YA ALLAH…. BERI AKU 1001 SAHABAT CERDAS (Part 1)

0
280
https://islamic-center.or.id/ya-allah-beri-aku-1001-sahabat-cerdas-part-1/

Ya Allah Ya Al-Khaaliqu

Aku ingin tidak percaya bahwa neraka itu ada.

Mengingat begitu cantik dunia ini Engkau ciptakan.

Merasakan betapa indah kehidupan ini,,,

Dan nikmat hidup yang Engkau anugerahkan kepadaku

JIC– Akhirnya itulah sebait kata-kata untuk kalian, yang tercipta di minggu pagi ini. Kawan, itu lebih merupakan jeritan hatiku kepada Allah sepanjang perjalanan pulang ke rumah, seusai menghadiri acara wisuda kalian di kampus UI pada Sabtu, 30 Agustus. Ketika perasaan kehilangan mendera diri lalu menghadirkan sunyi, hanya kepada Allah aku tersedu-sedam ketika sujud dalam sholat malam itu.

Aku teringat bagaimana persahabatan kami diawali. Bermula pada pembukaan bulan Agustus 2013-setahun silam – ketika kami harus bertemu satu dengan yang lainnya karena suatu pekerjaan, dan berlanjut pada rangkaian perjalanan wisata ke tempat-tempat tertentu. Kami menjadi dekat. Kesamaan hobi membuat kami cepat akrab dan bersahabat.

Aku mendapati diriku bahagia tergabung dalam komunitas muslim-entah kebetulan semata atau entah sengaja “kelompok” berjilbab ini gemar belajar sejarah”. Satu di antara mereka sempat bertanya kepadaku, “Mba muslim juga kan?” aku menjawabnya hanya dengan senyuman. Dan apakah aku terlihat mengangguk? Aku tidak tahu persis bagaimana mereka menyaksikan reaksiku kala itu. satu yang pasti, aku non muslim. Tetapi memang, itu adalah waktu-waktu yang paling kritis dalam hidupku. Maksudnya, kehidupan rohaniku mengalami pasang dan surut tak karu-karuan sepanjang tiga tahun terakhir ini.

Sekarang lewat tulisan ini, kubongkar saja semuanya pada kalian, bahwa agama yang tercantum dalam kartu identitasku atau KTP-ku saat itu adalah Kristen. Rasanya aku termasuk rajin ibadah ke gereja, bagiku minggu berarti gereja, meskipun aku bukanlah sekelas pendeta atau aktivis gereja. Aku jemaat biasa, yang sehari-harinya mencoba hidup taat dan tunduk sesuai dengan ajaran Al-Kitab yang kutahu. Satu hal yang pasti bahwa aku selalu ingin dekat dengan Tuhan. Aku betah saat-saat beribadah dan berdoa. Ini membuatku gelisah karena aku hanya seminggu sekali menjumpai Tuhan.

Namun demikian aku tetap beraktivitas yang lain seperti bekerja, bertetangga dan berkomunitas. Aku merasa hidup ketika hidupku yang surut di tengah-tengah hobi dan kesukaanku berkegiatan walau kehidupan rohaniku tak pernah pas. Dalam arti aku merasa kurang dekat dengan Tuhan padahal aku ingin selalu berdekatan dengan-Nya. Inilah barangkali alasan mengapa setiap kali bertemu bertemu kawan beragama Islam , Aku mengiyakan saja ketika ditanya tentang agamaku. Aku pun tak pernah ambil pusing. Kujalani saja semuanya seperti sungai yang mengalir tanpa mengeluh. Aku tetap bergereja seperti biasa dan tak pernah secara khusus mencari-cari dan sengaja serius mendalami Islam. Taka da hal-hal yang menarik perhatianku untuk mencari tahu tentang agama Islam. Biasa saja.

Ditulis oleh: Alesha Nisrina

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

16 − 9 =