Warga Serbu Pasar Murah di Islamic Center

0
133

Ratusan ibu rumah tangga antusias mengantre pasar murah di Jakarta Islamic Center, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Mereka berebut membeli minyak goreng, beras, dan gula pasir. Alasan mereka belanja umumnya bukan untuk kebutuhan mendesak, tapi buat persediaan beberapa hari ke depan.

TEMPO InteraktifJakartaRatusan ibu rumah tangga antusias mengantre pasar murah di Jakarta Islamic Center, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Mereka berebut membeli minyak goreng, beras, dan gula pasir. Alasan mereka belanja umumnya bukan untuk kebutuhan mendesak, tapi buat persediaan beberapa hari ke depan.

“Lumayan untuk stok menghadapi Ramadan. Harganya lebih murah dibanding di pasar,” kata Nurbaeti, 27 tahun, warga Kampung Beting, RT 07/ RW 18, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Kamis 28 Juli 2011.

Menurut Nurbaeti, menjelang puasa harga bahan makanan selalu naik. Karena itu, dia membeli beras 5 kilogram, minyak goreng 4 liter, dan gula 3 kilogram. “Kalau ada duit lebih, maunya saya beli banyak lagi supaya bisa untuk kebutuhan seminggu,” kata dia.

Berbeda dengan Umamah. Ibu 53 tahun, sesama warga RT 07, itu belanja untuk bekal pulang kampung. “Saya memang rencana mau pulang, buat oleh-oleh dan bekal selama puasa,” kata ibu yang berencana pulang ke Tegal, Jawa Tengah, ini.

Desy, 28 tahun, warga RT 07/ RW 05, Tugu Utara, mengakui harga ketiga bahan yang dijual di pasar murah ini lebih murah dibanding yang biasanya dibeli di pasar. Untuk beras jenis Rojolele, misalnya, dijual Rp 29 ribu untuk kemasan 5 kilogram. Di toko, beras ini biasa dijual Rp 40 ribu dengan kemasan sama. Minyak goreng dijual Rp 15.500 per 2 liter dan gula pasir Rp 7.500 per kilogram.

Penyelenggara pasar murah, Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Pelabuhan Indonesia II, menyediakan beras kualitas bagus sebanyak 100 ton, gula pasir 50 ton, dan minyak goreng 50 ton. “Untuk harganya 30 persen lebih murah. Ada subsidi Rp 4 miliar untuk masyarakat dari Rp 13 miliar harga bahan makanan yang dibeli,” kata Lunggana, Senior Manager Kemitraan dan Bina Lingkungan Pelabuhan Indonesia II.

Untuk menghindari serbuan tengkulak, kata Lunggana, pembelian dibatasi. Beras maksimal 15 kilogram, minyak 4 liter, dan gula 5 kilogram. Pasar murahnya diadakan selama 3 hari mulai hari ini.

Dari pantauan Tempo, mereka yang berebut membeli tidak semuanya masyarakat kurang mampu. Terlihat puluhan motor bahkan mobil berada di lokasi, pemiliknya ikut antre. Pasar murah memang terbuka untuk umum. Walaupun di dalam spanduk tertulis untuk orang kurang mampu, siapa saja tampaknya tak dilarang membeli.

ARYANI KRISTANTI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here