RAHASIA DI BALIK DOA IBADURRAHMAN

0
101

JIC – Allah menyebutkan doa Ibadurrahman, sebagai salah satu contoh doa yang dianjurkan untuk dibaca bagi kaum muslimin.

Allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. al-Furqan: 74).

Sebagaimana ada manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai imam bagi orang yang bertaqwa, ada juga manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai imam dalam kesesatan. Allah berfirman,

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُونَ

“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (QS. al-Qashas: 41).

Karena itulah, orang soleh di masa silam sangat mereka berdoa kepada Allah untuk dijadikan pemimpin bagi orang yang bertaqwa.

Ibnu Umar berdoa kepada Allah,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَئِمَّةِ الـمُتَّقِينَ

“Ya Allah, jadikanlah aku pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Ibnu Abdil Bar menjelaskan doa Ibnu Umar,

وفي هذا الأسوة الحسنة أن تكون همة المؤمن تدعوه إلى أن يكون إماماً في الخير، وإذا كان إماماً في الخير كان له أجره وأجر من عمل بما علمه، وائتم به فيما علمه

Dalam doa ini terdapat contoh yang baik, bahwa hendaknya cita-cita seorang muslim mendorong dia untuk menjadi pemimpin dalam kebaikan. Karena ketika dia menjadi pemimpin dalam kebaikan, maka dia mendapatkan pahala dari kebaikan yang dia lakukan dan pahala setiap orang yang mengamalkan kebaikan yang dia ajarkan, mengikuti yang dia ajarkan. (al-Istidzkar, 2/542).

Jika kita belum bertaqwa, layakkah kita berdoa untuk menjadi pemimpin bagi orang yang bertaqwa?

Ada tafsir yang disampaikan Mujahid – ulama tabiin – mengenai ayat ini, yang menjawab pertanyaan di atas.

Ibnul Qayyim menukil keterangan Mujahid,

وقال مجاهد اجعلنا مؤتمين بالمتقين مقتدين بهم

Mujahid mengatakan, “Jadikanlah kami pengikut orang-orang yang bertaqwa, meniru orang yang bertaqwa.”

Kemudian Ibnul Qayyim berkomentar,

Bahwa bisa jadi, orang yang tidak memahami tingkat keilmuan ulama salaf, mereka menganggap tafsir Mujahid ini terbalik. Karena teks doa, ‘Jadikanlah kami imam bagi orang yang bertaqwa’ dan bukan pengikuti orang yang bertaqwa.

Kemudian Ibnul Qayyim berkomentar,

وهذا من تمام فهم مجاهد رحمه الله فإنه لا يكون الرجل إماما للمتقين حتى يأتم بالمتقين

Ini bagian dari kesempurnaan pemahaman Mujahid – rahimahullah – karena seseorang tidak akan bisa menjadi imam bagi orang yang bertaqwa, sampai dia mengikuti orang yang bertaqwa sebelumnya. (Risalah Ibnul Qoyim ila Ahadi Ikhwanih, hlm. 12)

Sehingga siapapun berhak membaca doa ini. Sekalipun dia merasa dirinya banyak dosa, belum bertaqwa. Doa ini Allah ajarkan dalam al-Quran, dan dipuji oleh Allah, agar ditiru seluruh kaum muslimin yang membacanya.

Dan bentuk perwujudan doa ini, bahwa seorang msulim yang ingin menjadi imam bagi orang yang bertaqwa, dia harus menjadi makmum kepada orang bertaqwa sebelumnya. Sehingga generasi soleh bermakmum kepada generasi soleh sebelumnya, hingga mereka bermakmum kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

IMAM BAGI KELUARGA

Di bagian awal doa, kita meminta kepada Allah agar dianugerahkan keturunan yang soleh. Kemudian kita memohon kepada Allah, agar dijadikan sebagai orang yang bertaqwa. Artinya, jika orang tua menghendaki memiliki keturunan yang soleh, berusahalah untuk meniru orang soleh sebelumnya agar bisa diikuti anaknya dalam ke-soleh-an. Orang tuanya meniru orang soleh, sehingga menjadi soleh.. kemudian anaknya meniru orang tuanya untuk menjadi soleh.

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,

دعاة إلى الخير؛ فأحبوا أن تكون عبادتهم متصلة بعبادة أولادهم وذرياتهم، وأن يكون هداهم متعدياً إلى غيرهم بالنفع، وذلك أكثر ثواباً، وأحسن مآباً

Jadikanlah kami dai yang mengajak kepada kebaikan, sehingga mereka ingin agar ibadah mereka bersambung dengan ibadah anak keturnannya. Dan agar kebaikan mereka memberi pengaruh manfaat bagi yang lain. dan itu akan menambah pahala dan hasil yang lebih baik. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/133)

Demikian, Allahu a’lam.

Sumber : konsultasisyariah.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here