Ana adalah seorang Mahasiswa yang sedang mencoba untuk berada dijalur dakwah.. dan manhaj dakwah Sekolah adalah jalur dakwah ana. Sahabat ana (yang juga berada di manhaj yang sama) sangat berambisi menjadi simpatisan sebuah partai islam.. diusianya yang baru 18 tahun.. yang ana tanyakan apakah salah ana mengingatkan agar ia lebih fokus ke MDS ? dan Apa yang harus ana lakukan ? karena ana melihat sahabat ana terlalu berambisi sehingga ia terkadang membuat dirinya lelah ! syukron.
Ana adalah seorang Mahasiswa yang sedang mencoba untuk berada dijalur dakwah.. dan manhaj dakwah Sekolah adalah jalur dakwah ana..
Sahabat ana (yang juga berada di manhaj yang sama) sangat berambisi menjadi simpatisan sebuah partai islam.. diusianya yang baru 18 tahun.. yang ana tanyakan apakah salah ana mengingatkan agar ia lebih fokus ke MDS ? dan Apa yang harus ana lakukan ? karena ana melihat sahabat ana terlalu berambisi sehingga ia terkadang membuat dirinya lelah ! syukron.
agung kurniawan – awaninsky@gmail.com
————————————————————————————————————————————–
Terimakasih banyak atas pertanyaannya. Seseorang boleh melakukan apa saja selagi itu tidak dilarang, baik secara hukum positif (konvensional), apalagi secara hukum Islam. Barangkali sahabat antum melihat bahwa, berdakwah melalui partai jauh lebih efektif dan lebih baik, sehingga dia memutuskan untuk menjadi simpatisan sebuah partai Islam. Allah SWT berfirman, “Hendaknya setiap orang berbuat menurut keadaannya (yaitu profesionalisme atau kemampuannya), Tuhanmulah yang lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al-Isra: 84).
Namun demikian, hukum berjuang melalui jalur partai Islam dengan system demokrasi Barat pun masih debatable. Sebagian muslim berpandangan bahwa, berjuang di bawah payung demokrasi berarti membesarkan system demokrasi itu sendiri, atau dengan kata lain tidak boleh. Karena system itu bertentangan dengan konsep Islam, kecuali dalam kondisi darurat yakni hanya sebagai jembatan, saddu dzara`i’ (antisipatif), atau mengambil bahaya yang lebih kecil untuk umat (dalam istilah Ushul Fikih di kenal dengan nama al-Akhdzu bi Khofiifi adh-Dhararain). Allah SWT berfirman, ”Dan sesungguhnya inilah jalan-KU yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti as-Subul (jalan-jalan yang lain), karena jalan-jalan itu menyebabkan kalian tercerai berai dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kalian bertakwa.”(QS. Al-An’am: 153). Semuanya berpulang kepada niatnya masing-masing. Wallahu a’lam.