PAPUA: CARA KERJA JARINGAN BOT PENYEBAR HOAKS SOAL PAPUA DENGAN BIAYA MILIARAN RUPIAH (2)

0
161

 

Jaringan media sosial InsightID

JIC, JAKARTA– Di website insightid.org, salah satu proyek InsightID adalah “Papua Program Development Initiative. Proyek tersebut meneliti perkembangan sosio-ekonomi Papua yang pesat dan mengeksplorasi tantangannya”.

Facebook

InsightID diduga membayar iklan di Facebook, dan mentargetkannya ke pengguna Facebook di luar negeri. 69 akun dan 42 pages dihapus oleh Facebook.

Cuplikan laman Facebook Info West Papua, salah satu laman yang dihapus oleh Facebook.

Youtube

Video diproduksi dalam bahasa Inggris dan Indonesia, dari Youtube video tersebut di-embed di website.

Cuplikan video Youtube yang di-embed di website InsightID.

Twitter

Strategi penyebaran konten di Twitter antara lain dilakukan dengan menuliskan cuitan dengan tagar #freewestpapua dan membuat akun yang mirip dengan akun pro-referendum.

Cuplikan laman Twitter West Papua Talks.

Instagram

Facebook mengumumkan telah menghapus 34 akun Instagram.

Cuplikan laman Instagram westpapua dot id.

Website

Ada setidaknya 19 website yang didaftarkan melalui webnic.cc. 14 website diduga didaftarkan dalam satu hari dengan email co-founder InsightID.

Cuplikan laman InsightID sebelum laman dihapus.
Cuplikan registrasi website terkait Papua Barat di webnic dot cc.

Dana yang dihabiskan jaringan ini untuk membayar iklan di Facebook mencapai hingga US$300.000, atau sekitar Rp4,2 miliar.

“Meskipun mereka yang ada di baliknya berusaha untuk menyembunyikan identitas mereka, investigasi kami menemukan bahwa ada hubungan ke lembaga media sosial InsightID,” kata Nathaniel.

Aktor di balik jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengelola Pages, menyebarkan konten mereka dan mengarahkan orang untuk mengakses website di luar Facebook.

Menurut Facebook, jaringan ini mengunggah konten dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tentang Papua, dengan beberapa halaman membagikan konten yang mendukung gerakan kemerdekaan, sedang yang lain mengkritik. Namun investigasi BBC tak menemukan otomasi konten pro-kemerdekaan yang terkait dengan InsightID.

BBC berusaha menghubungi dua co-founder InsightID, Abdul Aziz dan Pera Malinda Sihite, melalui telepon, namun tidak diangkat. Permintaan hak jawab melalui email pun tidak dibalas.

Meski demikian, beberapa hari setelah pengumuman Facebook mengenai keterlibatan InsightID, beberapa akun yang terkait dengan InsightID menyebarkan pengumuman yang disebut dari perusahaan tersebut.

“Konten kami membela Indonesia melawan narasi hoaks kelompok separatis Papua Merdeka,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

Mereka juga membantah telah mengeluarkan dana sebanyak US$300.000, dan menyatakan bahwa jumlah itu adalah gabungan dari berbagai kelompok yang mengangkat isu Papua.

papua, west papua. bot, hoaks, internet, UU ITE, veronika komanHak atas fotoFACEBOOK
Image captionPengguna Facebook di Belanda menjadi salah satu target sasaran iklan berbayar di Facebook. Ini adalah penargetan iklan di salah satu posting akun Facebook dalam jaringan InsightID.

Pemerintah menilai bahwa penutupan akun-akun yang diduga terkait dengan InsightID ini sudah sejalan dengan kebijakan pemerintah.

“Langkah yang dilakukan FB sejalan dengan apa yang dilakukan pemerintah selama ini, dalam upaya kami memerangi hoaks dan ujaran kebencian,” kata Ferdinandus Setu, Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo.

Menurutnya, akun palsu yang menyebarkan misinformasi dan disinformasi memang masih mejadi masalah besar dan signifikan di Indonesia.

“Fakta yang dimanipulasi untuk kepentingan mendiskreditkan kelompok tertentu, itu yang paling berbahaya dan bisa menganggu ketertiban kita sebagai bangsa,” kata Ferdinandus kepada BBC Indonesia melalui telepon.

 

 

sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here