Meningkatkan Kualitas Hidup Dengan Belajar Dari Sifat Allah

0
218

Diajarkan dalam tradisi keilmuan Islam bahwa nama dan atribut milik Allah tidak terbatas jumlahnya, jauh lebih banyak dari nama yang bisa dihitung oleh manusia. Ada ajaran Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa Allah memiliki 99 nama, barang siapa yang menghafalkan, menyebutkan, dan memahaminya akan masuk surga.

Diajarkan dalam tradisi keilmuan Islam bahwa nama dan atribut milik Allah tidak terbatas jumlahnya, jauh lebih banyak dari nama yang bisa dihitung oleh manusia.

Ada ajaran Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa Allah memiliki 99 nama, barang siapa yang menghafalkan, menyebutkan, dan memahaminya akan masuk surga. Tradisi ini direkam oleh Imam Muslim. Namun, tidak ada tradisi yang merinci kesembilan puluh sembilan nama itu.

Allah memang menggambarkan Diri-Nya dengan nama-nama paling indah, yang disebut dengan Asmaul Husna dalam empat ayat Al-Qur’an (al-A‘raf, 7:180; al-Isra’, 17:110; Ta Ha, 20:8; and al-Hashr, 59:24).

Realitanya, nama dan atribut paling indah milik Allah membentuk standar  dan perbuatan yang terpuji.

Semua ini sesuai dengan ajaran Nabi, “Karakter paling indah adalah perilaku Allah yang Maha Besar (husn al-khuluq khuluq Allah al-a‘zam)”, yang direkam oleh Tabarani, al-Mu‘jam al-Kabir.

Sebagai ilustrasi sederhana dari prinsip penting ini adalah kisah berikut ini.

Suatu ketika, Nabi mengatakan pada sahabatnya, “Jika ada orang yang memiliki bahkan setitik kesombongan dalam dirinya, dia tidak akan masuk surga.”

Salah satu sahabat bertanya, “Wahai Utusan Allah! Seorang pria suka mengenakan pakaian dan sepatu yang bagus. Apa itu kesombongan?”

Nabi mengatakan, “Sesungguhnya, Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan dan Dia ingin rahmat-Nya pada para hambanya diperlihatkan.”

Banyak ayat Al-Qur’an dan ajaran Nabi yang menekankan kecintaan Allah pada keindahan, perbuatan yang elok, dan hal-hal baik.

Seperti misalnya, dinyatakan bahwa Allah telah memperindah kaki langit dengan cahaya (67:5), bahwa Allah telah menempatkan semua isi bumi sebagai benda hiasan untuk menguji manusia (18:7), bahwa kekayaan dan anak adalah hiasan kehidupan dunia (18:46), bahwa Allah telah memberikan pakaian pada anak-anak Adam untuk menutupi kemaluan mereka serta menjadi hiasan atau kenyamanan hidup bagi mereka, bahwa manusia harus selalu memakai pakaian terindah mereka, bahwa sementara mereka perlu makan dan minum, mereka tidak boleh membuang sisanya, karena Allah tidak suka orang yang suka membuang-buang.

Selain itu, ada ajaran serupa lainnya dari Nabi, seperti misalnya, “Allah itu indah, Dia mencintai keindahan. Dia pemurah dan menyukai kedermawanan. Dia menyukai kebersihan dan kerapian.” (rin/ts/suaramedia) www.suaramedia.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here