullah saw dan seorang ayah yang sudah uzur, ketika sedang tilawah surat At Taubah hingga ayat 41 ini, ia meminta anak-anaknya untuk mempersiapkan perbekalan perang karena seruan ayat ini tidak ada batasan usia (tua atau muda). Ketika anak-anaknya mengingatkan beliau bahwa sudah cukup banyak peperangan yang dilalui bersama Rasulullah saw, dan para anaknya akan menggantikan beliau berperang, namun Abu Talhah tetap berangkat dengan naik perahu kemudian meninggal.
Semoga Allah Ta’ala mudahkan kita menjadi pribadi-pribadi yang kokoh; mudah dalam beribadah, mudah dalam beramal usaha, mudah dalam implementasi nilai-nilai pengorbanan,, mudah dalam bekerja-berdagang, mudah dalam menuntut ilmu dan menyebarkannya, mudah dalam berhimpun di organisasi atau lembaga. Allahumma Aamiin
*Ditulis oleh: Ustaz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan PPIJ)