Pada awalnya, media online dibuat oleh sebuah media cetak untuk memindahkan isi dari media cetak ke website. Media online pertama yang muncul di dunia adalah Chicago Online yang diluncurkan oleh Chicago Tribune di Amerika Serikat yang tayang pertama kali pada bulan Mei 1992 dan disebut sebagai “the first newspaper service on America Online”. Sedangkan di Indonesia, menurut, Ketua AJI, Eko Maryadi, seperti yang dikutip dari situs maverick.co.id bahwa media online pertama adalah Republika.co.id. (17 Agustus 1995) kemudian disusul oleh Kompas.com lalu Tempointeraktif.com. Kemudian muncullah Detik.com yang merupakan pelopor media online yang sebenarnya karena tidak mempunyai edisi cetak yang harus ia copy-paste, isinya ringkas, gratis dan beritanya cenderung real time. Setelah itu, bermunculanlah media online lainnya ada yang kemudian gulung tikar dan ada pula yang masih bertahan.
Pengertian sederhana dari media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet. Maka, media online diistilahkan juga dengan website berita atau situs berita. Kelahiran media online melalui proses sejarah yang cukup panjang. Berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg. Setelah ditemukannya mesin cetak, mulailah bermunculan media massa berupa media cetak. Setelah itu mulai muncul media massa yang berupa media elektronik, yaitu Radio dan TV. Setelah itu, muncul media online yang disebut sebagai media massa generasi ketiga.
Pada awalnya, media online dibuat oleh sebuah media cetak untuk memindahkan isi dari media cetak ke website. Media online pertama yang muncul di dunia adalah Chicago Online yang diluncurkan oleh Chicago Tribune di Amerika Serikat yang tayang pertama kali pada bulan Mei 1992 dan disebut sebagai “the first newspaper service on America Online”. Sedangkan di Indonesia, menurut, Ketua AJI, Eko Maryadi, seperti yang dikutip dari situs maverick.co.id bahwa media online pertama adalah Republika.co.id. (17 Agustus 1995) kemudian disusul oleh Kompas.com lalu Tempointeraktif.com. Kemudian muncullah Detik.com yang merupakan pelopor media online yang sebenarnya karena tidak mempunyai edisi cetak yang harus ia copy-paste, isinya ringkas, gratis dan beritanya cenderung real time. Setelah itu, bermunculanlah media online lainnya ada yang kemudian gulung tikar dan ada pula yang masih bertahan.
Kita juga mengenal istilah lain yang serupa tapi tidak sama dari media online, yaitu sosial media atau media sosial. Media sosial adalah media online namun para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial. Media sosial yang sangat populer di Indonesia adalah Facebook dan Twitter. Walau media online lahir lebih dahulu dari media sosial dan awalnya merupakan dua media terpisah, namun kini banyak media online yang memiliki fitur interaktif berupa forum dan juga banyak media sosial yang menyajikan berita-berita terkini seperti media online sehingga pemisahan dan batasan media online dan media sosial semakin kabur.
Para jurnalis, tokoh, aktivis dan pengusaha Islam melihat media online sangat efektif untuk mendakwahkan ajaran Islam dan untuk mengimbangi dan mengkonter pemberitaan-pemberitaan dari beberapa media massa yang menyudutkan Islam dan merugikan umat Islam, maka mereka mendirikan media online Islam, selain Republika Online (ROL) dengan alamat republika.co.id yang kini genap berusia 18 tahun, kita mengenal Eramuslim.com, Islamedia.com, Suara-Islam.com, Mediaumat.com, Voa–islam.com, dan lain-lain. Tidak semua media online Islam dikelola atau milik perusahaan yang berskala besar atau kecil, Ada media online Islam yang dimilik ormas Islam, seperti NU Online dengan alamat nu.or.id, Hidayatullah.com, dan lain-lain. Selain itu, ada yang dikelola oleh organisasi tarekat (Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah/TQN Suryalaya) dengan alamat Tqnnews.com. Ada pula yang dikelola dan milik sebuah lembaga Islam, walau belum sepenuhnya situs berita namun sedang berbenah diri menjadi situs berita, seperti situs Jakarta Islamic Centre (JIC) dengan alamat http://www.info-jic.org/.
Sayangnya, jika dibandingkan dengan media online yang konvensional, media online Islam masih kurang digemari. Dari sepuluh website berita atau media online terpopuler di Indonesia tahun 2012 versi Alexa.com, hanya Republika Online yang masuk mewakili media Islam diurutan kedelapan, lainnya adalah media online konvensional. Bahkan untuk daftar 100 situs terpopuler di Indonesia, lagi-lagi hanya Republika Online yang masuk.
Rilis Alexa.com dan lembaga survei lainnya ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan secara serius oleh pemilik dan pengelola media online Islam lainnya untuk menjadikan media mereka bersama Republika Online masuk dalam jajaran seratus situs terpopoler bahkan masuk sepuluh besar situs berita yang terpopuler di Indonesia. Mereka tentu paham bahwa bagaimana pun media online Islam tidak bisa bermodal semangat dakwah saja, tetapi juga harus berorientasi pada bisnis agar dapat menarik pemodal dan iklan sebanyak-banyaknya sehingga biaya operasional dapat tertutupi dan mampu melakukan pengembangan usaha. Salah satu kunci keberhasilan agar dapat mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya sehingga kebanjiran iklan adalah tampilkanlah berita, artikel dan tulisan lainnya yang menarik, aktual, dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikan ruang kepada pengunjung untuk dapat berinteraksi dan berkontribusi sehingga mereka dapat menjadi pengunjung setia dan loyal.
Akhir kalam, untuk melahirkan penulis-penulis berita, artikel dan tulisan lainnya yang unggul yang dapat berkiprah dan memajukan media online Islam di Indonesia, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau yang dikenal dengan nama Jakarta Islamic Centre (JIC) akan mengadakan Diklat Jurnalistik Islami untuk Media Online pada hari Sabtu s/d Ahad, 31 Agustus s/d 1 September 2013 dari jam 08.00 s/d 17.00 WIB selama dua hari tersebut di ruang Muallim KH. M. Syafi`i Hadzami (Audio Visual) JIC, Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara dengan narasumber M. Ariefyanto (Kang One) dari Republika Online (ROL), Thobieb Al Asyhar dari Media Online Kementerian Agama RI, Rakhmad Zailani Kiki, Paimun A. Karim, M. Fikri dan Siti Nur Nafiatun Aliyah dari Situs JIC. Kegiatan ini gratis dengan fasilitas makan, snack, sertifikat, training kit, dan follow-up berupa lomba penulisan dengan hadiah dari jutaan rupiah sampai ratusan ribu rupiah. Pelatihan ini ditujukan untuk para mubaligh, mubalighah, ustadz, ustadzah, mahasiswa/i yang merupakan warga DKI Jakarta. Peserta wajib membawa laptop atau notebook dengan modem. Bagi yang berminat dan untuk mengetahui syarat dan prosedur kepesertaan lainnya dapat menghubungi 082124348581, 083878199879. Bagi yang ingin bekerjasama dengan JIC untuk mengadakan Diklat Jurnalistik Islami untuk Media Online di tempatnya dapat menghubungi 081314165949. Pada kesempatan ini juga Keluarga Besar JIC mengucapkan Dirgahayu Republika Online (ROL), Selamat HUT ke-18 semoga tetap jaya, terus berkembang menjadi yang terbaik dan diridhai oleh Allah SWT. Amin. ***
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Kepala Seksi Pengkajian JIC