MENGINGAT-INGAT KASIH SAYANG RASULULLAH SAW

0
243
mengingat-ingat-kasih-sayang-rasulullah-saw

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”

[Surat At-Taubah: 128]

JIC– Allah swt memberitahukan anugerah-Nya kepada orang-orang beriman, pengutusan seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu dari jenis mereka dan satu bahasa dengan mereka. Sebagaimana do’a ayahanda Ibrahim as,

{ رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُزَكِّیهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ }

“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Surat Al-Baqarah: 129].

Saat kedua kalinya hijrah kedua ke Habasyah yang diikuti dan dipimpin Ja’far bin Abi Thalib dengan membawa 83 anggota rombongan, dan ketika mendapatkan kesempatan bertemu dan kesempatan bicara kepada raja Najasyi, ia menjelaskan tentang Rasul Allah yang diyakininya benar. Sesunggguhnya Allah swt telah mengutus seorang Rasul ke tengah-tengah kami dari kalangan kami sendiri, yang kami mengetahui nasab, sifat, tempat masuk, tempat keluar, kejujuran dan amanahnya.

Rasulullah saw sangat berat menyaksikan penderitaan dan kesusahan yang menimpa umatnya. Ia berkeinginan keras untuk memberikan petunjuk dan menghasilkan manfaat duniawi dan ukhrawi kepada mereka.

Allah swt menggunakan kata dari kaummu sendiri, bentuk ungkapan lebih sensitif, lebih dalam hubungannya, dan menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dalam hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif.

Dalam surat Al Fath, digambarkan juga bentuk kasih sayang Rasulullah saw dan sifat-sifat mulia yang dimiliki para sahabatnya dari kalangan Muhajirin dan Ansar:

{ مُّحَمَّدࣱ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِینَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّاۤءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَیۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعࣰا سُجَّدࣰا یَبۡتَغُونَ فَضۡلࣰا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَ ٰ⁠نࣰاۖ سِیمَاهُمۡ فِی وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ مَثَلُهُمۡ فِی ٱلتَّوۡرَىٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِی ٱلۡإِنجِیلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ یُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِیَغِیظَ بِهِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنۡهُم مَّغۡفِرَةࣰ وَأَجۡرًا عَظِیمَۢا }

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar” [Surat Al-Fath: 29]

Rasulullah saw mengajak berjihad dan menanggung kesulitan sebagai bentuk kasih sayang dan menghindarkan mereka dari kehinaan, kelemahan, dosa dan kesalahan. Juga keinginan keras beliau agar orang-orang beriman mendapatkan kemuliaan membawa dakwah, mendapatkan keridhaan Allah swt, dan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.

Cinta Rasulullah saw bermakna kecenderungan hati seorang Muslim kepada Rasulullah melebihi kecintaannya pada diri sendiri, anak, orangtua dan semua manusia. Mencintai Rasulullah saw hukumnya wajib, sebagaimana dimuat di surat Ali Imran ayat 31, At-Taubah ayat 24, Al-Ahzab ayat 6, serta cabang iman ke 14, yaitu beriman terhadap kewajiban mencintai Rasulullah saw.

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda,

لا یٶمن أحدکم حتی أکون أحب إلیه من والده وولده والناس أجمعین

Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anaknya, dan seluruh manusia

(HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat cinta ada lima; Selalu mengingatnya, menyebut-nyebutnya, selalu ingin dekat, mengerjakan apa yang disukainya, dan siap berkorban.

Maka cinta kepada Rasulullah saw bermakna;

(1) Selalu mengingat napak tilas perjuangan Rasulullah saw, di antaranya dalam bentuk hikmah Maulid Nabi saw, membaca literatur sirah Rasulullah saw, berqudwah kepada akhlaknya
(2) Selalu menyebut Rasulullah saw dalam bentuk salawat kepadanya setiap hari minimal 10 kali
(3) Selalu ingin dekat dengannya; Beribadah haji, umrah, dan ziarah ke makamnya
(4) Melakukan apa yang disukai Rasulullah saw; Bersikap baik dan hangat kepada sesama Mukmin, bersikap tegas kepada kaum kafir, banyak ruku’ dan sujud kepada Allah swt, sebagai dampak dari banyak ruku’ dan sujud maka menampilkan wajah yang bersinar karena batin mereka bersinar disebabkan salat, berseri, cerah, ramah dan santun kepada sesama Mukmin
(5) Siap meneruskan risalah dakwah Rasulullah saw; menjaga perjalanan dakwah yang sesuai dengan keinginan Allah swt dan Rasul-Nya, menjadi duta-duta dakwah, duta-duta kebaikan dan kebenaran in syaa Allah

Buah dari mencintai Rasulullah saw;
(1) Merasakan manisnya iman dan lezatnya taat
(2) Membersamai Rasulullah saw di surga

Begitu besarnya kasih sayang Rasulullah saw kepada umatnya; Sangat menyukai kebaikan bagi umatnya, berusaha keras mendakwahkan mereka, bersungguh-sungguh menuntun kepada hidayah iman, membenci keburukan yang menimpa mereka, dan berusaha keras menjauhkannya. Sangat belas kasih, dan sayang kepada orang-orang beriman, melebihi ayah ibu mereka. Maka wajib bagi kita mendahulukan haknya di atas hak makhluk yang lain. Wajib atas umat ini beriman kepadanya, menghormatinya, menghargai dan mendukungnya.

Semoga Allah ta’ala mudahkan kita untuk selalu mengingat perikehidupan dan perjuangan dakwah Rasulullah saw, serta menjadikannya teladan dalam seluruh relung nafas aktifitas kita. Aamiin

*Tulisan diatas adalah materi dari Ayat-ayat pendidikan bagian ke-29 yang ditulis oleh, Ustadz Arief Rahman Hakim, M.Ag. Kepala Sub Divisi Pendidikan dan Pelatihan PPIJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here