JIC – Ketika Rasulullah mulai mengerjakan sholat, Abu Jahal melangkahkan kakinya menuju Rasulullah dengan sangat perlahan agar tidak diketahui oleh Rasulullah. Sementara kaum quraisy yang ikut mengiringi Abu Jahal memperhatikan dari jauh dengan perasaan cemas bercampur gembira.
Ketika Abu Jahal menghampiri Nabi Muhammad dengan batu yang masih ditangannya, tiba-tiba secepat kilat mundur ke belakang, dan batu yang ada ditangannya pun jatuh ke tanah. Wajah Abu Jahal yang merah kini menjadi pucat. Semantara kawan-kawan Abu Jahal yang sangat bergembira ingin menyaksikan kematian Nabi Muhammad tercengang dan mereka saling berpandangan. Abu Jahal tidak dapat melangkahkan kakinya meski setapak, Mereka segera menarik Abu Jahal dari tempat itu sebelum Nabi Muhammad menyadari.
Setelah Abu Jahal sadar dari kejadian tersebut, kawan-kawannya bertanya mengapa Abu Jahal tidak menghentakkan batu di kepala Nabi Muhammad. Namun Abu Jahal tidak menjawab dia hanya diam dan membisu. Abu Jahal masih terbayang atas kejadian yang dialaminya. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sementara kaumnya semakin heran dengan sikap Abu Jahal, selama ini mereka mengenal Abu Jahal adalah seorang yang lantang berpidato kini tiba-tiba Abu Jahal diam seribu bahasa.
Abu Jahal tidak percaya bahwa apa yang ia perbuat terhadap Rasulullah justru akan berbalik menimpa dirinya. Hal yang sama pernah menimpanya, saat seorang nasrani mengadu pada Rasulullah bahwa Abu Jahal telah merampas hartanya, ketika itu Rasulullah mendatangi Abu Jahal di rumahnya. Saat itu ia tidak mampu berkata apa-apa karena ia melihat ada dua ekor harimau yang mengawal Rasulullah.
Sementara kawan-kawan Abu Jahal terus mendesak dan menghujani dengan berbagai pertanyaan soal kejadian yang menimpa Abu Jahal. Abu Jahal pun mulai membuka mulutnya dan mengatakan, “Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, ketika aku menghampiri Muhammad hendak menghentakkan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku. Aku amat terkejut kerana belum pernah melihat unta yang sebegitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, nescaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku.”
Kawan-kawan Abu Jahal merasa sangat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah bahkan sangat bersemangat untuk membunuh Nabi Muhammad ternyata kini hanya omong kosong bagi mereka.
Setelah mendengar penjelasan Abu Jahal yang tidak memuaskan itu, mereka pun berkata disertai dengan perasaan heran, “Ya Abu Jahal, saat kau menghampiri Muhammad, kami memperhatikanmu dari jauh namun tidak terlihat unta yang kau katakana, bahkan bayangan unta itupun tidak kami lihat.”
Kawan-kawan Abu Jahal mulai sanksi dengan segala apa yang dikatakan Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal hanya mengarang cerita. Dan mereka mulai tidak percaya dengan Abu Jahal dan akhirnya mereka tidak mengindahkan lagi setiap kata dari Abu Jahal. []
Sumber: Kumpulan Kisah Teladan Islami