SEJUTA KISAH PERJUANGAN KERUDUNGKU (PART II)

0
355

Sejuta Kisah Perjuangan Kerudungku

JIC – Ketika berada di kampus baru aku tahu bahwa berkerudung adalah hal wajib bagi seorang muslimah, kerudung adalah pelindung dan mahkota bagi seorang muslimah. Aku baru tahu tentang itu semua. Setahun waktu kuhabiskan untuk belajar Islam dari awal, mengenai kerudung, aurat, dan sebagainya. Perlahan tapi pasti, dengan restu Allah tentunya, kisah perjuangan kerudungku dimulai…

Sedikit demi sedikit aku mengetahui tentang kerudung, tapi perjuangan untuk memakainya bukanlah hal mudah. Seorang ibu yang sudah teracuni oleh cerita-cerita tentang perempuan berkerudung tapi malah boncengan dan pelukan erat di jalan. Seorang ibu yang tahu bahwa tetangganya hamil di luar nikah padahal telah lama mengenakan kerudung. Seorang ibu yang takut anaknya masuk ke dalam aliran sesat dengan perubahan gaya kesehariannya. Ibu yang sering kali memberitahukan bahwa tidak akan mendapatkan pekerjaan bila berkerudung. Seorang ibu yang sungguh meragukan anaknya berkerudung dan takut prestasi anaknya terganggu. Itulah ibuku yang meragukann kerudung sebagai pelindung untuk anaknya.

Pertama kali aku berkerudung (08/08/2012), aku harus membohongi ibuku, bahwa selama menjadi panitia MPA 2012 (Masa Pengenalan Akademik)untuk mahasiswa baru, haruslah menggunakan kerudung. Beruntung, ibuku tidak menanyakan sebab-sebabnya. MPA memang sebulan lamanya, dan aku pun baru sebulan memakai kerudung. Sebenarnya di kampusku panitia MPA memang sebaiknya berkerudung, namun bukan karena itu aku berkerudung, itu memang moment yang pas untukku berkerudung.

Sebulan berlalu, ibuku tahu MPA sudah berakhir, ibuku mempertanyakan mengapa aku masih saja memakai kerudung ke kampus saat aku hendak berangkat kuliah. Ibuku melontarkan pertanyaan itu membuatku kaget bukan main. Akhirnya aku memberi alasan karena terlanjur dikenakan dan kemudian berlari keluar tanpa mencium tangannya.

Ibuku sama sekali tidak menyetujui keputusanku untuk berkerudung. Satu persatu kerudung yang diberkan oleh nenek dan sahabat-sahabatku sebagai hadiah hampir disobek-sobek dan dibakar oleh ibuku. Setiap ku perjuangkan kerudungku maka setiap kali itu pula aku meneteskan airmata. Aku telah memberikan beribu alasan kepada ibuku mulai dari alasan, wanita cantik kalau memakai kerudung, muslimah wajib menutup aurat, sampai alasan bahwa aku adalah seorang calon guru, namun semua itu tidak disetujui. Akupun tak tahu mengapa tetap istiqomah dengan kerudungku, walaupun tantangan terberatnya adalah ibuku sendiri.

Bersambung….

Sumber: Muslimah Inspiring Stories

Pusat Data JIC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 × five =