JIC- Antusiasme ribuan masyarakat Daerah Khusus Jakarta yang memenuhi Ruang Teater Besar Taman Ismail Marzuki untuk menyaksikan persembahan spektakuler Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) Drama Kolosal yang terinspirasi dari sejarah masuknya dakwah Islam ke Bumi Nusantara oleh utusan Turki Utsmaniyah Syekh Subakir.
Kepala Pusat PPIJ, Dr. KH. Didi Supandi, Lc, MA menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat yang telah berkenan hadir memenuhi Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Semoga dari tontonan Drama Kolosal Subakir dapat menjadi tuntunan yang bermanfaat untuk menambah kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW dengan terus berupaya membangun peradaban Islam di Jakarta, Indonesia dan dunia.
“Ke depan, kita akan kembangkan konten pementasan yang tidak hanya menjadi tontonan kalangan Islam, tetapi juga dapat menjadi tontonan terbuka bagi semua kalangan, termasuk dari yang kalangan non Islam,” ujar Kiai Didi
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) menggelar pertunjukan drama kolosal berjudul Subakir yang disutradarai Tutur Denes untuk pertama kalinya. Mengambil tempat di Gedung Teater Besar Taman Ismail Marzuki yang menampung 1.200 terisi penuh oleh penonton yang antusias mengikuti acara yang digelar dua sesi ini.
Syekh Subakir merupakan seorang ulama Wali Songo periode pertama di bumi Nusantara. Dia dikirim Kesultanan Turki Utsmaniyah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Bumi Nusantara (Indonesia).
Kisahnya itu dimulai saat Sultan Muhammad I bermimpi untuk menyebarkan dakwah Islam ke Timur Asia atau tanah Jawa. Adapun mubalighnya diharuskan berjumlah sembilan orang. Jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan ulama lain asal tetap berjumlah sembilan. Sehingga dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh dunia Islam waktu itu.
Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai keahlian di bidang masing-masing. Ada yang ahli tata negara, berdakwah, pengobatan rukyah, dan lain-lain. Lalu dikirimlah beberapa ulama ke Nusantara atau tanah Jawa.