TERIMA KASIH PAK FIRDAUS ALI !

0
319

Tak ada yang bisa kita lakukan kecuali berdoa, meminta kemurahan Tuhan. Kalau mau menghindari banjir, dari dulu ke mana saja,” ujar Firdaus Ali, pakar air dari UI, saat ditanya oleh wartawan mengenai banjir yang mengepung Jakarta pada hari Kamis, 17 Januari 2013. Sebagai orang yang beragama, kita perlu berterima kasih kepada Firdaus Ali. Karena di tengah hingar-bingar pernyataan di media massa saat bencana banjir mengepung Jakarta, mungkin ia satu-satunya pakar yang mengingatkan kepada publik perlunya untuk berdo`a kepada Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk dalam urusan hujan dan banjir.

Tak ada yang bisa kita lakukan kecuali berdoa, meminta kemurahan Tuhan. Kalau mau menghindari banjir, dari dulu ke mana saja,” ujar Firdaus Ali, pakar air dari UI, saat ditanya oleh wartawan mengenai banjir yang mengepung Jakarta pada hari Kamis, 17 Januari 2013. Sebagai orang yang beragama, kita perlu berterima kasih kepada Firdaus Ali. Karena di tengah hingar-bingar pernyataan di media massa saat bencana banjir mengepung Jakarta, mungkin ia satu-satunya pakar yang mengingatkan kepada publik perlunya untuk berdo`a kepada Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk dalam urusan hujan dan banjir. Karena selama banjir berlangsung sampai tulisan ini dibuat, nyaris tidak ada satu pakar, birokrat, pejabat, tokoh dan pihak-pihak terkait berkomentar di layar televisi dan media massa yang menghubungkan bencana banjir tersebut dengan kekuasaan Tuhan. Seakan-akan bencana banjir hanya dapat diselesaikan oleh manusia. Tuhan tidak perlu ikut campur!

Atas pandangan ini, wajar jika kita tidak menyaksikan ulama dan tokoh agama yang dimintai pendapatnya oleh media massa tentang bencana banjir ini. Pun tidak ada inisiatif dari para pejabat untuk mengajak ulama dan tokoh agama lainnya yang diliput media massa untuk mengadakan do`a bersama agar banjir lekas surut karena sekali lagi, ini urusan dunia, bukan urusan akherat. Padahal ketika banjir tengah melanda, umumnya mereka yang tengah berjuang menyelamatkan jiwa dan harta benda terus berkomat-kamit melafalkan do`a agar Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan pertolongan kepada mereka. Padahal, memang seperti yang dikatakan oleh Firdaus Ali secara matematis, seandainya Allah SWT tidak memberikan kemurahan-Nya dengan terus-menerus menurunkan hujan sejak Kamis tersebut sampai hari ini, walau semua daya dan upaya dikerahkan, Jakarta benar-benar telah tenggelam. Benar, bahwa kerusakan alam yang mengakibatkan banjir merupakan ulah tangan manusia, seperti yang Allah SWT firmankan. Namun ketika banjir itu telah terjadi karena curah hujan yang begitu tinggi, siapa yang bisa menghentikan hujan selain Dia Yang Maha Kuasa untuk menurunkan dan menghentikan hujan?

Tentu ada yang berdalih jika Allah SWT tidak akan menenggelamkan umat Rasulullah SAW karena memang salah satu do`a Rasulullah SAW yang diijabah adalah agar umatnya tidak dibinasakan dengan ditenggelamkan. Namun masalahnya, apakah kita masih dianggap oleh Rasulullah SAW sebagai umatnya? Lah, di saat banjir melanda, Tuhan pun seolah-olah ditiadakan! Maka, sekali lagi, kita perlu berterima kasih kepada Firdaus Ali karena telah menghadirkan Tuhan untuk kita di media massa, di tengah bencana banjir Jakarta. Ia juga telah menyadarkan kita agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu yang dimusnahkan Tuhan karena kekafiran, seperti kisah kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir.

Akhirulkalam, tulisan ini tidak bermaksud untuk menafikan para ulama dan ormas-ormas Islam yang walau tidak terekspos di media massa, bersama jama`ahnya, selain menolong korban banjir juga tidak putus-putusnya berdo`a agar bencana banjir segera surut dari Ibukota. Namun, yang dinyatakan oleh Firdaus Ali yang diekspos media massa telah menjadi oase di tengah kekeringan spiritualitas dalam mengatasi persoalan banjir di Ibukota.

Maka untuk mengisi ruang spiritualitas di dalam persoalan banjir yang masih mengancam Ibukota, Jakarta Islamic Centre (JIC) mengundang kaum muslimin dan muslimat hadir pada hari Jum`at, 25 Januari 2013 untuk melakukan Istighatsah Li Daf`il Bala atau memohon bantuan, meminta perlindungan kepada Allah untuk menghentikan dan menghalau segala bencana dan musibah, baik yang sedang terjadi maupun yang akan datang yang dilaksanakan dengan prinsip tadloruan wa khufyatan (ratapan dan ketakutan).Di dalam istighatsah, banyak do`a dan wirid yang dibacakan. Salah satunya adalah bacaan tasbih karena bacaan tasbih dapat mencegah terjadinya bencana. Hadits yang diriwayatkan Ibn Ka’ab, dari Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda, “Subhanallah dapat mencegah turunnya azab”.Dalam riwayat lain dari Sa’d ibn Abi Waqqash, Rasulullah saw bersabda, ” Maukah kalian kuberitahu suatu doa, yang jika kalian memanfaatkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?”. Para sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Rasul bersabda: “Yaitu, doa Dzun Nun : La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhalimin (tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk di antara orang-orang yang zhalim).” (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan al Hakim.(

Selain istighatsah, juga akan diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Menkoinfo RI, Tifatul Sembiring, dan KH. Nuril Huda. Kegiatan Istighatsah Lil Daf`il Bala dan Peringatan Maulid Nabi SAW ini dilaksanakan dari jam 11.00 s/d 13.30 di Ruang Ibadah Utama Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Di dalam peringatan Maulid Nabi SAW ini juga akan dibacakan rawi yang berisi shalawat kepada Rasulullah SAW yang shalawat tersebut merupakan bacaan yang dapat menghapus dosa-dosa kita dan mendatangkan curahan rahmat-Nya kepada kita. Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata:”Barangsiapa yang tidak sanggup menutupi dosa-dosanya, maka perbanyaklah bershalawat kepada Rasulullah dan keluarganya, sesungguhnya shalawat itu benar-benar dapat menghancurkan dosa-dosa.” Semoga dengan kegiatan ini Allah SWT menyelematkan kita dari bencana banjir, terutama banjir yang membinasakan. Aamiin. ***

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

Koordinator Pengkajian JIC

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nineteen + 19 =