Wajah Islam : Saat Perdamaian Dibuang di Tempat Sampah

0
150

Gambar diunduh dari http://files.buktidansaksi.com/

Peperangan itu adalah “bunuh diri”. Mungkin diantara pembaca menilai kalimat tadi adalah terlalu berlebihan, namun coba kita lihat di sekitar kita. Kita pasti semua telah mengetahui apa yang terjadi di negara Mesir. Begitu pula dengan apa yang tengah melanda Suriah. Palestina dan Israel pun tak pernah absen dari pemberitaan pertikaian. Tampaknya kita sebagai manusia telah melupakan kedamaian.

Perlu menjadi sebuah wacana. Sebuah pertanyaan mendasar yang nantinya akan menjawab dan sangat berpengaruh pada sikap kita seharusnya dalam menghadapi situasi pertikaian atau peperangan. Sebuah pertanyaan pendek, “Mengapa manusia telah lupa?” Atau dengan pertanyaan yang lebih spesifik, “apakah islam telah melupakan perdamaian?” Pertanyaan ini harus segera di jawab oleh umat muslim di dunia.

Gambar diunduh dari http://files.buktidansaksi.com/

Peperangan itu adalah “bunuh diri”. Mungkin diantara pembaca menilai kalimat tadi adalah terlalu berlebihan, namun coba kita lihat di sekitar kita. Kita pasti semua telah mengetahui apa yang terjadi di negara Mesir. Begitu pula dengan apa yang tengah melanda Suriah. Palestina dan Israel pun tak pernah absen dari pemberitaan pertikaian. Tampaknya kita sebagai manusia telah melupakan kedamaian.

Perlu menjadi sebuah wacana. Sebuah pertanyaan mendasar yang nantinya akan menjawab dan sangat berpengaruh pada sikap kita seharusnya dalam menghadapi situasi pertikaian atau peperangan. Sebuah pertanyaan pendek, “Mengapa manusia telah lupa?” Atau dengan pertanyaan yang lebih spesifik, “apakah islam telah melupakan perdamaian?” Pertanyaan ini harus segera di jawab oleh umat muslim di dunia.

Mesir telah menjadi saksi bahwa pertikaian dan peperangan hanya akan memakan banyak korban. Negeri Suriah juga sudah menyaksikan bahwa pertikaian hanya akan mendapatkan cemoohan dari masyarakat dunia. Begitu pula jalur gaza yang telah ‘melihat’ manusia-manusia potensial kehilangan nyawa.

Peperangan, penindasan, emosi dan dendam adalah suatu yang sangat manusiawi, namun perlu kita tahu bahwa “lupa” akan buah dari kedamaian itu adalah yang menjadi masalah yang terpenting. Mengapa demikian? Karena pondasi islam itu sendiri pun diturunkan dalam kerangka rahmatan lil ‘alamiin, bukan pondasi yang lain.

Menurut saya, ini adalah tugas para pemuka agama islam di seluruh dunia yang harus mengajak atau menjadikan tema besar dalam dakwahnya, yaitu buah dari hidup damai, bukannya lebih dengan tema-tema buah atau hasil dari suatu kekerasan, pertikaian, peperangan, emosi dan dendam. Semoga, dengan seperti itu, masyarakat islam dunia semakin sadar bahwa buah dari damai itu adalah pelajaran yang sangat berharga sebagai bekal kita hidup.

Kalau muslim di belahan bumi manapun masih gemar dengan kekerasan, pertikaian, atau peperangan, itu sama saja dengan muslim sendiri yang telah membuang “islam” (dibaca : perdamaian) ke keranjang-keranjang sampah dirumahnya. (fw)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here